happy reading
“ju, lo nggak mau cari pekerjaan gitu?” tanya ni-ki, kini keduanya lagi berada di sebuah toko kue milik bubunya junghwan. junghwan hari ini —terpaksa— diajak bubunya ke toko kue miliknya biar tidak jenuh dirumah. tapi tak sengaja bertemu dengan ni-ki yang ingin membeli kue untuk ibunya dirumah.
junghwan menelungkupkan wajahnya diantara lengannya, ia menggeleng. “ada nggak sih cara supaya tiba-tiba jadi kaya raya tapi nggak kerja?” ni-ki pun mengangguk sebagai jawaban, “ada kok, ngepet kalo mau”
junghwan mendelik tajam kearah sang sahabat, rasanya mau junghwan lempar aja kepalanya pakai vas bunga kecil yang ada di tengah-tengah meja. ngeselin.
“gue lempar ya lo pake vas ini” junghwan ancang-ancang ingin mengambil vas itu dan ni-ki buru-buru menghentikannya.
“bercanda elah, ju. ya ada aja sih, tapi gue nggak yakin”
“apaan emangnya?”
ni-ki mengedarkan pandangannya, jaga-jaga agar junkyu tidak datang ke meja mereka. sebenarnya juga bukan hal-hal yang gimana, tapi ni-ki tau persis gimana bubunya junghwan itu kayak gimana. junkyu tipe orangtua yang sedikit protektif tentang anaknya, sama halnya dengan haruto.
ni-ki takut di cap sebagai pembawa hal buruk buat junghwan, padahal nyatanya junkyu nggak sejahat itu kok.
“kenalan gue ada yang kerja jadi pacar sewaan, eh tapi ya nggak harus jadi pacar juga sih. dia bisa jadi apa aja, tergantung si customer ini minta apa. cuma pura-pura aja, tapi dia bisa dapet uang” junghwan menunjukkan ekspresi wajah yang aneh kepada ni-ki, seakan-akan tak percaya akan perkataan si pemuda keturunan jepang tersebut.
“biasa aja kali liatnya, ini beneran, gue mana mungkin bohong” jujur junghwan walaupun udah bersahabat dengan ni-ki dari kecil, tapi masih ada rasa nggak percaya walaupun secuil.
junghwan mengubah raut wajahnya menjadi seperti biasa, “kok bisa?”
“ya bisa, buktinya tadi yang gue ceritain. tapi lo jangan macem macem deh, ayah lo kan galak, ju. apalagi nanti ketemu orang asing, takutnya lo diapa-apain”
junghwan mengangguk, “tenang elah, gue nggak bakal macem macem kok” junghwan menyeruput minuman yang ada di depannya, minuman yang disiapkan junkyu untuk dirinya dan juga ni-ki.
tapi, omong-omong, junghwan jadi tertarik dengan pekerjaan itu. cukup berpura-pura lalu mendapatkan uang, terlihat seperti pekerjaan yang mudah bukan?
“apa nama pekerjaannya, dia dapet customernya gimana?”
“gue kurang tau sih apa namanya, tapi katanya dia dapet di twitter, jadi kayak promosiin gitu loh…” junghwan lagi-lagi mengangguk, ia jadi tergiur dengan pekerjaan seperti itu. “tapi katanya lagi, nggak boleh ada perasaan satu sama lain” lanjut ni-ki.
cukup menarik.
junghwan akan memikirkan itu kembali, jangan terlalu gegabah.
“keatas abis itu mandi ya, sayang. bubu mau masak dulu, ayah bentar lagi pulang” junkyu mengusak surai milik junghwan dengan lembut menimbulkan kekehan dari sang pemilik, junghwan segera ke lantai dua dengan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.selama perjalanan menuju rumah yang memakan waktu sekitar tiga puluh menit lamanya akibat macet, junghwan memikirkan perkataan ni-ki saat di toko kue tadi. ia ingin seperti kenalannya ni-ki yang bisa menghasilkan uang walaupun hanya berpura-pura saja.
namanya manusia, pasti akan melakukan apapun untuk mendapatkan uang bukan?
ah sudahlah, junghwan menaruh ponselnya diatas meja miliknya. mengambil beberapa pakaian untuk ia pakai setelah mandi dan bergegas untuk masuk ke kamar mandi sebelum bubunya mengomeli dirinya.
sekitar dua puluh menit junghwan keluar dari kamar mandi dengan wangi vanila yang cukup menguar, ia mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. tapi tak lama panggilan bubunya terdengar oleh junghwan, menyuruhnya untuk turun dan makan.
sesampainya di ruang makan, junghwan dengan tiba-tiba mengecup pipi kanan sang ayah lalu membantu junkyu membawakan beberapa piring berisikan makanan keatas meja.
haruto tersenyum saat junghwan duduk di kursi yang berada di depannya, “tadi gimana ke toko kue sama bubu, seneng nggak, sayang?” junghwan mengangguk. “seneng kok, yah.
tadi ketemu ni-ki juga” kegiatan dilanjut dengan makan bersama tanpa adanya suara.
setelah makan bersama, junghwan izin pergi ke kamar duluan. katanya sih mau tidur cepet, nyatanya dia cuma pantengin ponsel miliknya sedari tadi.
“apa gue coba aja, ya? lumayan tuh, ayah juga kan masih ngasih uang jajan juga, jadi bisalah gue tabung” ujar junghwan, jarinya sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya. tak berselang lama, putra tunggal kesayangan pasanga haruto dan junkyu itu menampilkan senyum lebarnya.
“tinggal di tweet, udah deh, semoga dapet costumer yang nggak pelit, dewasa, ganteng, wangi, badannya kayak akpol dan kaya raya”
junghwan, ini kamu niatnya cari customer atau cari jodoh? kok detail banget?
kira-kira begitu isi cuitan milik junghwan tadi yang ia tweet, tenang, junghwan punya beberapa akun jadinya teman-temannya termasuk ni-ki nggak bakal tau kalau junghwan tertarik sama pekerjaan tersebut. semoga aja ya, ju…
“gue tinggal deh, siapa tau rame ya kan haha. bibitnya watanabe emang nggak pernah gagal, junghwan pinter banget sih lo” ujarnya membanggakan dirinya sendiri, sebenarnya itu bukan hal yang patut diapresiasi sih. tapi ya sudah, biarkan saja.
─────────── ★
halo, akhirnya aku update untuk chapter awal hehe. sebenernya sebelum aku ketik narasinya, jujur aku ragu wkwk. ngga tau kenapa, kayak takut pada ngga suka. tolong maklumi ya kalo aku suka lama updatenya karena bikin narasi itu susah apalagi aku udah agak lama ngga ngetik lagi. jadi tolong maklumi (lagi) kalo ada kata-kata yang sekiranya menurut kalian aneh.see you in next chapter, bye! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
rental ; woohwan
Romansaini semua berawal ketika satu ide terlintas di kepala junghwan, ide yang tak sengaja membuat dirinya jatuh kedalam pesona jeongwoo. lelaki berparas tampan dengan segudang pesona yang mampu memikat siapa saja, termasuk junghwan. bxb. mpreg. harsh wor...