26. Seseorang

438 58 4
                                    

Zee tertawa, tapi terdengar sedikit kepelikan.

"Kamu? Jadi top? Maksudnya? Kan, yang futa aku."

"Terus?"

***

"Mau bahas apa bro? Serius amat nih keknya." Ujar Olla yang kemudian duduk di meja yang sama dengan Zee dan sedikit melempar kunci motornya.

Semua sudah berkumpul di sana, dan pada akhirnya Amanda tetap datang. Hanya saja ia sedang sibuk dengan ponselnya.

"Kita temen?"

Pertanyaan itu membuat mereka terdiam. Mereka saling menoleh satu sama lain.

"Sehat, ji?" Semua terkecuali Zee tertawa mendengar timbalan Sisca yang disusuli gerakan tangan yang menempel pada dahinya.

"What's wrong with you, bro? You're so fucking freak now!" Telapak tangan Jessi kini yang menepuk bahu Azizi.

Zee menepis tangan Jessi yang sok dekat dengannya. "Gausah sok Inggris deh, bangsat."

"Jadi?" Olla memasang ekspresi angkuh dan tangannya terlipat.

"Gua keluar." Zee berdiri, mengambil kembali dompetnya yang sempat ditaruh di atas meja.

"Hah?"

Kejadian itu berlangsung begitu cepat. Amanda langsung menyambar. Ia menarik genggaman tangannya.

"Begitu lo masuk, lo nggak bisa keluar kecuali mati."

Zee terbelenggu.

"Siapa yang mati? Gua, apa lo?" Zee berseringai. Seolah mengancam mereka. Ini bukan Zee yang biasa.

"Serem banget bahasnya mati-matian."

Ikan ini berhasil dipancing tanpa umpan. Gumam Zee. Yang sudah mencari dan menaruh dendam kesumat padanya, Veranda. Tapi, wajah biasanya berubah ketika melihat seseorang di belakang Ve. Termasuk mimik teman-teman se 'geng' nya.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang