(02) Donatur

152 19 2
                                    


"Aku pulang." Delta meletakkan sepatunya di rak sepatu kayu di samping pintu. Dia kemudian meletakkan tasnya di kasur, dan melepaskan pakaian sekolah nya.

Dia melihat uang 5 lembar itu. Dia jadi bingung harus ia apakan uang ini? Apakah dia kembalikan saja ya?

"Nanti juga ketemu di sekolah kan? Yaudah deh aku kembalikan saja!" Delta meletakkan uang itu di dalam tasnya. Dan pergi menuju teras untuk menenangkan pikiran.

Delta itu sebenarnya capek, tapi dia pura-pura aja kuat. Dari dulu dia selalu bingung, siapa orang tuanya? Melihat foto mereka saja Delta tidak pernah.

"Apa aku mirip ayah ya? Atau ibu? Apa aku punya kakak?" Tanyanya sendiri, dia kemudian menghela nafasnya.

Bohong jika Delta tidak iri pada anak-anak lain yang keluarganya lengkap. Delta sebenarnya bersyukur karena dia masih memiliki Kakek dan Nenek yang sangat menyayangi nya. Tapi yang Delta inginkan adalah kasih sayang orang tua juga.

"Apa orang tua ku gak rindu sama aku?"

***

"Kevin!"

"Ya tuan?" Kevin, asistennya itu langsung menghampiri tuannya takut tuan nya marah.

"Cari tau tentang seseorang. Dan aku menginginkan informasi nya secepatnya. Dan jangan lupa, lakukan tes DNA ku pada nya," perintahnya dan melemparkan sebuah foto pada Kevin. Mata tajam itu menatap keluar jendela dengan perasaan tak sabar.

Ia yakin, sangat yakin bahwa gadis itu adalah Dia.

"Baik tuan," ucap Kevin dan ia langsung pamit undur diri.

Pria itu adalah pria yang tadi Delta temui. Dia salah satu orang terkaya di Negeri ini. Namanya adalah Samuel Val Ramos. Sosok yang dikenal tegas dan sifatnya yang dingin, membuat siapa saja takut padanya.

Samuel tersenyum tipis. "Aku menemukannya."

***

"Yang ini belum di bersihkan woi! Gimana sih, kalian?!" Nara berteriak saat teman-teman nya tidak ada yang mendengarkannya.

Salah satu dari mereka mencibir kearah Nara. "Seenak nya aja. Padahal dia gak ngapa-ngapain, tukang suruh," bisiknya pada Delta.

Delta hanya tersenyum canggung. "Udah, ayo selesaikan. Nanti dia jadi gorlila," candanya. Temannya itu langsung tertawa kencang, membuat Nara menatapnya tajam.

"Kenapa ketawa?!" Bentaknya.

"Biasa aja kali, nar."

Nara pun berdecak kesal dan langsung meninggalkan mereka semua dan pergi menuju ke depan.

"Kalau begini kan tenang," sahut Sari. Otomatis semua teman tertawa di sana. Nara itu cantik, tapi dia itu sombong dan angkuh. Semua yang ia inginkan akan di turuti orang tuanya, jadi ya harap maklum saja. Anak manja.

Tak lama, mereka selesai. Delta melapor ke wali kelasnya. Dan mereka di suruh untuk beristirahat.

"Kamu tau gak, sar. Kemaren aku nolongin orang yang mobilnya mogok di jalan," cerita Delta. Sari menyimak dengan serius. "Trus kamu tau gak? Ternyata orang itu Donatur yang kamu kata kemaren!" Lanjutnya.

"Apa?! Serius? Gimana-gimana? Ganteng gak?" Tanya Sari bertubi.

Delta tertawa pelan. "Iya, dia ganteng kok. Banget malah, aku terpesona lohh! Dan juga, dia ngasih aku uang. Banyak banget, tapi aku mau balikan lagi ke dia, soalnya aku iklas nolongin," jelasnya.

Sari menatap binar Delta. "Beneran di kasih uang? Berapa uang nya?"

"Lima ratus ribu."

"Waww! Banyak banget. Gue kalau jadi lo, udah gue foya-foya!" Seru Sari.

DeltaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang