keluarga kecil

2.6K 197 3
                                        

happy reading! (bonus)

cw // mpreg , mention of pregnant.





waktu menunjukkan pukul delapan pagi, suara derap langkah mengalihkan fokus junghwan yang tengah memejamkan matanya. mendapati jeongwoo yang kini tengah berdiri di dekat pintu, junghwan tersenyum tipis. netranya sendu, tangannya bergerak lemah, menyuruh jeongwoo untuk mendekat. lantas jeongwoo mendekat, bergerak membelai wajah si manis yang terlihat pucat. mengambil tangan junghwan yang terasa dingin dan mengecupnya.



raut wajah sang dominan terlihat khawatir, "kamu butuh sesuatu?" junghwan menggeleng pelan, "aku mau minta maaf─"




jeongwoo hanya tersenyum, "jangan minta maaf, nggak ada yang salah. nggak ada yang tau takdir, asalkan kamu dan adek bayi sehat itu udah lebih dari cukup buat aku.." punggung tangan junghwan dikecup berkali-kali lalu diusap pelan, "harusnya aku yang minta maaf, aku ninggalin kamu. harusnya aku nggak pergi ke luar kota, pesawat delay dan akhirnya nggak bisa nemenin kamu"




junghwan mengangguk paham, kejadian ini memang diluar kendali. entahlah, ia pikir, mungkin bayi mereka memang tak sabar untuk bertemu kedua orangtuanya. beruntungnya disaat kejadian itu ada jaehyuk dan haruto yang langsung membawanya ke rumah sakit.


"kayaknya adek bayi mau cepet-cepet ketemu yayah sama bibunya" junghwan terkekeh kecil.




jeongwoo melirik pada sebuah ranjang bayi di sebelahnya, bayinya lahir tidak pada tanggal yang ditentukan. bayi mungil kemerahan itu sudah bersih dan memakai pakaian hangat. menyesal karena seharusnya ia menemani junghwan disaat seperti ini.





bayinya mungil sekali, tengah tertidur lelap tanpa terusik sedikit pun. "mas nggak mau gendong, adek bayi belum dikasih nama" celetuk junghwan.





"kecil banget, sayang.. mas nggak berani, tenaga mas gede, nanti adek bayi─" junghwan memegang tangan jeongwoo, mengusapnya perlahan mencoba meyakinkan jeongwoo.




"nggak apa-apa, mas. adek bayi nggak bakal kenapa-kenapa kalo sama yayahnya.." jeongwoo akhirnya menuruti ucapan junghwan, berusaha menggendong si kecil dengan hati-hati.




jeongwoo memang sudah diberitahu asahi bagaimana cara menggendong bayi dengan benar, selama kehamilan junghwan, pria itu tak luput untuk belajar menjadi orang tua yang baik untuk anaknya. saat posisinya sudah nyaman, jeongwoo menatap bayi mungil itu. perasaannya campur aduk.



saat si bayi menggeliat, ia mencoba untuk menimangnya. suara merdu mengalun, sesekali menepuk-nepuk pelan bokong si bayi. ia akhirnya duduk di sofa dalam ruangan itu, memperhatikan setiap inci wajah si kecil. hidungnya bangir dan bibirnya tipis serta pipinya yang gembil.



"minju.. ini yayah, yoon minju putri kecilnya yayah" suaranya bergetar, berusaha menahan tangisannya. baru kali ini jeongwoo dibuat campur aduk, senang dan terharu karena akhirnya keluarga kecil mereka sudah lengkap.



junghwan hanya melihat dengan diam, membiarkan jeongwoo yang menggendong putrinya sambil menahan tangisannya. si manis memalingkan wajahnya, menjadi sedih kala jeongwoo berucap demikian.



"minju, maafin yayah, ya. yayah nggak bisa nemenin bibu waktu kamu lahir..." sedangkan minju, si bayi hanya bisa terlelap di dekapan jeongwoo. sesekali minju menggeliat mencari rasa nyaman, "yayah sayang minju" kalimat itu diakhiri dengan kecupan yang jeongwoo berikan di pipi minju.



lalu kembali berdiri, menaruh minju kecil di ranjang bayi. kemudian tersenyum kearah junghwan yang sedari tadi hanya diam, perlahan membungkuk untuk membubuhkan kecupan pada kening junghwan. "makasih, sayang. makasih udah berjuang buat minju, udah jadi pendamping dan bibu yang hebat buat aku sama minju. maafin aku juga, aku sayang kamu" dengan gerakan agak lemah, junghwan memeluk leher jeongwoo.



rental ; woohwan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang