Setelah Biu war dan primly pergi us kembali masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar Biu dia ingin mengambil bekas gelas yg di bawa oleh war tadi, us langsung masuk dan mengambil gelas yg ada di atas meja setelah mengambil gelas us kemabli berjalan untuk keluar tapi dia merasa menginjak sesuatu, us melihat ke arah kakinya dan dia melihat sebungkus obat us mengambil obat itu dan di situ juga sdh tertulis nama biu"Ini obat apa, apa Biu sakit dan ini juga obatnya sampai empat macam begini dan disini juga terdapat vitamin, aku yakin biu sakit dan akhir2 ini dia memang terlihat pucat pasti biu sakit dan mencoba menyembunyikan sakitnya, sebaiknya aku mencari tau ini obat apa" Us langsung keluar dari kamar biu dan membawa gelas kotornya di dapur setelah itu us ke kamarnya mengambil dompetnya setelah itu pergi ke rumah sakit, saat sampai di rumah sakit dia ingin menemui salah satu dokter yang dia kenal, dia sangat khawatir kalau biu memang sakit apa lagi Biu terlihat pucat, us berjalan dengan terburu-buru sampai dia tidak sengaja menabrak seorang dokter perempuan dan obat yang di tangannya terjatuh,
"Maaf.. Aku terburu-buru jadi aku tidak sengaja menabrak anda" Us pun berdiri dan dokter yang dia tabrak langsung mengambil obat yg jatuh dari tangan us , dia melihat dan membaca nama Biu
"Kenapa obat hamil Biu ada pada anda, memang anda ini siapanya Biu" Us bingung mendengar dokter berkata obat hamil
"Obat hamil, maksud dokter apa, dan dari mana anda mengenal adikku Biu" Dokter itu pun mengerti kenapa obat Biu bisa ada pada us
"Aku dokter raisa dan aku yg sdh memeriksa Biu dan aku yg meresepkan obat ini padanya, apa anda kesini untuk mengambilkannya lagi" Us masi tidak percya dengan perkataan dokter raisa
"Maksud kamu adikku Biu sedang hamil" Us mengeluarkan HPnya dan memperlihatkan foto Biu dan dokter raisa mengangguk
"Iya Biu yg itu dia sedang hamil dan usaha kehamilannya sdh 1 bulan lebih" Us langsung mengambil obat Biu dari tangan raisa, dia sangat marah mengetahui Biu sedang hamil dia sdh mengepalkan tangannya.
Sementara itu primly Biu dan war sdh sampai saat mereka turun mereka sudah melihat blue sedang berjalan ke arah mereka, Biu terlihat senang dan langsung berlari memeluk blue, war tidak percaya dengan apa yg dia Lihat, Biu yang selama ini terlihat cool kenapa jadi manja saat bertemu dengan blue, war melihat primly yg sedang senyum2 sendiri melihat dua orang bucin, war kemudian menegur primly
"Phi kenapa senyum2 begitu" Primly menghentikan senyumnya dan melihat war
"Aku sangat bahagia melihat mereka berdua, aku sudah berfikir akan kehilangan salah satunya karna masalah Biu, tapi phi blue adalah malaikat yang di kirim untuk Biu dan dia bisa menerima apa yang terjadi sama Biu dan phi blue juga sangat menyayangi Biu"primly sangat tersentuh melihat kasi sayang blue pada Biu
" Emang phi blue dan phi Biu punya hubungan ya phi " Primly hanya mengangguk.
Biu langsung memeluk blue dan blue tersenyum melihat Biu dan membalas pelukan Biu
"Hay,, sayang phi liat kamu semakin cantik aja" Wajah Biu langsung memerah saat blue mengatakan dia cantik
"Phi blue, aku sangat merindukanmu" Kata Biu, blue terkekeh melihat sifat manja Biu
"Phi juga merindukanmu, ayo kita masuk sekarang"mereka sdh berada di festival makan, semua jenis makanan sdh ada disana, dari sepanjang jalan mata Biu sdh berbinar2 liurnya juga sdh menetes melihat semua makanan yang ada di sana, war dan primly sudah was2, setiap melewati makan aneh jantung mereka seperti berhenti tapi mereka kembali lega saat Biu melewatinya
" Wah,, semuanya sangat enak, biu menginginkan semua "kata Biu pada blue
" Kamu bisa membeli semua yang kamu inginkan Biu" Biu pun menunjuk semua makanan yang dia mau di tangan primly dan war juga sdh banyak berbagai makanan tapi Biu tidak memakannya sama sekali dia hanya membelinya dan blue membiarkannya, primly dan war semakin khawatir melihat makanan yang banyak di tangan mereka, primly berbisik pada blue
![](https://img.wattpad.com/cover/361336543-288-k288821.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
we love you biu (End)
General Fiction"jika aku harus mati krn melahirkan anak ini, maka biarkan aku mati"