"Apa kamu yakin..? ingin menyudahi setelah apa yang selama ini telah kita lakukan bersama?" Tanya Hali dengan tatapan penuh arti, berharap penuh jika ucapan yang ia dengar sebelumnya adalah sebuah candaan
"Aku tau diriku memang belum lama ini mengenalmu.. tapi biarkan aku berada disekitarmu" Sambungnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca
"Maaf, tapi keputusan ku sudah bulat tentang hal ini.." Jawab Taufan dengan tatapan yang kosong dan hati yang terpaksa
Tak lama ia membalikkan badannya dan menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air mata yang sudah tidak ia bisa bendung lagi, "Aku harap.. kamu bisa menemukan yang lebih baik dari ku" Ucapnya sambil berlari menjauh dari Hali
Disaat Taufan mulai berlari menjauh darinya, Hali memajukan tangan kanannya dengan telapak yang membentang kedepan seraya ingin meraih Taufan agar tidak menjauh darinya. Ia memajukan satu kakinya melangkah kedepan untuk mengejar Taufan, Namun Hali mengurungkan niatnya untuk mengejar Taufan yang semakin menjauh dari pandangannya itu, dengan tatapan yang kosong ia pun menundukkan kepalanya dan tak lama air mata perlahan mulai jatuh dari pipinya
"CUTT..!!" Teriak sutradara sambil menggunakan sebuah megaphone, membuat para pemain dalam scene tersebut satu persatu mulai keluar dari posisinya dan menghampiri sang sutradara
"Aku cukup terkejut ternyata dirimu bisa melakukan hal ini dengan sempurna, padahal kamu baru bekerja dibidang ini sebulanan" Ucap sutradara dengan tatapan mata mengarah ke Hali yang sedang berjalan ke arahnya
"Kamu terlalu memujiku" Ucap Hali
"Aku tidak salah dengan kenekatan ku memilih mu sebagai pasangan Taufan dalam film ini, karena pada dasarnya kalian memang terlihat cocok" Ucap sutradara sambil tertawa kecil
"Aku hanya melakukan sebisaku saja" Ucap Hali yang dengan sengaja memasang muka biasa saja untuk menutupi hatinya yang sedang naik karena perkataan sutradara
"Sudah, susul Taufan sana" Ucap sutradara dengan tangan yang diayun-ayunkan ke atas ke bawah seolah-olah sedang mengusir Hali
Hali mengangguk kecil lalu membalikkan badannya dan mulai berjalan menjauh dari sutradara, sambil berjalan ia melihat ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Taufan
Pandangannya pun terhenti ketika melihat Taufan sedang berdiri cukup jauh membelakanginya sambil menundukkan kepalanya, ia juga dapat melihat kedua tangan Taufan yang terus bergerak seakan sedang sibuk melakukan sesuatu
Hali yang sedikit kebingungan pun berjalan ke arah Taufan, "Apa yang kamu lakukan disini hm?" Tanya Hali dengan tangan merangkul pundak Taufan sambil menatap Taufan sesaat, setelahnya ia pun mengarahkan pandangannya ke arah tangan Taufan yang tadi sibuk dengan sesuatu
Disana ia melihat kalau kedua tangan Taufan sedang memegang beberapa lembar tisu, "Apa dia beneran menangis karena hal yang sama dengan ku?" Ucapnya dalam hati
"Yeobo, apa kamu sedang menangis?" Tanya Hali sambil menatap Taufan
"Ah.. mata ku perih, aku sedikit kesusahan untuk menangis secara tiba-tiba.. jadi aku menggunakan bawang" Ucap Taufan yang kemudian mengeluarkan beberapa potong bawang merah dari kantong kemejanya menggunakan tangan kanannya
Hali pun mengernyitkan dahinya keheranan setelah melihat beberapa potongan bawang dari kantong kemeja Taufan, "Ternyata tak sama" Ucapnya dalam hati
"Sepertinya aku harus banyak belajar untuk mengendalikan emosi" Ucap Taufan sambil mengusap beberapa air mata yang masih tertinggal di ujung matanya menggunakan tisu yang ia pegang di tangan kirinya
"Oh ya.. ku lihat kamu mengeluarkan air mata mu tadi, bagaimana kamu melakukannya?" Sambungnya sambil menatap ke arah Hali
"Aku membayangkan.. sesuatu yang berharga telah diambil dariku.." Jawab Hali dengan sorot mata yang kosong namun dalam ke arah Taufan
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Omega
Fanfictionkalo penasaran baca aja langsung, soalnya aku males nulis sinopsisnya T_T Oh iya, ini ceritanya aku buat bersistem Omegaverse yak, jadi buat kalian yang blm tau apa itu Omegaverse bisa cari di gugel, banyak kok yang ngejelasin. ⚠️Note⚠️ - ini cerita...