25. Kalau kalah apa?

1.3K 87 10
                                    

Menurut cerita Christy, Shani dan Gracia sedang bertengkar hebat. Hingga Shani terus mengurung diri di kamar dan tidak membiarkan Gracia masuk. Berdasarkan saksi Christy, Gracia semalaman menunggu di depan kamar, bolak-balik dapur dan memikirkan apa yang dapat meluluhkan hati istrinya. Karena sangat jarang bagi Shani untuk meninggikan egonya, kali ini merasa dirinya lebih benar dari Gracia dan sangat tidak setuju dengan pendapatnya. Untungnya, Gracia dapat menurunkan egonya dan mencoba terus merayu Shani sepanjang malam. Hanya saat malam.

Pagi tadi mereka berdua bertengkar. Yang biasanya Christy terbangun karena suara alarm atau dibangunkan kakaknya, kini terbangun karena adu mulut dari kedua orang tuanya. Vas bunga berisi mawar merah segar di ruang tamu pun pecah. Entah apa yang terjadi, tapi saat ini yang jelas kedua orang tuanya itu sedang bertengkar. Dan ia berasumsi pertengkaran kali ini bukan seperti pertengkaran terakhir kali, saat Gracia mengumpat pada Zee. Ini jauh lebih hebat.

***

"Toy... Masih sempet nggak ya kalo zoya minta maaf...?"

"Kemaren papa terus nyalahin dirinya sendiri, mama denial terus. Tapi pas mama ngeluarin pendapat, papa yang denial nggak mau nurut. Menurut kakak sendiri gimana? Kalo menurut aku, papa bisa maafin kakak. Tapi kalo mama, perlu dibuktiin pake tindakan."

***

Rencana Zee berubah. Ia sendiri tidak begitu pandai dalam mengatur strategi, ia justru paling bodoh. Seperti saat bermain catur, ia tidak pernah menang sama sekali. Maka dari itu ia memiliki banyak rencana cadangan yang belum tentu efisien.

Azizi Shafa
Kumpul, gua mau bahas sesuatu

Sisca Saras
Kafe mang Ara?

Azizi Shafa
Yoi

Amanda Puspita
Gue gabisa

***

Private chat

Azizi Shafa
Ikut lo

Amanda Puspita
Mau belajar, besok ujian

Azizi Shafa
Bacot, sejak kapan lo belajar buat ujian? Jangan kabur ya anjing, kalo kabur juga percuma, gue kejar sampe ketangkep

Amanda Puspita
Lo ngajak berantem? Mau di mana? Jangan semena mena sama ketua, Zee

Azizi Shafa
Najis, gelar doang ketua

***

Gue perlu nomor Veranda... Gue minta ke siapa?

Sementara itu, ada perempuan di sebelahnya yang sedang mendusel dan menciumi pipinya.

"Serius banget sih, mikirin apa sayang? Gausah buru-buru. Yang penting hati-hati." Ujar Adel pada kekasih tercintanya.

"Aku pusing." Zee menatap Adel di sebelahnya.

"Aku obatnya." Zee tersenyum, lalu langsung mendekat pada wajahnya, dan mengecup bibirnya singkat.

"Kok cuma sekilas? Emang udah sembuh?" Ucap Adel seolah menantang.

"Mau sejam juga kalo di bibir doang nggak akan ada efeknya." Adel mengangkat alisnya.

"Teruusss?? Sayangku ini maunya apa?" Goda Adel.

"Mau kamu."

Adel hanya terkikik, lalu membisikkan sesuatu.

"Kalo kamu berhasil, aku kasih hadiah. Kalo kamu kalah, kamu harus ngebiarin aku jadi top."

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang