17. Luluh

1.6K 121 11
                                    

"Wah, bocah anjing." Amanda yang sebelumnya hanya duduk manis sembari meneguk mirasnya segera beranjak dari kursi begitu mendengar umpatan Ve terhadap Zee.

Belum sempat Amanda menghampiri mereka dan melerainya, sebuah tonjokan sudah terlanjur mendarat di pipi kiri Zee.

BUGH BUGH BUGH

PLAK

Kekerasan yang terjadi di kafe itu benar-benar tidak dipedulikan oleh customer lain. Mereka sempat melirik, tapi tidak sampai mengerumuni apalagi melerainya. Terutama saat mengetahui orang yang menganiaya Zee adalah Jessica Veranda, yang sudah terkenal sangat sepuh bagi beberapa orang.

Teman-temannya pun tidak melerai mereka, meskipun mereka cukup khawatir dengan keadaan Zee. Amanda kembali duduk dan lanjut minum seolah tidak peduli dan tidak ada yang terjadi.

***

Zee babak belur. Ujung bibirnya berdarah dan memar berwarna ungu. Perut dan kaki tulang keringnya kesakitan karena ditendang. Pipinya juga merah dan banyak anggota tubuh lainnya yang lecet.

Veranda segera meninggalkan lokasi begitu selesai menyelesaikan dendamnya.

***

"Ah bangsat!! Masa gue kalah dari emak-emak gitu?" Zee menendang kursi di depannya dengan keras.

“Azizi.”

“Apa Man? Lo mau hukum gue? Silahkan. Bunuh aja sekalian.”

Sisca, Olla, dan yang lainnya tentu saja sangat terkejut dengan perkataannya. Tapi alih-alih menampar, memukul, dan melakukan kekerasan lainnya pada Zee, Amanda justru memeluk dirinya dengan seerat-eratnya.

“Psst, keluar.” Ucap Flora dengan pelan, sembari melakukan isyarat dengan ibu jarinya mengarah ke pintu keluar sebagai kode.

Mereka pergi, kini di meja tersebut tersisa Zee yang sedang dipeluk erat oleh Amanda.

“Maaf.” Amanda mengeluarkan satu kata dari mulutnya. Hanya satu kata, tapi bisa membuat Zee tersentuh. Ia mulai membalas pelukan Amanda tanpa ragu.

Tanpa disadari bahu kaus putih lengan pendek yang sedang dikenakan Zee mulai basah. Zee menyadarinya dan mengelus pelan kepala Amanda.

“I have a crush on you.”

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang