Chap. 18

48 2 0
                                    

Malam itu, di dalam lab yang penuh dengan aroma eksperimen dan ketegangan, Mingyu duduk di depan sebuah mesin pencipta darah sintetis. Wonwoo, dengan senyum misteriusnya, berdiri di sampingnya, menunggu dengan antisipasi.

"Kau yakin ini akan berhasil, Mingyu?" tanya Wonwoo, matanya bersinar penuh kegembiraan.

Mingyu menatap mesin di depannya, ekspresinya penuh keyakinan. "Aku yakin. Ini adalah langkah kita menuju keabadian, Wonwoo."

Wonwoo mengangguk setuju, dan Mingyu mulai mengoperasikan mesin. Deretan lampu berkedip-kedip, dan suara mesin berdentang-dentang diikuti oleh suara pompa yang memompa darah sintetis ke dalam tabung khusus. Keduanya menatap dengan harap dan ketegangan saat hasil eksperimen itu mulai muncul.

Tiba-tiba, mesin berhenti, dan sebuah tabung kecil penuh dengan cairan merah terpampang di depan mereka. Wonwoo menyentuhnya dengan lembut, matanya bersinar lebih terang. "Kau berhasil, Mingyu. Ini adalah pencapaian besar bagi kita."

Mingyu tersenyum bangga. Namun, di dalam hatinya, ada sesuatu yang tak terucapkan. Apa pun yang dia rasa selama ini, keinginannya untuk mengejar keabadian, saat ini diwujudkan dalam bentuk darah sintetis. Namun, apakah ini yang sebenarnya dia inginkan?

Setelah malam itu, mereka menguji darah sintetis pada diri mereka sendiri. Efeknya terasa lebih kuat dari sebelumnya, memberi mereka kekuatan yang luar biasa, tetapi juga membawa kehausan yang tak terbayangkan.

Mingyu, yang merasa semakin terhubung dengan kekuatan ini, mulai merasakan dorongan untuk lebih. Dia menjadi semakin obsesif dengan ide keabadian, mengejar keinginannya dengan lebih gencar. Di saat yang sama, Wonwoo mulai menyadari bahwa keabadian tidak selalu membawa kebahagiaan.

***

Ketegangan semakin terasa di lingkungan laboratorium Wonwoo. Sejak keberhasilan eksperimen dengan darah sintetis, keadaan semakin tidak terkendali. Namun, ketidakstabilan itu bukan hanya dalam hal kekuatan fisik, melainkan juga dalam struktur sosial mereka.

Seiring berjalannya waktu, keluarga dari para anggota kelompok yang menjadi subjek eksperimen mulai mencurigai keberadaan mereka yang tiba-tiba menghilang. Pertanyaan mulai muncul, dan kegelisahan merambat di antara penduduk yang semakin khawatir.

Sebuah kerumunan mulai berkumpul di luar laboratorium. Keluarga-keluarga yang dulu bahagia, kini bersatu dalam kekhawatiran dan kehilangan. Mereka bersatu untuk mencari kebenaran tentang keberadaan anak-anak mereka yang tidak lagi pulang.

Mingyu dan Wonwoo merasa tekanan dari luar semakin besar. Wonwoo, yang selama ini telah menikmati peran sebagai ilmuwan merasa takut akan kegagalan kajiannya. Mingyu, di sisi lain, mulai merasa terisolasikan dengan obsesinya terhadap keabadian.

Pada suatu malam, kerumunan itu mencapai puncak ketegangan. Teriakan-teriakan dan protes-protes meledak di udara, menuntut jawaban atas keberadaan anak-anak mereka. Mereka mulai merangsek masuk, memprotes keras terhadap eksperimen yang dinilai tidak manusiawi.

Wonwoo dan Mingyu berada di tengah-tengah kekacauan itu. Meskipun memiliki kekuatan luar biasa, mereka tidak bisa mengabaikan kemarahan dan rasa kehilangan dari keluarga-keluarga yang terkena dampak eksperimen mereka.

Dalam upaya untuk meredakan situasi, Wonwoo mencoba menjelaskan hasil eksperimennya dan tujuan sebenarnya dari penelitian mereka. Namun, teriakan dan tangisan tetap tak terbendung.  Salah satu penghuni, yang merasa putus asa dan tak mendapat kejelasan tentang anaknya yang menjadi subjek eksperimen, memutuskan untuk mencari bantuan luar.

Penghuni tersebut menjalin kesepakatan dengan kelompok intruder yang sebelumnya menyerang mereka. Kesepakatan itu berisi upaya untuk menghilangkan kehadiran militer dan dokter dari apartemen. Mereka berusaha menciptakan lingkungan yang bebas dari eksperimen Wonwoo dan Mingyu.

BADLAND HUNTERS [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang