(07) Masak

100 8 1
                                    


Ada yang kengen gak??

***

Happy reading ~

***

Sudah satu minggu Delta ada di jakarta. Delta bosan ingin melakukan apa belakangan ini, dan malam ini dia membaca sebuah novel. Dan ya, dia itu orangnya cepat bosan, jadi alhasil dia tidak lanjut membaca. Karena alurnya itu-itu saja.

Delta sudah mengelilingi ruma-ah ralat, maksudnya mansion ini. Delta baru tau kalau ternyata rumah yang besar ini disebut mansion. Karena sangking ke besarnya ada taman kaca didalamnya. Hebat kan? Entah seberapa kaya Daddy nya.

Delta turun kebawah. Dapat dia lihat, Rafa, Raka yang sedang duduk di sofa sambil main game. Emm, Delta tidak tau ini apa tapi itu sangat keren! Gamenya tersambung ke Televisi yang lebar.

"Abang!" Panggilnya ceria. Sedangkan mereka sibuk dengan gamenya saja, Delta tidak marah dia malah duduk di tengah-tengah sang kembar.

"Buset, dek! Minggir dulu napa. Kalah nih gue nanti!" Kata Raka. Sedangkan Rafa menggeser tubuhnya agar Delta bisa duduk.

"Aku pengen lihat gamenya," ucap Delta.

"Sini duduk sama gue aja, si Raka itu busuk bau ketek," ujar Rafa. Delta langsung duduk di pangkuan Rafa seraya melihat layar lebar.

Tak lama kemudian yang kalah adalah Raka. Rafa tertawa mengejek kembarnya itu. "Mangkanya main yang bener!" Ejeknya.

Raka menatap garang, dan matanya melotot saat tau bahwa Delta sudah tertidur lelap dalam pangkuan Rafa.

"Sejak kapan tuh anak duduk di pangkuan lo?"

"Sejak tadi, mangkanya jangan fokus banget," jawab Rafa. Dia kemudian meletakkan alat gamenya, dan dia dengan perlahan mulai menggendong Delta pelan.

Raka menatap memandangan itu iri. "Ck, tau ah," ketusnya. Rafa tertawa mengejek kearah Raka.

Delta di baringkan dengan perlahan agar gadis itu tidak bangun. Rafa menyelimuti Delta dan menutup pintu dengan perlahan. Samuel ada di depan pintu membuat Rafa terkejut.

"Dad?!"

"Sttt, apa dia sudah tidur?" Tanya Samuel pelan. Rafa mengangguk. Belakangan ini Samuel sibuk kerja dan jarang ada waktu dengan Delta. Rafa tau pasti Samuel rindu dengan si bungsu.

"Rafa kebawah," pamitnya.

Samuel memijit pelipisnya pelan, dia sangat pusing dengan berkas-berkas yang bertumpuk di meja nya. Sungguh sangat merepotkan, dan hal itu membuat waktunya bersama Delta semakin dikit.

Samuel masuk dan melihat Delta yang tertidur lelap. Samuel mengelus dahi putrinya. Ia jadi terkekeh mengingat momen pertama bertemu dengan Delta, gadis ini sangat pintar mengotak-atik mobil.

Dia jadi langsung melihat telapak tangan Delta yang sedikit kasar. Dan kulit anak itu sedikit kusam. Mungkin karena banyak terpapar matahari? Mengingat di desa dulu dia ber sawah membantu sang Nenek.

"Daddy tidak akan membiarkan mu melakukan hal berat lagi," katanya sedih.

Beberapa hari setelah Delta sampai, Samuel langsung membelikan banyak baju untuk Delta. Anak ini sempat menolak, tapi Samuel membujuknya. Sifat keras kepala Delta sama dengan dirinya.

DeltaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang