"Kenapa kudanil gak tinggi?"
🐣Lutfhan Vs 💢Azellia•
•
•Tinggalkan bintang ✨
"Jangan lupa geh🤡"
Pasca insiden waktu itu, Lia tidak pernah melihat Affan lagi. Mau itu di jalan, trotoar, warung, atau bahkan pada lubang buaya yang besar pun Lia belum bertemu dengan nya kembali.Affan bilang jika dia bersekolah di sekolah yang sama dengan nya, tetapi dia tidak mengatakan dimana kelas juga jurusan apa yang dia ambil di sana.
Lia hanya tau jika Affan juga bersekolah di sekolah yang sama dengan nya.
Teng.. Teng.. Teng..
Bel dari speaker yang keras berbunyi dengan lantang, dimana dari sebagian siswa ada yang masuk ke dalam ruangan, bahkan masih banyak terlihat juga siswa yang bandel dan berada di luar ruangan kelas.
Mari kita ke sudut lain..
"Mahesh?" Terlihat seseorang seraya berlari kecil pada orang yang ia panggil tadi."Kenapa ra?" Tanya nya lembut.
"Nggak, kamu jadi kan nyalonin diri jadi ketua OSIS?" Ia bertanya sambil mendongak ke atas.
"Kayak nya sih ngga, aku mah nunggu guru BK bawa wakil ketua kelas dulu. Katanya hari ini dia pindah ke kelas kita." Tutur nya yang terus berjalan menuju ke dalam kelas.
"Cewe cowo? Kalo cowok sih aku oke oke aja, tapi kalo cewe..." Affan berhenti sejenak kemudian mendengarkan apa yang akan di katakan Nara kepada nya.
"Eh.. Gak jadi deh." Ucap nya kikuk, ia bergegas pergi meninggalkan Mahesh dengan pertanyaan yang masih menggantung di benaknya.
"Si Nara kenapa sih?"
Setelah semua orang masuk ke kelas, guru BK datang dengan seorang murid dari kelas pindahan untuk di tempatkan di sana, atau tepat nya untuk menjadi wakil ketua kelas di kelas itu.
"Baik semuanya, dia adalah teman baru kalian dari kelas IPS B. Saya harap kalian semua menerima juga berteman dengan baik pada nya." Jelas guru itu, ia juga tak lupa menyuruh Lia untuk masuk dan memperkenalkan dirinya.
Tap.. Tap.. Tap..
"Halo semua nya, saya Azellia Davira Dwi Evelyna dari kelas IPS B panggil aja Lia, salam kenal dan terima kasih."Saat ia kembali dari membungkuk nya ia sadar pada satu sosok yang duduk dekat dengan jendela di sebelah kiri.
'Affan?'
Tak heran sih jika dia duduk di kelas ini, ini. Kan salah satu kelas unggulan yang para murid nya 'paling pinter katanya.
Katanya?
Lia tidak peduli apa dan bagaimana pandangan orang-orang tentang kelas ini atau bahkan tentang dirinya. Yang ia ingin kan ia bisa duduk dengan tenang tanpa gangguan.
"Lia kamu duduk di belakang nya Mahesh, guru selanjutnya akan segera datang, jadi saya pamit dulu ya." Lia bergegas pergi pada satu meja yang di tunjuk oleh guru tadi.
'Mahesh? Bukan kah namanya teh Affan? Kenapa jadi Mahesh?' Lia bertanya dan terus bertanya.
Affan tersenyum kepada nya, seraya memberi salam selamat datang kepada nya.
"Halo Lia, selamat datang di kelas kami."Lia tidak menggubris nya sama sekali, ia hanya memberikan nya senyuman kecut milik nya. Bagaimana tidak, ia sempat berfikir jika Affan berbohong pada nya.
Jam istirahat pun tiba, seperti biasa Lia selalu menghabiskan waktu istirahat nya dengan Eva. Tapi hari ini seseorang mencoba untuk menggangu waktu istirahat nya.
"Lia tunggu..?" Teriak seseorang dari dalam kelas.
"Huh? Siapa?" Lia berbalik kemudian berhenti di depan kelas.
"Mau ke kantin bareng gak?"
"Maaf? Lo siapa yak?" Tanya Lia ketus.
"Gue gak kenal orang yang nama nya mahesh, gue cuman kenal orang yang namanya A F F A N." Tekan Lia seraya mengeja nya ketika ia menyebutkan nama itu.
"Aku Affan kok, cuman beda panggilan aja. Gini.. Namaku tuh Lutfhan Vaneziya Maheshwara. Kalo di kelas pada manggil dengan nama Mahesh." Jelas nya singkat.
Lia hanya membulat kan bibir nya, ia tidak peduli namanya siapa atau apa. Yang ia pedulikan sekarang adalah perut nya yang keroncongan minta di isi boom atom.
"Jadi gimana?" Affan bertanya kembali.
"Ya udah lah ayok."
Kedua nya berjalan beriringan menuju kantin sekolah, mereka bahkan tidak menyadari jika ada seseorang yang tidak suka memandang kedekatan yang secara tiba-tiba seperti itu.
"Kayak nya si Mahesh dah nemuin calon nih... Haha."
"Maklum dia kan dah lama ngejones jadi gak heran gue mah."
"BISA DIEM GAK SIH NYET!!" Bentak seseorang dari depan papan tulis.
"Lo nyi roro sedeng ngapain bentak-bentak kawanan gue hah?" Salah seorang dari mereka menyauti teriakan itu tidak terima.
"Lo juga nyet, kenapa kita jadi kawanan? Lo pikir kita ini apa?" Tanya nya.
"Kita semut keabadian yang mencari koko sebelum adudu blackpink aye aye.."
"Dahla setan satu ini gak bakalan bener, mending kita pergi aja." semua nya mengangguk seraya mengikuti salah satu dari mereka.
"Andra cepetan nyet!!"
"Calem dong, gue ganteng gini di momonye*"
Ketiga nya hanya terkekeh dengan apa yang di lakukan oleh Nara, mereka bahkan menyayangkan perjuangan Nara selama ini untuk mendapatkan Mahesh.. Wkwk, sayang nya pilihan Mahesh adalah cewe badas yang ngajak tawuran satu komplek.
Pribahasa apah teman-teman?
Mak lampir kehilangan sendal jepit nya sebelah.Three%✨ Well done
See you next % Jangan lupa Vote nya ಥ_ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Romance
Romanzi rosa / ChickLit"Jika takdir di dunia ini bisa ku putuskan dengan tanganku. Maka aku akan memilih jalan takdir ku sendiri." Azellia Warning!! Cerita ini hanya fiktif belaka, kami tidak menganjurkan untuk meniru atau mempraktikkan apa yang di tulis dalam setiap kat...