Luka%

4 0 0
                                    

"Jikalau dunia ini berantakan, kau akan selalu menjadi sahabat terbaik dalam hidup ku Li."

_Graceva
"Tinggal kan Vote ya"
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuh nya terasa sangat mengerikan untuk di rasakan, tidak ada kah orang yang bisa menolong dirinya saat ini?
Ia ingin pergi..

Ia ingin melarikan diri dari sana.
Tapi bagaimana caranya?

"MMMM...?!(Argghhh)"

Lia bahkan berteriak cukup nyaring. Bagiamana tidak? Pisau tajam itu berhasil menyayat kulit nya sedikit demi sedikit..

Rasanya sakit, sangat sakit, perih, semuanya terasa sangat menyakitkan.
'Mau sampai mana Nara akan melakukan ini kepadaku?'

Bau darah yang menyengat membuat perasaan Lia semakin pusing, perutnya pun terasa sangat teramat mual. Ia bahkan berfikir jika hari ini adalah hari terakhir dalam hidupnya.

"Sudah, lihat cantik kan? Bukan kah nama JALANG sangat cocok dengan dirimu Lia?"

"Aku sudah berulangkali mengatakan nya kepadamu, jangan pernah mendekati Affan lagi. Apakah perintah itu sangat sulit bagimu hah?"

"Ini, aku ada air untuk kau minum." Ucap nya lagi, ia juga meletakan satu botol air di sana.

"Kalian berdua lepaskan ikatan nya."

Para pria besar itu hanya terdiam..
"Tapi  bos?"

"Tenang saja, jika dia berani melawan atau bahkan melaporkan hal ini kepada kepolisian, aku akan datang untuk membunuh keluarga nya."

Mereka berdua hanya mengangguk lalu melepaskan beberapa ikatan pada tubuh Lia. Sedangkan Nara, dia sudah pergi dari sana, ia hanya meninggalkan sebuah ancaman tadi pada Lia.

"Kau boleh pergi dari sini." Ucap salah satu dari mereka.

Lia hanya terdiam, ia menunduk dengan mata yang sudah sedikit sembab akibat air mata. Tangan ya gemetar, Luka pada kalimat yang Nara tulis terus mengeluarkan darah.

Telinga nya sangat sakit. Ditambah, ia harus melepaskan jarum-jarum yang menancap pada jari tangan milik nya.

Tepat ketika ia menunggu para pria itu pergi dari sana, ia bergegas untuk mencari ponsel milik nya..

Tap..
"Ha.. Halo Va?"

'Halo Li kenapa? Kenapa lo gak dateng ke kedai Li? Ibu nya nanyain lo nih, lo kemana sih?'

"Itu panjang cerita nya, bisa dateng ke alamat yang gue kasih tadi gak?"
"Bawa Hoodie ya Va, disini dingin gue lupa."

'Oke oke bentar ya.. Gue bakalan ke sana sekarang.'

Clap..

Lia duduk kembali pada kursi yang ia duduki sebelum nya, dengan hati yang berdebar-debar ia mencoba melepas kan setidak nya satu dari 10jarum yang bersemayam pada jari-jari tangan nya.

Dengan hati-hati ia menarik satu persatu jarum-jarum itu, perih, sakit, nyut nyut intinya tuh.

(Disini kita tau rasanya ke tusuk jarum miah, lah ini sampek di mentokin di jari T__T apa kabar jarinya Lia.)

"Ah, sakit sekali. Hiks.. Bapak aku ingin pulang, rasanya sangat menyakitkan." Ia mulai terisak kembali..

"Mah, Lia pengen peluk mamah.. hiks.. argh.."

Darah mulai mengalir kembali, bau amis mulai tercium lagi dan lagi..
Ia tidak sanggup dengan rasa sakit ini, ini sangat menyakitkan bagi tubuhnya.

Selang beberapa waktu setelah perjalanan panjang yang Lia lalui dengan beberapa jarum itu, ia akhirnya mendengar suara khas dari kendaraan yang selalu teman baik nya kendarai.

'Ini tempat apaan dah? Rumah hantu? kok serem banget anjir.. ni anak ngapain juga bisa sampe sini?' Gerutu Eva setelah turun dari mobil nya.

"Lia? Lo di mana?"

"Lia? Lo ngapain di tempa..?"

"LIAAAAA, ASTAGFIRULLAH?!.. Li lo kenapa? Siapa yang udah lakuin ini sama lo?" Teriak nya seraya berlari.

Eva menangis tersedu-sedu seraya mendekatkan dirinya pada tubuh Lia yang terduduk lemas. Lia hanya terdiam sambil menunduk, sebelah telinga nya tidak bisa mendengar suara yang Eva buat.
"Li..? Hiks.. Li lo kenapa?" Eva mulai memeluk tubuh itu dengan erat, tangisan yang ia buat semakin menjadi-jadi.

Tubuh nya gemetar, ketika ia mendapati darah segar terus mengalir dari tubuh sahabat nya. Siapa yang telah berani melakukan hal ini pada sahabat nya?

Srett..
"Va.. Ber.. berisik tau." Lia tidak tahu jika sahabat nya akan menangis sampai seperti itu.

"Gu.. gue gak papa kok, gue kan kuat.. hehe..hiks.. Eva ini sakit.. tolong.."

Eva tidak menggubris nya sama sekali, ia tidak sanggup lagi melihat keadaan sahabat nya itu. Dengan mata yang penuh dengan air mata, Eva mencoba untuk memapah tubuh Lia menuju mobil nya.

Tapi sebelum itu,
"Va, ambil cuti dari sekolah buat gue ya. Jangan sampai ada yang tau soal keadaan gue. Cukup lo aja, dan gue juga titip, kalo Affan nanyain kabar gue bilang aja gue pulang kampung." Ucap Lia, meski keadaan nya seperti ini, ia masih memikirkan sekolah.

"Oke.. Sekarang kita ke mobil dulu ya kita ke rumah sakit.. "

Lia menganggukkan kepalanya, kaki milik nya masih bisa di gerakan. Tapi tubuh nya sudah kehilangan cukup tenaga juga darah.

Tap.. Tap.. Tap..
TIDDDD...

Suara dari mobil truk yang melaju dengan kecepatan penuh dari kejauhan, telah memberikan peringatan agar keduanya tidak menyebrang, tapi sial nya Eva lengah..

Dorong..
Eva terjatuh di atas trotoar dengan mata yang membelalak, Lia berlari ke tengah jalan dengan darah yang masih mengalir di tubuhnya. Tepat ketika ia membalikan badan nya..

"Gue sayang sama lo Va.. Selamat tinggal." Ucap Lia sambil tersenyum manis ke arah nya.

"LIAAAAA!!!"



Luka% Well done : ⌨꒱
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
Thanks yang udah baca, satu dari seribu Vote dari kalian sangat berharga.

See You

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang