Bab 7 : Pelampiasan

476 48 10
                                    




mett buka gaes..





"Papa gak setuju!"


.

.

.

Semua orang yang ada di sana menegang, suasana di ruangan itu menjadi canggung, walaupun orang tua mereka berteman, tapi Jett Adir cukup di segani di pertemanan mereka, terkadang Jett akan keras kepala dengan keputusannya sendiri, bukti nyatanya adalah Bara.

Sadewo bukan tidak pernah menasihati Jett untuk jangan terlalu keras kepada Bara, toh Bara cukup pintar dan bertanggung jawab, Sadewo yakin Bara akan sukses, entah apa pun pekerjaan nya, Sadewo tidak pernah khawatir dengan masa depan sang putri.

Tapi Jett tetap lah aJett, keras kepala, semua titahnya harus terpenuhi, untung saja dalam pertemanan mereka Sadewo lebih ke tipe menerima dan tidak menentang keputusan Jett dengan keras, Sadewo tau karakter Jett yang keras. Makanya mereka awet berteman, jika Jett di lambangkan dengan api maka Sadewo di lambangkan dengan minyak tanah, maksudnya Air

"Memang papa selalu gak setuju setiap kepu..." Bara kesal dan marah Papa nya selalu tidak setuju dengan keputusannya, belum sempat ia menyelesaikan ucapan sang papa sudah menginterupsi

"Papa tidak mau kalian mengontrak, atau menyewa, beli saja langsung, plus sama embak dan satpamnya, tidak rela Papa Beby harus mengurus rumah" ucapan Jett tidak sesuai yang orang-orang di sana pikirkan, Beby saja dari tadi sudah sembelit karena aura Jett yang menakutkan, padahal Jaett tidak pernah sekalipun bicara atau memperlakukan Beby kasar.

"papa.." beo Beby terharu, siap beranjak untuk memeluk sang mertua dengan tangan terentang, Beby tidak tanggung-tanggung ia memberi satu kecupan di bibir Jett ringan, setelah itu memeluk lengan sang mertua dengan sayang.

"Beby.. Papa kamu di sini nak" ucap Sadewo merasa cemburu, dengan perlakuan Beby kepada Jett.

"Mami tadi bilang mau beli rumah buat kalian tapi responsnya gak gini" dengus sang mami

"mami cuma beliin rumah, aku nanti mengepel sendiri rumahnya gak mau. kalau Papa kasi aku asisten rumah tangga" senang Beby "dan Papa kurang gesit dari Papa, jadi aku sayang Papa sekarang dari pada Pap" Beby memeletkan lidah kepada Papi nya

"eh gak inget ya kamu siapa yang adon, durhaka kamu sama Papi Mami yang udah buat kamu" lawan Sadewao, anaknya memang benar-benar

Beby tidak terpengaruh dengan kekesalan sang Papi, ia semakin mengeratkan tangannya kepada Jett, walaupun Beby takut pada Jett tapi Beby sayang, Mama ceria mengelus surai Beby lembut, senang sekali jika menantunya bahagia.

"kamu senang sayang" tanya Ceria

"senang dong Mama, heheh" Beby menyengir lebar,

namun kebahagiaan Beby tidak berlangsung lama, "kami tidak membutuhkan itu semua Pa" Bara merusak suasana bahagia di ruangan itu

Beby yang mendengar Bara seperti itu raut cerianya menghilang, melepas lilitan tangannya di lengan sang mertua, Beby sudah berjanji akan selalu mengikuti jalan yang Bara ambil maka ia akan selalu ikut setiap keputusan Bara, walaupun Beby tidak menyukainya.

Jett merasakan menantunya berubah drastis, Jett tahu Bebyi akan selalu menuruti keputusan Bara, itulah yang Jett tidak suka, anaknya terlalu egois, tidak memperdulikan kesenangan Beby dan kemauan Beby,

"eh.. emm iya Papa kita gak perlu itu semua ko" ucap Beby ikut meyakinkan mertuanya, entah ke mana Beby beberapa menit lalu yang meloncat kesenangan, gadis cantik kesayangan dua keluarga itu berubah diam, tidak seperti tadi yang hiperbola. kedua orang tua Beby pun menyadarinya. tapi mereka memilih diam, jika mereka ikut panas maka dua orang satu darah di depannya mereka akan semakin berselisih, ceria saja suda menyentuh lengan sang suami agar tidak terlalu keras kepada anak mereka.

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang