(01) Delta

391 27 2
                                    

Delta anak yang ceria dan penyayang. Dia sekarang sedang berada di dapur membuat masakan untuk di makan. Delta dengan lihai memotong-motong sayuran, dia pandai memasak.

"Mau di bantu?" Delta menoleh kearah Neneknya yang berada di ambang pintu.

"Gak usah nek, lagian ini juga mau selesai," jawabnya. Nenek Delta tersenyum dan pergi dari dapur. Delta tau Neneknya pasti capek setelah berkebun, dan Delta tidak ingin menambah beban Neneknya lagi.

Makanan sudah siap, Delta meletakan masakannya di lantai yang beralaskan Karpet, dia kemudian memanggil Kakek dan Neneknya untuk segera makan. Dan mereka makan dengan di iringi obrolan-obrolan ringan.

"Gimana sekolahnya dek?" Sang Kakek bertanya.

"Baik kok, Kek. Ya walau aku agak mumet sama pelajaran yang banyak banget, hehe."

"Yang rajin belajarnya, biar nanti bisa kuliah," sahut Nenek. Delta mengangguk, dan obrolan mereka terus berlanjut sampai makanan itu habis.

***

Delta sudah bangun subuh-subuh, dia langsung melakukan pekerjaan rumah. Agar nanti saat pulang sekolah dia bisa bersantai. Delta itu anak yang rajin, tapi terkadang dia juga malas.

"Dek, Nenek kesawah dulu ya?" Nenek muncul dan mengangkat tasnya.

Delta menoleh. "Kok cepat banget perginya Nek? Biasanya jam 7an."

"Biar cepat sampai, dek. Biar lebih ringan kerjanya, siang nanti Nenek bisa santai," jawabnya. Delta mengangguk sekilas, lalu menyalimi sang Nenek.

"Hati-hati nek."

Delta sendiri sekarang, kalian bertanya kemana Kakeknya? Dia menginap di kebun malam tadi, mungkin akan kembali di saat hari Kamis, karena di hari Jum'at Kakek akan berjualan di pasar.

Delta siap untuk sekolah setelah pekerjaan rumah nya selesai. Delta berangkat dengan sepeda, sekolah Delta itu cukup jauh. Tapi Delta tidak pernah mengeluh. Karena Delta tau, mengeluh tidak akan merubah apapun itu.

Kringgg

Tepat saat Delta memarkirkan sepedanya, bel masuk berbunyi. Dengan cepat Delta berlari menuju kelasnya.

Kalian tau? Sekolah Delta itu tidak besar, tanah ada dimana-mana, bahkan lapangannya saja sangat kecil dari lapangan SMA yang lainnya. Sapu saja tidak tersedia, jika ada itu pun sapu ijuk yang di pakai. Sekolah ini di tengah-tengah kebun Sawit.

Delta masuk kedalam, dan salah satu temannya langsung menghampiri nya. "Tumben kamu telat, ta?" Tanyanya.

Delta langsung duduk lemas di bangku nya. "Tadi aku mau masak nasi, eh malah mati lampu. Jadi terpaksa pakai Priuk."

"Di tempat aku gak mati lampu tuh."

"Beda Desa bego!" Sahut salah satu teman Delta yang lain, Sari namanya.

Temannya yang tadi hanya cengengesan saja, dia langsung pergi bergabung dengan yang lainnya. Delta duduk, dia langsung memeriksa jurnal sekolah. Ya, dia sekertaris kelas.

"Pak Seno gak masuk ya?" Tanya Sari.pada Delta. Delta mengangkat bahunya acuh, toh dia baru sampai, jadi mana dia tau.

"Woi! Gak ada yang mau piket apa?!" Teriak sang ketua kelas, Nara Namanya. Yang piket pun langsung pura-pura tidak dengar.

Salah satu teman sekelasnya bersuara dan berkata, "gak ada sapu. Jadi gimana mau nyapu?" Tanyanya ketus. Delta menghelah nafasnya. Selalu saja begini, sapu pasti selalu tidak ada. Lihatlah! Sampah berserakan dimana-mana, dan itu terlihat sangat kotor.

DeltaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang