BADLAND HUNTERS [MINWON FF]

PROLOGUE

Di tengah pemandangan dystopian setelah gempa bumi yang menghancurkan Seoul, Mingyu, seorang pemburu berusia 28 tahun yang tak kenal takut, berdiri sebagai kekuatan tak tergoyahkan di tanah tandus yang muncul dari reruntuhan kota. Reputasinya bergema di jalan-jalan hancur-seorang pria yang tidak takut pada apapun, menghadapi bahaya dengan mudah, dan menyaksikan sudut-sudut tergelap dari dunia yang baru.

Geng Mingyu adalah kelompok yang erat, para penyintas yang terikat oleh perjuangan bersama untuk bertahan hidup di realitas yang keras ini. Gempa bumi telah memecah belah masyarakat, meninggalkan sebuah kisah tanpa hukum. Di lanskap ini, loyalitas adalah mata uang langka, dan ikatan yang terjalin dalam kiln kehidupan yang keras tidak terputus.

Suatu hari yang menentukan, bisikan penculikan menyebar di antara sisa-sisa komunitas mereka yang dahulu berkembang. Seorang anggota geng Mingyu telah dibawa pergi, suatu kejadian yang merusak keseimbangan rapuh yang mereka bangun di reruntuhan. Tanpa rasa takut, Mingyu mengambil tanggung jawab untuk mengungkap misteri ini, untuk menjelajahi ke dalam jantung bahaya yang bersembunyi di bayang-bayang.

Didorong oleh rasa kewajiban dan kesetiaan yang tak tergoyahkan pada rekan-rekannya, Mingyu memulai perjalanan berbahaya melalui tanah tandus tanpa hukum, hanya dipandu oleh sisa-sisa kota yang pernah berkembang. Bangunan yang runtuh, kaca yang pecah, dan keheningan yang menghantui menjadi saksi dari pergeseran seismik yang membentuk dunia mereka.

Ketika Mingyu mendalami ke dalam kekacauan, ia bertemu dengan sisa-sisa apa yang dulu-geng yang berjuang untuk mengendalikan, penyintas yang putus asa yang berpegang pada tatanan semu, dan gema tangisan yang jauh yang memberi petunjuk pada horor di dalamnya. Namun, sedikit yang ia tahu bahwa orang yang dicarinya bukan hanya korban tetapi dalang dalam tarian makabre ini untuk bertahan hidup.

Pencariannya membawanya ke sebuah kamp misterius, dijaga oleh pengikut kultus berbahaya. Tanpa diketahui oleh Mingyu, di dalam benteng sementara ini, Dr. Wonwoo, seorang ilmuwan gila dengan kecenderungan terhadap kekacauan, memegang sandera anggota geng yang hilang. Motivasi sang dokter diselimuti kegilaan, eksperimennya diberdayakan oleh visi yang terdistorsi tentang tatanan baru yang muncul dari kekacauan.

Saat Mingyu menavigasi medan yang penuh bahaya, tanpa menyadari akan tabrakan mendatang dengan Dr. Wonwoo yang misterius, garis-garis antara pemangsa dan mangsa kabur. Pemburu yang tak kenal takut, didorong oleh kesetiaan dan pencarian keadilan, akan menghadapi pengungkapan yang tidak hanya akan menggoyahkan persepsinya tentang realitas tetapi juga akan memicu perjalanan berliku cinta dan kegilaan.

Di bawah bayang-bayang dunia yang retak, pengejaran Mingyu terhadap anggota geng yang diculik tanpa disadarinya memulai serangkaian peristiwa yang akan membentuk nasib tanah tandus tanpa hukum dan mengungkap kompleksitas bertahan hidup di kota yang telah kehilangan dasarnya.