Demam

994 119 6
                                    








"Syalom." Sakura mengetuk pintu yang sedikit terbuka. Meskipun dia kerap kali datang kesana dia masih belum terbiasa masuk seenaknya meskipun pemilik rumah sudah berulang kali menyuruhnya agar langsung masuk.

"Syalom. Aduhh pacarnya mas udah nyampe. Masuk sayang, ai kamu mah langsung masuk aja, kenapa nunggu diluar gitu."

"Hehe iya bun."

"Sini-sini, itu masmu tuh berisik banget. Bunda males dengernya. Udah makan sayang? Yuk makan, bunda tadi masak iga sapi loh."

Sakura terkekeh pelan meletakkan tas selempangnya di sofa.

"Aku udah lunch bun bareng dosen-dosen lainnya. Tadi makan di cafe yang waiting list itu loh bun. Aku beli cheese cake buat bunda."

"Asik! Ihh kamu tau banget ya kesukaan bunda. Mau bunda bawa ah jadi bekal makan di jalan." Dengan semangat mikoto menerima box kue tersebut memasukkan ke mobil. Sedangkan sakura terkekeh pelan, dia merasa dihargai dengan antusias ibu kekasihnya.

"Sakura baru sampai nak?"

Fugaku dengan kemeja khas bapak-bapaknya datang menghampiri sakura.

"Iya yah. Barusan banget."

"Yahh lihat deh mantuku lebih peka daripada kamu! Aku udah terus bilang mau makan cheese cake gak dibeli-beli. Emang ya cowok itu gak ada yang inisiatif!" Mikoto melenggos memasuki mobil setelah puas menyindir suaminya.

"Loh bun?!"

Sakura tertawa pelan. Dia mengambil satu cup kopi dari paperbag yang tersisa dan menyodorkannya pada ayah kekasihnya.

"Kebetulan tadi aku ada acara makan sama dosen-dosen lain yah. Terus keinget bunda yang pengen makan cheese cake, sekalian aku beli sama espreso. Ternyata enak loh. Cobain deh yah."

Fugaku menyeruput ice espreso yang diberikan sakura lantas berdecak kagum.

"Enak banget. Mantu ayah emang paling pinter kalau masalah kopi. Kapan-kapan kita ngopi disitu ya nak." Ujarnya sambil mengelus surai rambut sakura bangga. Sontak menyenangkan hati sakura, dia terharu. Bagi seorang yatim piatu sepertinya momem seperti inilah yang paling berkesan dalam benaknya.

Mereka berdua adalah pecinta kopi sejati. Ada waktu dimana fugaku dan sakura akan ngopi bersama. Dimana ada kedai kopi terbaru pasti mereka nongkrong dan review, maklumlah. Pensiunan dini seperti fugaku, dikala gabutnya dia membuat youtube channel yang berisi review-review kopi.

"Yang!!" Suara melengking dari dalam kamar mengagetkan sakura yang berjalan keluar bersama fugaku, yang ingin mengantar kepergian kedua orangtua kekasihnya.

"Kamu yang sabar ya sama masmu itu. Banyak gaya dia, padahal demam dong." Bisik fugaku mengadu. Pria paruh baya itu mewanti-wanti pada sakura bahwa anaknya itu sangat lebay. Padahal hanya demam saja. Tapi seakan dirinya divonis penyakit mematikan.

"Hahah iya yah."

"Lihat ni mantuku juga bawa kopi buat ayah. Bunda diajak ngopi mana pernah mau."

"Apasih enaknya kopi mending aku bakery beli kue."

Pasangan tua uchiha itu berargumen di hadapan sakura. Saling membanggakan perbedaan mereka satu sama lain. Tapi percayalah meskipun begitu keduanya adalah pasangan yang saling mencintai satu sama lain.

"Udah ah males aku debat sama kamu!"

Mikoto mengalihkan pandangannya pada sakura yang anteng berdiri memperhatikan mereka. Dia melonggokkan kepalanya keluar jendela mobil.

Sasusaku Sweet StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang