bantuan

1.6K 144 11
                                    

happy reading!





junghwan kini hanya bisa mendengus kesal pada jeongwoo ─calon suaminya yang sedari tadi memeluk dirinya erat sekali, bagaimana tidak, pria itu tadi mengirimkan pesan bahwa ia membutuhkan bantuan. junghwan pikir, bantuan yang dimaksud jeongwoo adalah membantunya dalam urusan pekerjaan.

maka, junghwan segera bergegas ke kantor jeongwoo. tapi ternyata, dugaannya salah besar. bantuan yang dimaksud jeongwoo adalah untuk memeluknya. pria itu bilang bahwa dirinya sedang lelah, butuh sesuatu agar energinya kembali terisi.

dan ya, disinilah junghwan. duduk di pangkuan yang lebih tua dengan posisi berhadap-hadapan, "aku dateng kesini, kan, buat bantu mas" ujar junghwan.

jeongwoo semakin mengeratkan pelukannya, tangannya kini bertengger apik di pinggang milik junghwan. "ini kamu udah bantu mas, bantu mas biar energinya penuh lagi" jeongwoo mendusalkan wajahnya pada dada junghwan.

junghwan tak bisa apa-apa saat ini, tangannya bergerak untuk mengelus lembut surai jeongwoo. "aku udah janji sama papi besok, mau bantuin papa. kamu besok dirumah, kan?" junghwan bertanya.

sosok dominan itu mendongak, menatap si manis. raut wajahnya bertanya-tanya, "janji apa? besok aku dirumah, kok"

junghwan tersenyum, "bikin brownies cokelat! aku nggak sabar deh, mas mau coba, kan?"

jeongwoo mengangguk, "iya, mas coba nanti. besok perlu mas jemput nggak, sayang?" pipi junghwan bersemu merah, ia masih belum terbiasa dipanggil sayang oleh jeongwoo.

banyak sekali panggilan sayang dari jeongwoo yang junghwan terima, entah darimana pria itu mendapatkannya tapi junghwan merasa bahwa itu tak baik untuk jantungnya.



sayang, cintaku, sunshine ─ah masih banyak lagi.




"lucu banget kenapa, sih?" jeongwoo kepalang gemas, ia mengecupi setiap inci wajah junghwan dengan lembut. "jangan dicium semua, mas! nanti luntur makeup aku!"

jeongwoo mengerutkan keningnya, "loh, kamu makeup, sayang?"



junghwan mengangguk kecil, tersenyum malu. "iya, tapi tipis aja hehe, makanya nggak begitu keliatan"


"cantik, kok. manisnya masih keliatan, lucunya juga, gemes banget hari ini" satu hal yang junghwan ketahui setelah bertunangan dengan jeongwoo, pria itu suka sekali memuji dirinya.



secara langsung maupun secara tak langsung, jeongwoo akan selalu memuji dirinya.




secara langsung maupun secara tak langsung, jeongwoo akan selalu memuji dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




besoknya, junghwan sudah sampai dirumah jeongwoo, asahi berdecak kesal karena sang putra yang tak mau jauh-jauh dari junghwan. lihatlah bagaimana jeongwoo memeluk junghwan dari belakang kala junghwan tengah memecahkan beberapa telur kedalam wadah.

"jangan cium cium pipi aku!" kesal junghwan, pasalnya pria yang kini tengah memeluknya beberapa kali mencari celah agar bisa mengecup pipi gembil milik junghwan.

"pipinya kayak bakpao, bulet banget, ini pasti kalo lagi mam disimpen disini semua" jeongwoo menusuk pipi junghwan dengan hari telunjuknya, "aku bukan hamster"

kala junghwan ingin mengambil bahan-bahan yang mengharuskan dirinya untuk berjalan, maka jeongwoo juga mengikutinya. "mas, sana dulu. aku susah, katanya mau cobain brownies cokelatnya"


junghwan membalikkan badannya, menghadap jeongwoo. bibirnya merenggut kesal dan menatap jeongwoo dengan tatapan kesal, "mas mau sama kamu, nggak boleh ya, sayang?"



junghwan berdecak, "bukan begitu! papi, liat mas jeongwoo"




asahi lalu menggeret jeongwoo agar menjauh dari junghwan, "jangan dong, woo. sana sama papa, kasian papa nggak ditemenin"


"loh, emangnya salah kalo aku mau liat belahan jiwaku lagi bikin brownies?"



lalu asahi mulai mengambil loyang berbentuk persegi panjang yang akan digunakan untuk brownies, "papi hitung, satu─"


jeongwoo gelagapan, "iya, aku kedepan! dadah belahan jiwaku, mas tunggu didepan" katanya sebelum jeongwoo pergi dari dapur.


asahi menggelengkan kepalanya pelan, "mas mu itu ya, ju, pusing papi liatnya..."




"emang suka kayak begitu, pi"




beberapa waktu berlalu, kini brownies cokelat itu telah matang. junghwan mulai mengeluarkan brownies tersebut dari loyang, "keliatannya enak banget, pi!" asahi tersenyum.


"pasti dong, kamu yang buat itu, pasti enak"



junghwan terkikik geli, lalu memotong-motong brownies tersebut dan dipindahkan ke piring yang sudah disiapkan. junghwan membawanya ke ruang keluarga, disana sudah ada jaehyuk dan jeongwoo yang sudah menunggu.


"mas, udah jadi!" jeongwoo menoleh, mendapati kesayangannya yang membawa sepiring makanan kesukaannya.


diikuti asahi dibelakang, pria manis itu duduk disebelah jaehyuk. sedangkan junghwan duduk di sebelah jeongwoo, "ih pinternya, sayangku. enak banget itu kayaknya, mas harus coba" jeongwoo mengambik sepotong brownies dan memakannya dengan nikmat, menciptakan senyum merekah di bibir junghwan.


"papa, ayo cobain, buatan calon mantu itu" jaehyuk mengangguk, mengambil sepotong dan memakannya seperti jeongwoo.


"enak banget, mau papa buatin toko brownies?" tanya jaehyuk, junghwan lantas menggeleng. "nggak usah, nanti toko bubu siapa yang urus kalo bukan aku?"


"kerennya, sayangku. mau bantu bubu, ini pantesnya emang harus disayang sayang. aduh, mas mau sayang sayang kamu"

pipi junghwan memerah hingga ke telinganya, "udah, ah! malu banget, masih ada papa sama papi"


jeongwoo hanya tersenyum, "nggak apa-apa, papa sama papi juga suka begitu"

asahi memukul paha jeongwoo, pria manis itu mendengus sebal dengan tingkah sang putra. bisa tidak, jika asahi ingin mengganti sang anak menjadi junghwan saja?







end?

─────────── ★
HI! aku ngerasa ini kayak bukan narasi buatan aku, soalnya ngerasa ada yang beda. kalian mau end sampe sini aja atau tambah bonus juga??

kalo iya, mau bonus chapter apa dari aku??

bye, see you in next chapter! <3

rental ; woohwan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang