Milikku

2.9K 216 15
                                    


"Ma, besok kakak ikut main ke pantai ya."

Sakura menghirup aroma tehnya lalu mengangguk pelan. Mata hijaunya memperhatikan sarada yang mengaitkan tasnya kepunggung. Tidak terasa, putri kecilnya yang baru lahir kemarin sudah masuk ke jenjang perkuliahan.

"Mama tidak boleh terlalu kelelahan. Oke? Aku akan datang siang nanti jemput mama untuk tes gula darah."

"Iya sayang. Hati-hati di jalan."

Sarada mencium pipi sakura. Mengambil jas laboratorium yang akan digunakan praktek. Gadis muda itu terlihat sangat berambisi setiap hari.

"Sakura."

"Hm?"

Sasuke datang dengan koran ditangannya. Menyodorkan mulutnya untuk meminum teh yang disesap sakura sedari tadi.

"Apa sarada sudah pergi?"

"Sudah."

Sasuke tersenyum tipis. Menyingkirkan korannya ke meja. Akhirnya bisa berduaan dengan sang istri. Sasuke menarik sakura untuk menyender di dadanya. Untung saja ia pensiun dua minggu yang lalu. Kini perusahaan yang sudah ia besarkan setengah mati. Berada di tangan putra sulungnya. Sekarang waktunya menikmati hidup tua dengan istrinya.

"Bagaimana jika kita mengajak shun ikut ke pantai? Dia perlu menghirup udara segar." Tawar sasuke memainkan ujung rambut sakura.

Sakura menaikkan alisnya. Menatap sasuke yang antusias dengan acara "me time" yang sakura rencanakan. Seharusnya "me time" itu untuk dirinya sendiri. Tetapi ketika putrinya menawarkan diri ikut. Maka sakura menyanggupinya. Sudah lama dirinya tidak keluar berdua dengan si bungsu.

"Aku tidak mengajakmu. Hanya aku dan sarada."

"Apa!"

Sasuke duduk dengan tegap. Memastikan pendengarannya bahwa dirinya tidak di ikut sertakan dalam acara jalan-jalan sakura. Kenapa? Mengapa tidak boleh ikut?

"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh ikut? Kenapa sarada boleh?"

"Ini acara perempuan sasuke."

"Apa bedanya? Kau istriku. Aku suamimu. Sebelum ada sarada. Kau milikku bukan miliknya!"

"Sasuke."

"Tidak. Tidak. Aku mau ikut."

"Uchiha sasuke."

"Kenapa uchiha sakura?"

"Kau ini kenapa sih?"

"Kau yang kenapa. Aku mau ikut."

"Ini khusus ibu dan anak."

"Tidak bisa. Kau istriku. Aku ayahnya. Aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi!"

Sasuke kekeuh dengan pendiriannya. Tidak mau tau. Dirinya harus ikut. Susah payah ia membujuk si sulung agar segera naaik jabatan. Giniran dirinya menganggur, istrinya ikut menganggurinya.

"Jangan konyol."

"Siapa yang konyol!"

"Astaga... kenapa kau jadi pemarah seperti ini sih?"

Sakura jadi ikutan dongkol dengan sasuke yang mendadak cerewet ingin pergi. Padahal sakura sudah membayangkan berdua dengan anaknya. Melukis di pinggir pantai, minum kelapa muda sambil berjemur. Jika ada sasuke yang ada dirinya seharian akan dikurung di kamar.

"Aku ikut. Kau tidak bisa meninggakan ku sendirian."

"Siapa yang meninggalkanmu? Aku cuman satu hari menginap."

Sasusaku Sweet StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang