[3.4.] Seunghan | A Reminiscence

107 14 16
                                    

Maaf, baru membalas.

Kamu ini suka meremehkanku, ya?

Dasar.

Pesanmu kemarin malam akhirnya berbalas. Kamu membacanya sesaat setelah bangun tidur.

Sulit percaya saja.

Seorang Hong Seunghan yang dulunya
buluk dan dekil begitu, sekarang bisa punya pacar.

Hah, kehidupan ini.

Kenapa?

Kamu iri?

Kamu tidak punya pacar, kan?

Memang, aku tidak punya pacar.

Memang, aku iri.

Kalau benar, lalu apa?

Kamu akan memacariku?

Hah?

Kamu mengetik beberapa pesan tadi dengan keadaan setengah sadar. Balasan Seunghan yang singkat, padat, dan jelas itu penuh membangunkanmu.

Bisa-bisanya!

Kamu membenamkan kepala ke bantal sambil merutuk. Sedetik kemudian, dengan tangan yang sedikit kebas, kamu membalas lagi.

Aku hanya brcanda.

Brcdna.

Bercanda.

Ah, terserahlah. Ini masih pagi.

Aneh.

Kenapa kamu lebih suka mengingat masa lalu?

Dunia sudah banyak berubah, loh.

Kamu tertegun melihat balasan itu. Lalu, entah bagaimana, kamu malah tergerak untuk membalas.

Oke, kalau begitu.

Buktikan padaku,
kamu sudah berubah.

Bagaimana caranya?

Kita pergi bermain bersama,
seperti dulu.

Tidak ada kepanikan dan penyesalan seperti pesan-pesan sebelumnya. Kamu mengirimnya dengan kesadaran penuh. Itu yang benar-benar kamu inginkan, dan yang kamu inginkan untuk Seunghan juga inginkan.

Beberapa saat kemudian, Seunghan membalas,

Oke.

***

Melihat pantulan dirimu sendiri di cermin, kamu sulit percaya. Dalam atasan hitam dan jins biru favoritmu ini, kamu akan bertemu Seunghan, seorang diri. Untuk menghabiskan waktu berdua. Hal yang dahulu sempat menjadi rutinitas yang sedikit berbaur rasa sebal karena terlalu sering terjadi, kini menjadi sesuatu yang membuatmu girang tidak karuan.

Sesuai isi percakapan lewat chat, kalian sepakat untuk bertemu di sebuah halte bus. Titik itu sempurna, karena berada di tengah-tengah jarak tempat tinggal kalian berdua. Dari sana, kalian masih belum tahu ingin pergi ke mana. Namun, kamu tidak ambil pusing. Tidak pergi ke mana-mana juga bukan hal buruk, selama waktu kamu jalani bersama Seunghan.

Pukul tiga sore. Seunghan berjanji untuk meluangkan waktunya di mulai dari jam itu. Namun, kamu pergi dari rumah setengah jam sebelumnya, sengaja sampai lebih awal untuk menyiapkan diri dan batin. Walau Seunghan adalah sahabat terdekatmu, jeda sepuluh tahun berinteraksi tentu menghadirkan jarak ekstra, dan kamu bertekad untuk menghapusnya. Jadi, kamu perlu bergerak dengan persiapan dan rencana.

Imagine & Realize | RIIZE ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang