Seven%🐥

9 6 0
                                    


''Tinggalkan Vote ya."
Tambahkan ke List sebelum baca
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏



3 hari setelah insiden waktu di kedai teh dulu, Lia kembali bersekolah seperti biasanya. Hari-hari yang ia lewati tidak berubah sama sekali, selalu seperti sebelum nya.

Di depan gerbang..
"Lo lia kan? Jadi cewek jangan keganjenan dong kayak cantik aja!!"

"Hah?"

"Iya nih najis banget cewek tomboy kek lo deket-deket sama Affan."

'Baru juga masuk sekolah lagi gue.' Batin Lia berucap.

Lia tidak bergeming sedikit pun, ia bergegas pergi dari sana tanpa menghiraukan perkataan dari orang-orang itu.

Di dekat Mushola..
'Eh liat tuh, itu cewek yang sok baik padahal mah lintah darat.'

'Iya ya najis banget, kasian si Nara kalo gebetan nya di pelet sama dia!'

'Nara?' Lia bergumam setelah mendengar nama itu.

Ekhmm..
"Kakak-kakak, dengan sopan aing ucap kan. Kalo mau ngomongin orang tuh jangan kenceng-kenceng dan kalo bisa pake Toa yang ada di Mushola aja biar aing nya juga denger." Lia tidak kesal sebenarnya, hanya saja ia takut nama nya akan menjadi perbincangan buruk di sekolah.

Ia berjalan agak tergesa-gesa untuk mencari sahabat nya. Akan tetapi, saat ia bersusah payah melangkah kan kaki nya, tiba-tiba saja tangan nya di tarik paksa oleh seseorang.

Bruk..?
Lia terjatuh ke lantai cukup keras, ia juga meringis karena lutut nya mengenai kunci sepeda yang ia bawa.
"Shhh.. Aduh."

"Apaan sih?" Lia menoleh.

Cwk itu hanya menatap dirinya dengan tatapan sinis, ia sama sekali tidak peduli  atau bahkan menolong dirinya.
"Hahahaha.. Apa ni? Kesempatan dalam kesempitan kah? Sampai gue baru sembuh dah di tarik paksa kayak gini."

Lia tertawa terbahak-bahak seraya bangkit, ia menyapu-sapu pakaian nya yang sedikit berantakan juga kotor.

"Bisa ketawa juga ternyata."

"Loh, gitu doang kali. Masa iya gue harus nangis terus minta ampun, ahahaha.." Ia kembali tertawa.

"Gue peringatin sama lo ya, lo mending jauh-jauh dari Affan kalo lo gak mau beasiswa di sekolah ini di cabut!!"

"Ptfff.. Gak ada yang lain ancaman nya kah? Kalo bisa, cabut aja sana. sekalian Kepala Sekolah nya juga di ganti ya, gue butuh ruang buat bela diri soal nya."

Lia menatap cwk itu dengan santai, ia bahkan melipat kedua tangan nya di dada seraya memandang remeh pada lawan bicara nya.
"Denger ya kakak yang cantik nya kayak bool kuda, kalo mau dapetin cwk tuh minimal bisa jaga Attitude dong. Kita juga sekelas kan? Kalo gak mau bikin huru-hara sama gue mending diem aja ya." Ia menunduk sedikit, lalu pergi dari sana untuk menemui sahabat nya.

Tap.. Tap.. Drap.. Drap..
Ia mulai berlari seraya mengacaukan pendengaran nya sendiri dengan suara angin yang menerpa dirinya, tatapan aneh mulai menoleh kepada nya satu demi satu.

Raut wajah mereka berubah tidak suka menatap dirinya.. Ia ingin lari dari sana, sangat menakutkan, tatapan itu lebih menakutkan dari setan yang ada di pekarangan rumah nya.

Sampai..

GUDUBRAK..?!
"Aishhh.. Aduhh, gue kenapa sih hari ini siyal banget perasaan."

Lia menatap orang yang ia tabrak barusan, bukan apa-apa tapi sepertinya ia terluka karena jatuh cukup kerasa.
"Aah.."

"Kamu gak papa?" Tanya cwk yang ia tabrak barusan.

"Eh iya.. Ah..? Aduhhh."

Lia berteriak cukup keras. Sepertinya kaki kanan nya terkilir cukup serius.
"Biar aku bantu, sini." Uluran tangan terpampang di depan wajah Lia. Ia mau menolak juga gak bisa, lagian orang ini seperti nya tulus dan juga dia yang salah atas kejadian ini.

"Makasih ya."

Kedua nya berjalan beriringan, bukan beriringan sih hanya saja Lia jalan seraya di gandeng oleh cwk tadi.

Bahkan dari kejauhan pun, panas dari api yang terkena asap pun mulai mengebu-gebu untuk mengejar kedua nya.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
Seven%🐥Well done..
Terima kasih sudah membaca this story, i hope you're enjoyed.
If you like bintang nya jangan lupa di teken ya ♡🪄

The Secret Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang