- 9 -

301 47 4
                                    

Dua tim yang akan bertanding berhadapan satu sama lain. Kenzo, selaku kapten maju satu langkah lalu menerima uluran tangan dari kapten tim lawan. Meskipun terlihat ramah membalas jabatan tangan lawan tapi Kenzo menampilkan raut wajah yang serius. Omong-omong Kenzo merupakan pencinta olahraga bola, jadi kekalahan adalah suatu hal yang sangat ia hindari.

"Main yang jujur, jangan curang." Ucap kapten tim lawan menimbulkan seringai dari Kenzo.

"Bukannya harusnya Gue yang bilang ke Lo, Ardi? Jangan curang, belajar main jujur karena kali ini Gue pastiin tim Lo akan kalah."

Ardi tertawa mengejek. Ia melirik empat orang yang tak ia kenali. "Lo percaya diri karena ada empat orang cupu itu? Lo yakin bilang gitu ke Gue? Lo tetap akan kalah lawan tim Gue, seperti biasa."

Kenzo menggeram marah kemudian berbalik badan. Ia memberi kode pada timnya untuk membuat lingkaran tanpa memperdulikan tim lawan yang sedang melakukan pemanasan dan menertawakan mereka.

"Yanto, Lo jadi kiper yang benar. Awas ya Lo!" ancam Kenzo pada Yanto.

Yanto mengangguk lalu mengacungkan dua jempolnya. "Aman!"

"Kita harus maksimal hari ini, ingat jangan biarkan mereka tambah nginjek-nginjek kita lagi."

"Sip O—Kenzo, Gue sama Ryo dan Lio pasti bisa jadi pertahan yang kuat." Kata Kaivan bersemangat, ia melirik Yanto saat mulutnya hampir keceplosan memanggil Om pada Kenzo.

"Gian, Lo bisa kan?" tanya Kenzo pada Gian yang tak banyak bicara.

"Gian bisa, dia bisa diandalkan Zo." Bukan Gian yang menjawab melainkan Gibran. Gian tersenyum senang mendengar betapa percaya dirinya Gibran memujinya.

Kenzo mengangguk lalu meminta yang lain untuk menumpuk tangan mereka menjadi satu lalu berteriak 'semangat' dengan kencang. Setelah itu mereka berdiri di posisi masing-masing sesuai dengan strategi yang mereka bicarakan di rumah.

Yanto akan menjaga gawang. Di bagian belakang sebagai pertahanan ada Ryo, Lio, Kaivan dan Ren. Kemudian di bagian tengah ada Kenneth, Kenzo dan Ravindra. Sementara bagian paling depan ada Gibran, Gian dan Ryoma. Mereka akan bermain dengan posisi 4-3-3.

Permainan berlangsung cukup apik. Beberapa kali tim Kenzo menyerang tim lawan hingga membuat mereka kesulitan. Para pemain belakang menjaga pertahan dengan baik saat beberapa kali pihak lawan berusaha mengancam. Sementara itu gelandang tengah bermain apik dengan memberikan bola-bola untuk para pemain depan atau striker.

Di menit kelima belas Gian mencetak gol pertama setelah menerima umpan bola dari Gibran. Gian refleks berlari memeluk Gibran yang posisinya tak jauh dari tempatnya. Gibran tersenyum bangga pada Gian. Beberapa menit berikutnya Ryoma, Gibran dan Kenneth berhasil menyumbangkan gol untuk tim.

Merasa di atas angin, tim Kenzo harus merasakan kepahitan saat Ardi dan Gerald mencetak masing-masing dua gol di menit akhir pertandingan. Kaadaan semakin memanas akibat poin seri, kedua tim berusaha untuk kembali mencetak gol di sisa-sisa menit akhir.

Gian yang mendapat bola dari Kenneth menggiringnya ke depan. Ia dijaga oleh dua orang yang tak ia kenali. Gian berusaha mencari celah untuk memberikan bola pada rekan satu timnya. Namun sebuah hal yang tak terduga terjadi. Ardi menabrakkan diri pada Gian yang berlari kencang untuk menembus pertahanan tim lawan.

Gian yang tubuhnya lebih kecil dibandingkan Ardi terjatuh dengan keras di atas tanah begitu Ardi menabrakkan diri padanya. Gian meringis merasakan punggung dan kaki nya yang dijegal terasa nyeri.

"Woi!" Gibran yang melihat kesengajaan Ardi dalam mencelakai Gian segera mendekat. "Maksud Lo apaan main begitu hah?"

"Gue nggak sengaja nabrak dia. Teman Lo aja yang lemah."

ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang