Chap. 3

138 8 0
                                    

Bab 3: Pertentangan dan Pembuktian

Pagi di tanah tandus membawa angin yang menusuk dan perdebatan di antara geng Mingyu. Berkumpul di tengah perkemahan, mereka terlibat dalam perdebatan intens tentang kebutuhan untuk mendapatkan sumber air tambahan. Seokmin, Minghao, dan Jaehyun mengekspresikan kegelisahan mereka, memandang air sebagai elemen kunci untuk kelangsungan hidup di tanah tandus ini.

"Kita butuh air lebih banyak, Mingyu," tegur Seokmin dengan nada tegas. "Bekas-bekas hujan tidak cukup. Kita harus mencari sumber air yang stabil."

Mingyu menatap gengnya dengan mata tajam, "Kita sudah bertahan hidup dengan sumber daya terbatas. Memindahkan tempat tinggal kita hanya akan membuka risiko dan menarik perhatian yang tidak diinginkan."

"Kita memerlukan air yang lebih banyak untuk masa depan kita," seru Jaehyun, mendukung argumen Seokmin. "Kita bisa mengambil alih apartemen itu, memiliki sumber air yang cukup, dan melindungi keluarga kita."

Minghao, yang biasanya diam, menyuarakan pendapatnya, "Mingyu, dunia ini sudah berakhir. Kita tidak bisa terus hidup dengan cara lama. Kita perlu menyesuaikan diri."

Pertentangan semakin terasa di antara mereka. Beberapa anggota geng mendukung Mingyu, percaya bahwa kestabilan tempat tinggal saat ini adalah kunci untuk kelangsungan hidup mereka. Sementara itu, yang lain mulai merasa perlu untuk mencari sumber daya yang lebih melimpah.

Mingyu, dengan sikap tegasnya, menyatakan, "Kita tidak bisa terus berpindah-pindah. Dunia ini sudah berakhir, setidaknya bagi saya. Kita harus belajar beradaptasi dengan kondisi yang ada."

Seokmin menatap Mingyu dengan nada penolakan di matanya, "Mingyu, ini bukan soal berpindah atau tidak. Ini soal bertahan hidup dan memberikan kelangsungan untuk semua yang kita miliki."

Pertentangan mereka mencapai titik puncak, tetapi diskusi terhenti mendadak saat seseorang muncul di kejauhan. Suaranya memotong perdebatan mereka, "Mingyu, kau harus melihat ini!"

Mereka semua beralih ke arah suara tersebut, dan individu yang mendekat membuat perasaan tegang di antara mereka semakin intens. Pria itu menghampiri, napasnya tersengal-sengal, dan wajahnya penuh kekhawatiran. "Ada mayat di dekat retakan besar, sebelah utara sini. Aku yakin itu salah satu dari para penjaga yang diambil kemarin."

Berita itu membuat seluruh perkemahan terdiam. Rasa cemas melanda geng Mingyu, dan Seokmin segera menyuarakan kekhawatiran mereka, "Mingyu, kita harus pergi ke sana sekarang juga. Kita perlu tahu apa yang terjadi pada penjaga-penjaga kita."

Mingyu, meski awalnya enggan, merasa tekanan dari gengnya. Mereka membutuhkan jawaban, dan kematian penjaga itu bisa menjadi kunci untuk memahami situasi yang semakin rumit di tanah tandus ini. Dengan langkah-langkah berat, mereka mengikuti individu yang memberi laporan tadi menuju retakan besar yang melintasi kota.

***
Saat mereka tiba di dekat retakan besar, di situlah mayat penjaga yang dicari-cari oleh geng Mingyu tergeletak. Pemandangan tersebut langsung membuat hati mereka terasa berat. Dengan hati-hati, mereka mendekati mayat dan menyelidiki tanda-tanda strugling yang terjadi sebelumnya.

Mingyu meraih senjata di pinggir retakan, yang terbentur oleh puing-puing saat strugling berlangsung. Ekspresi serius tergambar di wajahnya ketika dia memeriksa dengan cermat. "Ini bukanlah kematian alami. Ada tanda-tanda perjuangan hebat di sini. Dia melawan mati."

Seokmin mengangguk setuju, "Ini berarti ada sesuatu yang kita tidak tahu. Kita harus mencari tahu siapa yang melakukan ini dan apa yang mereka cari."

Namun, perjalanan menuju apartemen, tempat geng pria botak membawa para remaja, bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus melintasi tanah tandus yang dipenuhi reruntuhan, dan rute yang mereka pilih memakan waktu sekitar 5 jam dengan berjalan kaki. Pemandangan di sekitar membawa gambaran kehancuran dan kekosongan, menggambarkan betapa beratnya hidup di dunia yang telah berubah drastis.

BADLAND HUNTERS [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang