Chap. 2

162 10 0
                                    

Bab 2: Penyelamatan yang Berbelok

Sinar matahari terbenam di langit tandus, menciptakan bayangan panjang di antara reruntuhan yang dulu menjadi kota Seoul. Mingyu, pemimpin yang tahan banting, duduk di pinggir bekas jalan raya yang retak, pandangannya terfokus pada api unggun yang berkobar di tengah perkemahan mereka. Di sisi lain api, anggota gengnya berkumpul, wajah-wajah yang tampak lelah dari hari penuh perjuangan.

Seiring duduk di keheningan senja, Mingyu terperangkap dalam lamunan. Meski wajahnya tenang, kilatan di matanya mengisyaratkan kepada kehidupan yang pernah ia miliki sebelum gempa bumi merenggut semuanya. Kenangan akan malam sebelum bencana, di antara cahaya gemerlap kota yang hidup dan suara tawa, menari di benaknya.

Dia ingat betapa hidupnya dulu penuh warna, diwarnai oleh romansa kilat dan senyum-senyum yang dilontarkan pada setiap pertemuan mata dengan wanita-wanita yang menarik hatinya. Namun, semuanya menjadi abu dan puing sejak hari tanah berguncang.

Seakan terdengar di keheningan malam, suara gemuruh gempa bumi masih menggetarkan telinga Mingyu. Itu bukan sekadar guncangan fisik, tetapi juga getaran emosional yang merobek hatinya. Kehilangan orang-orang yang dicintainya, kehilangan kenyamanan dunia yang dulu ia kenal, semuanya membekas sebagai luka yang teramat dalam.

Dia menghela nafas panjang, mencoba mengusir kenangan itu dari pikirannya. Mingyu memilih untuk fokus pada masa depan dan tugasnya untuk memastikan kelangsungan hidup gengnya. Tapi, di balik ketangguhan dan keberanian yang dia tunjukkan, luka masa lalu tetap bersarang, mengubahnya secara tak terlihat.

Pada malam itu, ketika api unggun mulai meredup, Mingyu berdiri dan berjalan menuju tenda tempatnya tinggal. Dia melangkah melewati reruntuhan kota yang dulu megah, langkahnya seperti melibatkan jejak-jejak kenangan yang terkubur. Sesampainya di dalam tenda, dia dikelilingi oleh gambar-gambar yang terpampang di dinding tenda-foto-foto masa lalu, sisa-sisa dunia yang tak kembali lagi.

Sebuah foto menunjukkan Mingyu dan teman-teman dekatnya berpose dengan senyum cerah di salah satu restoran mewah di pusat kota. Mata Mingyu menatap wajahnya yang bahagia di foto itu, mengingatkannya pada saat-saat ketika kebahagiaan bisa dirasakan tanpa beban dan ketakutan.

Sebuah gambar lain memperlihatkan wanita yang dulu membuat hatinya berdebar kencang. Senyumnya hangat dan matanya berkilau, menciptakan pemandangan yang mengingatkan Mingyu pada keindahan yang pernah ada dalam hidupnya. Dia meraih gambar itu, menggenggamnya dengan lembut seperti ingin meraih kembali saat-saat yang sudah lewat.

Tapi Mingyu tahu bahwa dunia telah berubah. Pemandangan malam itu di tanah tandus menuntutnya untuk tetap kuat, meskipun cinta dan kerinduan masih bersarang di lubuk hatinya. Meninggalkan gambar-gambar itu, dia merentangkan tubuhnya di atas kasur sederhana di tengah tenda.

Dalam keheningan yang menyelimuti perkemahan, Mingyu memikirkan perjalanan gengnya dan tantangan yang mungkin dihadapi di masa depan. Tapi, meskipun fokusnya tertuju pada masa depan, bayang-bayang kenangan dan luka masa lalu tetaplah menjadi bagian tak terpisahkan dari dirinya. Babak baru dalam kisah mereka di tanah tandus telah dimulai, dan Mingyu siap menghadapinya dengan keberanian yang telah dia tunjukkan sejak hari gempa bumi mengguncang.

***

Malam menghantarkan angin sejuk melintasi tanah tandus, merayapi perkemahan yang dibangun dari reruntuhan kota yang dulu ramai. Mingyu, terbangun oleh desiran angin yang menusuk dingin, merasa ada ketegangan di udara. Tanda-tanda ketidakamanan merayap melalui hatinya, dan dia segera meluncur keluar dari tenda untuk memeriksa situasi.

Di tengah kegelapan, lampu sorot temaram memantulkan bayangan di antara puing-puing dan bebatuan. Mingyu menarik napas dalam-dalam, siap untuk menghadapi apapun yang mungkin terjadi. Di ujung perkemahan, dia melihat sekelompok orang berseragam yang bergerak menuju arah mereka. Senjata-senjata yang mereka bawa bersinar samar di bawah cahaya rembulan.

BADLAND HUNTERS [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang