Dua insan yang di satukan sedari kecil, di ikat dengan benang merah yang kasat mata, dua orang yang sudah di rencanakan, dua orang yang tidak bisa memilih takdirnya masing-masing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tandai typo!!! ...
Tidak terasa pernikahan Bara dan Beby akan segera di langsungkan esok hari, Kehidupan kedua remaja akhir itu akan berubah, tanggung jawab pun berubah, hanya Bara yang masih tidak terima dengan pernikahan ini, jangan salah paham, Bara tidak sama sekali menyesal menikahi seorang Beby, tapi ia sungguh sangat tidak terima kalah dari Orang tuanya,
Jika Bara menikah dengan Beby, masuk kuliah sesuai dengan keinginan Orang tuanya. maka seratus persen Bara kalah dari sang Papa. tidak ada kehendak sang Papa yang berhasil Bara tolak.
"Bara... tolong Beby....!!" Teriak Beby dari arah pintu rumah Bara. Beby dengan penampilan hanya menggunakan piama minim, celana pendek dan baju tanpa lengan.
Beby langsung saja menghambur ke arah Bara yang sedang duduk di ruang keluarga bersama kedua Orang tuanya.
Beby tidak peduli dengan keberadaan Mama, Papa Bara. Beby memeluk leher bara erat.
"Kenapa?" Bara bertanya panik, masalahnya Beby datang dengan mata basah, sepertinya Beby menangis sembari berlari ke rumah Bara, sendal rumah saja masih Beby pakai.
"mami jahat banget Bara" adu Beby dalam isakkan nya, tidak peduli sekitar.
"jahat kenapa?" Bara bertanya datar, tidak mau terlalu terlihat begitu mengkhawatirkan Beby di depan kedua Orang tuanya yang sedari tadi diam-diam kepo dengan kedatangan tiba-tiba Beby ke rumahnya, walaupun ini sudah tidak aneh sih memang Beby kalau ada apa-apa pasti kaburnya ke rumah mereka.
"masa Mami mau rendam aku di air Susu, nanti kalau aku di semutin bagaimana Bara" rengek Beby "terus susunya di kasih bunga, takut. nanti aku di datangi nona Kunti sama kuta.. kuti..kuy... kuy.." Beby mengerutkan alisnya tidak juga menemukan kata-kata yang pas
"kuyang.. kuyang.. sayang" jawab Mama Ceria yang tidak sabar mendengar cerita Beby, sampai-sampai lehernya memanjang condong ke depan agar Beby mendengar suaranya.
"iya!! itu. kuyang Bara, kayanya aku mau di jadiin tumbal per Sugihan deh Bara sama Mami. takut Bara, nanti besok aku gak bisa kawin dong sama kamu, kalau aku di jadiin tumbal aku mati terus jadi arwah penasaran" takut Beby, Bebar-benar bodoh.
Papa Bara yang ada di sana hanya menggeleng lelah. sudah biasa mendengarkan drama Beby, entah mengapa walaupun tingkah Beby yang di luar nurul, tapi Jett sebagai orang tua Bara sangat ingin sekali menjadikan Beby menantu, Menurut Jett, Beby lah yang cocok mengimbangi Bara yang keras kepala.
mungkin jika di lihat orang asing Bara seperti tidak menyukai Beby atau kasar kepada Beby, tapi sebagai orang tua yang sudah hidup belasan tahun dengan sang anak Jett tahu bahwa Bara sangat mencintai Beby, Bara tidak tahu saja Jett sangat tahu karakter sang anak, bisa Jett lihat Bara menahan diri untuk memanjakan, menyayangi Beby. apa lagi di depan Jett dan Ceria, Bara sangat berusaha untuk bersikap dingin, yang malah di mata Jett dan ceria Bara seperti orang menahan buang air besar jika sedang bersama Beby.