Suasana di laboratorium menjadi tegang saat mereka menyadari bahwa salah satu dari remaja yang baru datang telah menghilang. Wonwoo, dengan serius, memimpin pencarian bersama Mingyu dan beberapa staf lainnya. Mereka melintasi lorong-lorong yang gelap, mencari jejak anak hilang tersebut.
Mingyu merasa kegelisahan di dadanya. "Kita harus menemukannya secepat mungkin, Wonwoo. Ini bisa menjadi masalah besar."
Wonwoo mengangguk setuju, "Kita tidak boleh membiarkan rahasia ini terbongkar. Selain itu, mereka mungkin tidak tahu apa yang mereka hadapi di luar sana."
Mereka mencapai pintu keluar kompleks eksperimental dan melihat gelapnya malam yang menyelimuti area tersebut. Keadaan di luar sangat berbeda dengan keamanan yang mereka rasakan di dalam.
Sementara mereka berdua melangkah keluar, Mingyu merasa ketidakpastian tumbuh di dalam dirinya. "Bagaimana kalau mereka memberi tahu orang lain tentang eksperimen ini? Kita bisa dalam masalah besar."
Wonwoo menghentikan langkahnya sejenak, melihat Mingyu dengan tatapan tajam. "Itulah mengapa kita harus menemukan mereka sebelum itu terjadi. Kita harus bergerak cepat."
Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka, menyusuri jalan-jalan yang sunyi dan gelap. Wonwoo memikirkan dampak dari pelarian ini, terutama jika anak-anak itu mengungkapkan rahasia mereka kepada dunia luar.
"Situasi ini semakin rumit. Kita harus menyusutkan dampaknya secepat mungkin," ujar Wonwoo dengan serius.
Mingyu meresapi bahwa mereka berdua berada dalam situasi yang sulit. Mereka harus menemukan anak-anak itu, dan cepat. Sementara itu, ketidakpastian tentang apa yang mungkin terjadi jika rahasia mereka terbongkar terus menghantui pikiran Mingyu.
***
Mingyu dan Wonwoo terus mengejar bayangan anak yang melarikan diri melalui reruntuhan yang sunyi dan berdebu. Reruntuhan ini menjadi saksi bisu dari kehancuran yang melanda wilayah tersebut setelah gempa bumi dahsyat.
Wonwoo memberi isyarat kepada Mingyu untuk berhati-hati saat mereka mendekati area yang penuh dengan puing-puing bangunan yang runtuh. Di kejauhan, terlihat bayangan anak itu yang berusaha menghindari pengejaran mereka.
Saat mereka semakin mendekat, Mingyu melihat bahwa anak itu terlihat ketakutan dan lelah. "Kita harus membuatnya percaya bahwa kita tidak akan menyakitinya," bisik Mingyu pada Wonwoo.
Wonwoo mengangguk setuju, menyadari pentingnya membangun kepercayaan dengan anak itu. Mereka berdua mencoba mengkomunikasikan niat baik mereka melalui isyarat dan ekspresi wajah, berharap dapat meredakan ketegangan di antara mereka.
Saat anak itu akhirnya terhenti di tengah reruntuhan, Mingyu dan Wonwoo berhenti beberapa meter darinya. Wonwoo dengan lembut berbicara, "Kami tidak akan menyakitimu. Kami hanya ingin membawamu kembali ke tempat yang aman."
Anak itu menatap mereka ragu, tetapi melihat bahwa mereka tidak membawa senjata atau tampak agresif. Mingyu membuka topinya dan mengangkat tangan sebagai tanda damai.
Sementara itu, dari kejauhan, anggota geng Mingyu dan beberapa anggota militer tiba untuk memberikan bantuan. Mereka membentuk barisan di belakang Mingyu dan Wonwoo, memberikan dukungan visual yang menunjukkan bahwa mereka adalah satu tim dalam menangani situasi ini.
Wonwoo melanjutkan, "Kami punya alasan untuk meminta kamu kembali. Ini melibatkan banyak nyawa dan tanggung jawab. Bisakah kamu percayakan kepadaku?"
Anak itu, meskipun masih ragu, akhirnya setuju untuk kembali bersama mereka. Mingyu dan Wonwoo merasa lega bahwa mereka berhasil mengatasi situasi yang rumit ini, tetapi mereka juga menyadari bahwa perjalanan mereka masih penuh dengan rintangan dan misteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADLAND HUNTERS [MINWON FF]
Mystery / Thriller⚠️MATURED CONTENT. READ AT YOUR OWN RISK⚠️ Di Seoul yang dilanda gempa bumi, Mingyu, seorang pemburu berpengalaman, menjelajahi tanah tandus tanpa hukum. Di tengah kekacauan, ia bertemu dengan Dr. Wonwoo, seorang ilmuwan gila yang memimpin kamp rema...