[1.2] Wonbin | Good Night, Tonight, As Well

251 30 0
                                    

Orientasi kampus akan dimulai esok hari. Karena segala persiapan orientasi itu sudah selesai dan statusmu adalah anak SMA yang baru saja lulus, kamu tidak punya kesibukan berarti. Jadi, kamu menghabiskan sebagian besar waktu menghadap layar tanpa ada yang memarahi.

Salah satu yang sering muncul di layarmu adalah Park Wonbin. Itu nama lengkapnya, omong-omong. Sejak pertama kali bertemu di aplikasi streaming lima hari yang lalu dan bertukar kontak, kalian sering berkirim pesan singkat kepada satu sama lain. Itu hal yang tidak kamu sangka, sebetulnya, karena siapa tahu Wonbin mengusulkan tukar kontak itu sebagai basa-basi belaka.

Dan, seperti sudah saling mengenal lebih lama, obrolan dalam ruang chat itu mengalir begitu saja. Contohnya, chatting yang berlangsung kemarin malam.

Hei, boleh aku bertanya?

Boleh.

Di mana kamu membeli kain biru?

Di kompleks pertokoan tengah kota.

Toko yang mana?

Ada banyak toko kain di sana, Wonbin.
Kenapa harus memilih toko yang sama
denganku?

Siapa tahu kain itu
cuma ada di satu toko, kan.

😂😂

Ini kain warna biru. Sudah pasti ada
di mana-mana.

Kalau begitu, aku akan cek
di toko kain dekat rumahku saja.

Kenapa kamu tidak melakukannya
sejak lama??

Jangan bilang toko itu persis ada
di sebelah rumahmu.

... benar.

Dasar aneh 😒

😜😜

Aku sudah bertanya, dan mereka
tidak punya itu.

Benar, kan? Sepertinya aku harus
pergi ke toko tempatmu membeli.

Langsung saja ke kompleks itu.

Ayolah, beri tahu aku toko yang mana.
Aku tidak mau buang-buang waktu.

Seperti kamu tidak membuang waktu
seminggu kemarin saja
😶

Itu, sudah kukirim lokasinya.

Akhirnya... thank you!

Semua barang yang wajib dibawa saat orientasi sudah dijelaskan dengan rinci oleh penyelenggara, dan harusnya semua mahasiswa baru mengetahuinya. Biasanya, kamu malas menanggapi teman yang tidak mau membaca penjelasan yang sudah ada dan malah bertanya kepada orang lain, tetapi Wonbin memberi efek berbeda.

Efek itu muncul dari sesuatu. Setelah pertanyaannya terjawab, ia akan mengirimkan stiker kelinci melompat-lompat bertuliskan 'thank you'. Itu stiker yang biasa, tetapi tiap kali stiker itu muncul, kamu membayangkan Wonbin sendiri yang berterima kasih, dalam nada tulus sambil tersenyum lebar. Alhasil, tak ada rasa kesal sama sekali dalam benakmu.

***

Malam ini, melampaui rutinitas bertukar pesan yang biasa, Wonbin mengajak bertemu lewat panggilan video. Dengan senang hati, kamu mengiakan.

Tak lama kemudian, wajahnya memenuhi layar ponselmu. Ia tengah mengenakan kaus hitam polos kebesaran, rambut gondrongnya dikucir satu, dan tak melupakan gitar di pangkuannya.

"Halo, Wonbin!" Kamu menyapa lebih dulu.

"Hai."

"Berlatih gitar juga hari ini?"

Imagine & Realize | RIIZE ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang