2. Satu foto

3.2K 191 4
                                    

"Ma, Pa! Adek udah nemu orang yang adek suka loh!"

Suara dentingan sendok dan piring, dengan suasana santai dan ruang makan yang dipenuhi dengan empat orang yang sedang menyantap makan malamnya. Tiba-tiba saja gadis berumur 15 tahun itu memulai pembicaraan.

"Oh, ya? Siapa namanya?" Tanya Shania Gracia, papanya.

"Em... Reva Fidela Adel Pan... Aduh, namanya panjang! Marganya juga susah, tapi dia ketua osis di sekolah aku Ma." Jelas gadis itu. Zee yang mendengarnya langsung tersedak dan mengambil air.

"Apa?" Tanya Zee memastikan apa yang ia dengar.

"Iya, Reva Fidela Adel-"

"Pantjoro. Jangan bilang kamu suka sama Adel karena tadi dipeluk sama dia...?"

"Hehe... Galak-galak gitu juga lucu tau, kak! Mumpung udah terkenal di tweet sekolah, pepet aja sekalian!"

Haduh, Adel... Lo tuh terlalu cakep, apa gua bilang? Lo kalo lagi marah-marah tuh bukannya nyeremin malah gemesin. Gak akan gua biarin lo dapetin hati cewek gua, Christy. Batin Zee.

"Adel ketos, nggak mungkin mau pacaran." Jelas Zee dengan nada yang diusahakan sesantai mungkin seolah tidak peduli lalu melanjutkan makan malamnya.

"Ih, kak! Kakak nggak tahu ya pesona kak Adel kayak gimana? Adek bakal buktiin, adek bakal berhasil naklukkin hati kak Adel!" Jelas Christy dengan bersemangat dan penuh ambisi, sampai-sampai mengangkat garpu yang menusuk daging.

"Bagus, tuh! Zee, harusnya kamu ikutin, tuh! Hidup itu perlu ambisi!" Ujar mamanya, Shani Indira.

"Shani." Gracia terdiam dan menatap makanannya sendiri sembari memanggil istrinya.

"Eh, ya...?" Tanya Shani kebingungan, jelas ada yang salah, menurutnya.

Gracia tidak menjawab, hanya tersenyum. Lalu beralih senyum pada Zee, seolah ingin mengatakan, 'Papa tahu kok'.

***

Gue harus bisa dapetin foto itu.

Seorang gadis dengan niat buruk yang berjalan tergesa-gesa di lorong sembari menggenggam ponselnya di atas dada. Kemudian ia menubruk seseorang. Orang itu mengerang terkejut karena tertindih.

"Hati-hati dong, gak usah main handphone sambil jalan! Punya mata nggak sih?" Orang itu adalah Adel. Ia menceramahi gadis yang menubruknya dengan nada tegas.

"Iya kak, maaf ya kak." Gadis itu segera pergi begitu berdiri tanpa membantu Adel untuk bangun kembali.

Adek kelas? Gak punya adab banget. Untung mukanya inget, mampus lo gua tandain! Batin Adel yang sangat kesal dengan tindakan adik kelasnya.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang