Chap 9 (bagian 2)

1.1K 85 9
                                    

"Arah mana yang harus ku lewati.."Ucap Taufan sambil melihat ke sekelilingnya itu, diiringi dengan langkah kakinya yang berjalan tak berarah.

Ia berjalan ke utara, tak lama ke arah barat, lalu berbelok ke selatan dan berakhir dengan dirinya yang merebahkan dirinya diatas rerumputan yang cukup padat menutupi tanah di hutan tersebut

Matanya yang menghadap ke arah atas, memandangi daun-daun pohon yang bergoyang-goyang karena tiupan angin yang mengarah kebelakangnya dan juga beberapa sinar matahari yang mengenai pandangannya

Perlahan ia menutup kelopak matanya dan menarik panjang nafasnya lalu mengeluarkannya, "Kalau dipikir-pikir, aku belum pernah merasakan ini" Gumamnya sambil sedikit tersenyum

"Ku anggap kali ini adalah hari keberuntungan ku, karena aku bisa kabur dengan lancar. Selain itu, untung kaki ku sudah tidak sesakit waktu ia membanting ku" Sambungnya

Srek.. Srek.. Srek..

Kedua mata Taufan pun membuka dengan cepat ketika mendengar suara yang dapat ia yakini kalau suara tersebut adalah suara langkah kaki seseorang

Dengan cekatan Taufan langsung beranjak dari istirahatnya dan berlari sejauh mungkin dari tempat suara tersebut berasal

Seseorang yang sedang berjalan pelan itupun menghentikan langkahnya sesaat setelah ia juga mendengarkan suara langkah kaki yang berjalan menjauh dengan cepat, Sontak ia pun menolehkan pandangannya ke arah suara tersebut berasal

"Apa kau mendengarnya?" Tanya orang tersebut

"Tidak tuan, tapi kalau pun benar saya rasa itu adalah suara dari langkah kaki rusa yang berjalan menjauh dari kita" Jawab seorang letnan yang diminta asisten Hali untuk menemani Hali mengecek langsung rumah misterius yang berada ditengah hutan itu

Hali masih tetap memandangi arah suara tersebut berasal beberapa saat, dan kemudian memalingkan pandangannya ke depan dan melanjutkan perjalanannya diikuti oleh letnan dan beberapa orang yang telah diusul letnan tersebut untuk ikut

Suara langkah kaki yang mereka buat dapat dibilang cukup senyap untuk jumlah mereka yang berjumlah 5 orang, mereka memutuskan berjalan kaki untuk mendekat dengan tujuan agar suara kendaraan yang mereka bawa tidak membuat kebisingan di dalam hutan tersebut

.
..

"Ini melelahkan..!!!" Teriak Taufan yang menghentikan langkah kakinya setelah ia berlari cukup jauh dari tempat awal ia berada

"Apa disini tidak ada benda yang dapat ku gunakan untuk keluar dari hutan ini...??"
"Hp...?? kurasa itu tertinggal dirumah Aan"
"Kompas...?? aku bahkan tidak mempunyainya
"aksjeoerjwoejeoensg"

Taufan menjongkok-kan tubuhnya dan menutupi kepalanya di antara kedua sikunya, air matanya keluar perlahan membasahi celana yang bahkan belum kering sepenuhnya itu dan kedua tangannya yang juga menggaruk-garuk rambutnya yang masih cukup basah

.
..

Rombongan Hali menghentikan langkahnya dan dengan cekatan mengambil posisi yang cukup strategis untuk melihat namun juga tidak dapat terlihat dari dalam rumah tersebut

Situasi rumah yang terlihat sepi dengan pintu rumah yang terbuka itupun memberikan kesan seakan penghuni rumah telah meninggalkan rumah beberapa saat lalu

Melihat suasana yang tidak terlihat seperti adanya kehidupan itupun letnan Hali mengarahkan jari telunjuknya menunjuk kesalah satu bawahannya dan kemudian disusul dengan mengarahkan jari jempolnya ke arah pintu rumah tersebut

Bawahan letnan Hali yang melihat perintah atasannya itupun dengan sigap mengambil posisi dan berjalan cepat ke arah pintu tanpa meninggalkan suara apapun, Ia berdiri di luar samping pintu dengan kedua tangannya memegang senapan yang sudah siap sedia untuk mengeluarkan isinya

You Are My OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang