BADLAND HUNTERS [MINWON FF]

Chap. 13

Mingyu merasa sensasi aneh mengalir dalam darahnya, denyut nadinya yang sebelumnya berdebar kini menjadi lebih mantap. Tubuhnya yang terbaring di tempat tidur operasi terasa berat, tetapi kehangatan energi baru membakar di dalamnya. Wonwoo, dengan tubuh yang masih berkilap setelah keluar dari kamar mandi, menarik pandangan Mingyu.

Mata Mingyu berbinar, terpaku pada setiap gerakan lentur Wonwoo. Tatapannya yang penuh kekaguman memelototi kulit yang berkilau oleh tetesan air. Sesekali, ketika pandangannya tertangkap, Mingyu berusaha menahan hasrat yang merayap di dalam dirinya.

Setiap air yang menyentuh tubuh Wonwoo menciptakan aliran sensasi yang semakin membingungkan Mingyu. Ia merasakan keinginan liar yang membara di dalam dirinya, menuntunnya untuk menginginkan lebih banyak lagi. Rasa penasaran dan hasrat yang tumbuh menjadikan pandangan Mingyu pada Wonwoo semakin intens.

Ketika Wonwoo mendekat, tubuhnya yang basah menimbulkan semburat aroma segar yang memikat. Mingyu merasa detak jantungnya semakin cepat, dan pandangannya semakin dalam. Ia mencoba menyembunyikan ketertarikannya, tetapi Wonwoo, dengan ketajamannya, merasakan setiap getaran keinginan yang tersembunyi.

"Bagaimana perasaanmu, Mingyu?" tanya Wonwoo seraya merapat. Mata Mingyu menyiratkan kerinduan yang sulit ditahan.

"Ini... ini luar biasa," gumam Mingyu, memperhatikan setiap lekuk tubuh Wonwoo yang kini semakin dekat.

Dengan senyum merayu, Wonwoo duduk di tepi tempat tidur, menjalankan jari di atas dada Mingyu. "Apa yang kau inginkan, Mingyu? Semuanya ada di hadapanmu."

Mingyu memandang Wonwoo dengan penuh nafsu, dan ekspresinya berkata lebih banyak dari kata-kata. Saat Wonwoo menciumnya dengan lembut, Mingyu merasakan getaran kebahagiaan yang mendalam. Setiap sentuhan dan kecupan menambah ketegangan erotis yang memenuhi ruang laboratorium.

Saat Wonwoo memimpinnya menuju pengalaman baru, Mingyu merasakan dirinya tenggelam dalam ekstasi yang sebelumnya tak pernah ia rasakan. Getaran energi keabadian menciptakan keinginan lebih lanjut, membuat Mingyu merindukan setiap sentuhan Wonwoo yang merangsang.

Mingyu, yang terperangkap dalam kenikmatan dan ketidakpastian, merasakan hasratnya yang tumbuh dengan setiap detik yang berlalu. Baginya, Wonwoo bukan hanya seorang dokter gila yang menciptakan keabadian, tetapi juga sosok yang meraih jiwanya dengan keindahan dan keintiman yang tidak terduga.

Mingyu terduduk di tempat tidur operasi, dikelilingi oleh kenyataan mengerikan dari eksperimen yang tengah berlangsung. Wonwoo, yang masih merintih dari kenikmatan sebelumnya, menghampiri dengan senyum licik di wajahnya. Dalam keadaan setengah telanjang, mereka berdua saling menatap dengan kehausan dan ketertarikan.

Wonwoo mengarahkan pandangannya pada urat nadi di leher Mingyu, tempat dia sebelumnya menyuntikkan dua dosis kehidupan. Tangannya yang lincah merayap di sepanjang tubuh Mingyu, menimbulkan sensasi geli dan mendalam di kulitnya. Mingyu merasa dirinya terkunci dalam kombinasi antara kenikmatan dan ketidakpastian.

"Wonwoo, apa yang kita lakukan di sini?" tanya Mingyu dengan nada rendah, sementara keraguan tampak di matanya.

Wonwoo hanya tersenyum dengan sikap bebasnya. "Kita menciptakan sesuatu yang tidak ada sebelumnya, Mingyu. Kita adalah pencipta takdir, dan tubuh kita adalah tempat di mana kehidupan dan kematian bersatu."

Dengan gemulai, Wonwoo menyentuh urat nadi Mingyu, menekan dengan lembut. Mingyu merasakan denyut yang kini semakin mantap, seolah-olah tubuhnya telah menyatu dengan keabadian. Penuh gairah, mereka saling berhadapan di atas tempat tidur operasi yang dipenuhi dengan bayangan kehidupan dan kematian.

Wonwoo, dengan ekspresi yang liar, memimpin Mingyu menuju pengalaman yang tak tergambarkan di antara percikan darah dan isakan pasien eksperimen. Mereka membangun cerita sendiri, mengabaikan keterikatan moral dan melibatkan diri dalam keintiman yang melampaui batasan keberadaan mereka di dunia yang sudah hancur.