Chap 7 {Violence Warn ⚠️}

2.8K 91 16
                                    

Clack Clack.. Crack

Taufan yang terduduk lemas disebuah kursi kayu dengan mata yang ditutup dan juga tangan yang diikat dibelakang itupun hanya bisa mendengar seseorang sedang membuka sebuah pintu tempat dimana ia dikurung

Ia juga tidak dapat melarikan dirinya dari tempat itu, bahkan untuk berdiri saja ia kesusahan dikarenakan kaki nya yang juga diikat ke kaki kursi yang sedang ia duduki

Tap.. Tap.. Tap..

Sayup sayup Taufan mendengar sepasang kaki yang sedang berjalan perlahan ke arahnya, kepalanya hanya bisa menoleh kecil ke arah suara langkah kaki tersebut berasal

Mendapati kalau dirinya sedang diculik membuat pikirannya menjadi kacau, karena ia belum pernah diculik semenjak kecil

Ia hanya pernah mengalami hal yang serupa didalam scene film yang ia perankan, Ia tak menyangka kalau peristiwa seperti ini akan benar-benar ia dapatkan

"Apa yang akan dia lakukan?"
"Apa aku bisa kabur dengan selamat?" "Bagaimana dengan rapat penting yang seharusnya aku hadiri hari ini? Kira-kira apa tujuan rapat penting itu?"
"Apa yang lain sedang mencariku? karena aku tidak muncul setelah aku pergi?"
"Tunggu.. Apakah ini hari adalah hari terakhir ku untuk merasakan angin yang berhembus melewati muka ku?"

Taufan bertempur dengan pikirannya, ia menanyakan pertanyaan-pertanyaan layaknya seseorang yang sebentar lagi akan menemui ajalnya didalam hatinya itu

Jantungnya kali ini berdegup kencang, dan keringat dingin yang mulai menitik di dahinya karena perasaannya yang sedang kacau

Langkah kaki yang semula terdengar di telinganya kini pun berhenti, melalui sela-sela bawah penutup mata yang menutupi pandangannya itu, Taufan bisa melihat ujung dari kedua sepatu yang sedang dikenakan orang yang menculiknya itu

Tak lama, Taufan merasakan sebuah sentuhan tangan didagu nya. Ia yakin kalau tangan dari orang asing itu sedang mendarat didagunya

Tangan itu mulai menggenggam dagu milik Taufan, jari jempolnya mulai bergerak ke arah bibir bawah milik Taufan

"Kenapa kamu berkeringat? apakah ruangan ini tidak cukup dingin untuk mu?" Tanya orang tersebut sambil tetap memutar-mutarkan ujung jari jempolnya di bibir Taufan

Taufan tidak berani menjawab pertanyaan yang dilontarkan orang tersebut, badannya justru mulai bergetar ketakutan karena jari yang sedang bermain dibibirnya kini mulai menerobos masuk kedalam mulutnya dan bermain-main didalam mulutnya

"Kenapa kamu diam saja?... Oh.. apakah karena kita belum berkenalan dengan baik??" Orang tersebut mulai mendekatkan kepalanya ke telinga kiri Taufan

Taufan bisa mendengar jelas nafas yang dikeluarkan orang tersebut ditelinganya, yang membuatnya merasa geli karena disitu merupakan salah satu spot sensitif milik Taufan

"Aku tahu kalau cara berkenalan ini mungkin tidak membuat kesan yang baik, tapi kamu bisa memanggilku Aan" Ucapnya sambil tertawa kecil yang membuat Taufan sedikit menggelinjang karena geli

Aan tersenyum kecil di sudut bibir kirinya setelah mendapati respon yang di buat oleh Taufan

"Akhh..." Erang Taufan setelah ia merasakan sesuatu yang basah dan lembut naik turun di telinganya

Setelah melakukan hal yang sedikit memuaskan bagi Aan, Aan pun menjauhkan kepalanya dari telinga Taufan. Ia menatap muka Taufan

"Aku ingin mendengar kamu mengucapkan nama ku dengan mulut mu yang lembut ini" Ucap Aan yang sedari awal masih memainkan jari jempolnya didalam mulut Taufan

You Are My OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang