[1.4.] Wonbin - Good Night, Tonight, As Well

143 23 2
                                    

Pada hari ini, kelas perdanamu sebagai mahasiswa Finansial akan dimulai pukul sepuluh pagi. Namun, karena cemas tersasar, kamu sudah sampai di kampus setengah jam sebelumnya.

Benar saja. Walau sudah diperkenalkan melalui tur virtual, kamu belum mengerti arah sana sini. Gedung fakultasmu tergolong besar, sebab tidak hanya memuat satu jurusan saja. Kalau tidak salah, ada enam jurusan lain yang kelasnya ada di gedung ini. Alhasil, kamu kesulitan membaca arah menuju ruang kelas, apalagi ada beberapa petunjuk arah yang pudar.

Untungnya, setelah bertanya sana-sini, kamu berhasil masuk ke kelas yang tepat. Ketika melongok ke dalam, sudah ada beberapa orang di sana.

Kamu pun melangkah masuk. Sebagian besar mahasiswa di kelas itu menyambutmu dengan wajah ramah. Lalu, kamu memilih duduk di sebelah seorang gadis berpakaian serba hitam, di deret kursi bagian tengah ruangan, yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Permisi, di sini kosong, kan?"

"Ya, silakan."

Ia menyahut dengan acuh tak acuh, tetapi kamu tidak terganggu. Karena gadis itu tak tertarik mengobrol, kedua matamu fokus mengamati pintu masuk kelas. Berharap menemukan sosok itu.

Namun, hingga kelas dimulai, Wonbin belum datang juga.

***

Selepas kelas perdana tersebut, kamu bertemu lebih banyak lagi teman-teman baru, kecuali Wonbin. Laki-laki satu itu tetap tak terlihat di mana-mana.

Kelas selanjutnya dimulai pada pukul dua siang. Jeda waktu yang panjang sejak berakhirnya kelas pertama kamu habiskan dengan Sophie dan Mina, dua teman sekelas yang berbaik hati mengajakmu makan siang di kafe depan kampus.

Kalian bertiga memiliki dinamika yang menyenangkan. Tidak ada satu orang yang terlalu mendominasi. Kalian sama-sama bersedia untuk saling mendengar.

Jadi, dalam dua jam, kamu sudah mengetahui latar belakang dua perempuan itu. Sophie adalah mahasiswa rantau, datang dari kota yang berjarak sepuluh jam dari sini. Sementara itu, Mina adalah mahasiswa asli kota ini, yang dari alamat tempat tinggalnya saja sudah memperlihatkan keluarganya yang berada.

Dari mereka berdua pula, kamu jadi tahu bahwa rombongan belajar tahun ini, alias mahasiswa Finansial seangkatanmu, terbagi ke dalam dua kelas. Tidak mungkin seratusan mahasiswa ditempatkan dalam satu kelas saja. Jadi, Wonbin pasti ada di kelas lainnya.

Kini, Sophie mulai melempar topik baru. "Kalian sudah mengenal berapa laki-laki dari jurusan kita?"

"Selain yang mengobrol dengan kita tadi? Sepertinya belum ada," sahut Mina.

"Bagaimana dengan dia? Apakah kalian mengenalnya?"

Sophie menanyakan itu sembari menunjukkan layar ponselnya padamu dan Mina. Sekilas saja kamu mencuri pandang, lalu kamu membuang muka.

Itu Wonbin. Ia terjepret kamera akun resmi klub jurnalistik kampusmu, yang sedang meliput kegiatan orientasi beberapa hari lalu. Di bawah fotonya, terlihat ratusan tanda suka.

Ah, ia sudah dikenal sekarang.

Berbeda denganmu, Mina malah semakin mencondongkan diri pada layar ponsel Sophie. "Serius, ada laki-laki seperti ini di jurusan Finansial?"

"Ya, kan? Aku juga heran."

"Wah, siapa namanya?"

"Park Wonbin."

Kamu mengerjap sendirian, menyadari bahwa nama itu saja kini mampu membuat jantungmu berdegup kencang.

***

Bersama Sophie dan Mina, kamu tidak kesulitan menemukan ruang kelas kedua untuk hari ini, karena mereka mengajakmu untuk menyusuri lantai demi lantai gedung kampus selepas makan siang tadi. Jadi, kalian adalah orang-orang pertama yang masuk ke kelas itu.

Imagine & Realize | RIIZE ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang