"Hai"
Kaia membalikkan tubuhnya saat mendengar suara yang terdengar familiar. Dan benar saja, dia mendapati Khael yang berdiri tak jauh darinya.
"Oh! Gue gak tahu kalau lo kesini" kata Kaia sambil mengangkat tempe gorengnya.
Kemarin malam Ibunya Khael menelpon Kaia. Mengomel. Ngomel karena Kaia sudah sebulan tak ke rumahnya, katanya kangen banget sama Kaia. Jadinya disinilah Kaia hari ini. Lagi menggoreng tempe sesuai request dari paduka ratu.
"Om mau tempe goreng, tapi kamu tahu kan tante gak bisa masak? Bibi udah nyoba bikin cuman gak diwaro sama Om. Katanya gak mirip sama yang kamu bikin. Kamu besok ke rumah ya ? Gorengin tempe buat om"
Begitulah kira-kira permintaan Ibunya Khael. Kaia sebenarnya ingin menolak tapi sebelum dia bisa membalas, ibu Khael sudah menutul telepon. Kebiasaan yang dilakukan perempuan paruh baya itu kalau nggak mau dibantah. Kaia cuman bisa ketawa.
"Gue juga gak bilang nyokap mau kesini, sih" balas Khael berusaha membuat Kaia nyaman.
Setelah kejadian malam itu, mereka menjadi renggang. Atau lebih tepatnya Kaia yang menjauhkan diri dari Khael. Jadinya Khael bisa menebak jika berada satu ruangan dengannya membuat perempuan itu tak nyaman.
Tapi sebaliknya, Khael merasa lega saat bisa melihat Kaia.
"Ngapain ?" Tanya Khael dengan leher ia panjangkan untuk melihat apa yang Kaia sedang lakukan. Perempuan itu berdecak lalu memperlihatkan piring berisi tumpukan tempe yang sudah ia goreng.
"Ibu lo cerewet bilang mau tempe goreng. Tadi pagi gue beli tempe 4 papan. Biar kenyang deh ibu sama bapak lo makan tempe" Jawab Kaia.
Khael tertawa lalu menyomot satu tempe.
"Ngapain juga lo disini ? Biasanya males pulang lo" Tanya Kaia yang masih fokus dengan tempe goreng nya. Dia beli 4 papan dan berencana menggoreng semuanya.
Biar semua orang yang dirumah ini trauma makan tempe!
Makan tuh tempe!
Khael hampir lupa tujuan dia ke rumah orangtuanya. Sebenarnya tadi dia ke dapur untuk mengambil minum namun setelah bertemu dengan Kaia. Khael lupa dengan tujuannya. Mungkin karena dia sudah tak bertemu dengan perempuan itu hampir 2 bulan.
Ia hari ini balik ke rumah sebenarnya untuk mengenalkan seseorang yang sedang ia dekati pada keluarganya. Minimal ibunya. Karena ia tahu ibunya ini rada susah untuk ditaklukkan.
"Gue-"
"Lama banget kamu ngambil airnya, El" potong seseorang yang Khael dan Kaia sudah sangat kenal. Ibu Khael.
Kaia mematikan kompornya setelah melihat Tante Eugene, Ibunya Khael, bergabung dengan mereka di dapur dan membawa seseorang disampingnya.
Perempuan dengan tinggi semampai terlihat canggung disebelah Tante Eugene.
Khael lalu melirik Kaia. "Kay, kenalin ini Shanin" kata Khael membuka percakapan.
Kaia mengangguk lalu memberi senyuman manis, ia lalu menjulurkan tangannya "Hai Shanin. Gue Kaia. ini yang lagi dekat sama Khael ya ? " Goda Kaia sambil mengedipkan matanya pada Shanin dan dibalas tawa canggung oleh Shanin.
"Eh,enggak"
Kaia tertawa "ah masa sih ? Tapi Khael ngangguk tuh." Godanya lagi. Suka aja Kaia ngelihat wajah perempuan yang sedang dekat Khael memerah karena tersipu malu.
Melihat hal itu, Tante Eugene menarik Kaia dan memeluknya dari samping.
"Shanin, Kaia ini loh temenan sama Khael dari kecil. Udah berasa kayak anak sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Only We Know
Hayran KurguKhael dan Kaia adalah soulmate. But soulmate aren't just lovers, right? Photo Credit : Pinterest and respected owner.