RS. 15 Restless

1.6K 117 2
                                    

"I don't want to fall in love because it makes me weak."

*****

Mataku tertuju pada Amara yang semakin menjauh dari pandanganku, ia berlari kecil menuju gerbang sekolah. Sekarang adalah hari Senin, ia memakai baju putih abu dengan riasan tipis di wajahnya setara anak remaja pada umumnya.

Rambut panjangnya pun ia urai dan tidak lupa tadi pagi sebelum berangkat ia sempatkan diri untuk mencatok rambutnya agar dilihat lebih bagus.

Kini aku melihatnya membalikkan badan dan menatap dalam ke arahku, tangan kanannya ia angkat ke atas lalu melambaikan kepadaku, ia juga tersenyum sangat manis daripada yang aku lihat sebelumnya.

Atau mungkin memang dia selalu melakukan dan memperagakan hal yang sama kepadaku tetapi aku saja yang tidak mengetahui itu?

Senyuman gadis itu sangat manis hingga membuatku hampir terjatuh saat aku berdiri sekarang, rasanya bibirku ingin sekali mendorong untuk mengukir senyuman tipis untuknya juga.

Tapi aku urungkan niat itu, aku harus segera pergi dari hadapannya sebelum aku terlanjur tersipu, aku juga malu jika saja dia mengetahui aku diam-diam tersipu malu atas tindakanku sendiri.

Aku membalikkan badan lalu melangkahkan kakiku meninggalkan Amara yang sekarang aku tidak tahu dirinya kecewa atau beranggapan sesukanya terhadap diriku.

"Dasar bodoh."

Beberapa menit aku berjalan dan melayangkan kata-kata itu yang sudah tertiup angin tiba-tiba ada yang antusias memanggil namaku.

"ANGEL!"

Rasanya jantungku ingin copot sekarang juga.

Orang itu menepuk pundakku lalu membalikkan badanku menghadap ke arahnya.

"Olive?"

"Lo kenapa bisa disini?" Tanyanya.

"Gue-"

Saat aku ingin melanjutkan ucapanku, ia memotongnya. "Kebetulan banget, nanti aja kita ngomongnya tapi lo sekarang lagi sibuk atau nggak?"

"Nggak sih."

"Gimana kalau lo temenin gua buat seminar ke SMA itu?" Ia menunjuk jari telunjuknya ke arah samping, tujuan sekolah yang dimaksud adalah sekolah Amara.

"Hah? Maksud lo?"

"Gini loh, temen gue yang harusnya datang sama gue sekarang malah sakit terus dia sekarang ada di rumah sakit tapi gue males buat bilang ke dosen gue nanti yang ada gimana-gimana jadi gua nekatin diri buat seminar sendiri, ya sebenernya gua takut tapi kayaknya Tuhan ngabulin doa gua yang datangin lo deh? Lagian pula gue tahu banget lo ini pinter banget jadi tolong gue ya, Angeline?"

Aku membuka mulutku yang mendengar keluhan dari Olive, teman saat kami di sekolah menengah pertama.

"Lo bisa kagak ngomong ada koma nya?"

"Hehe, maaf. Gue terlalu antusias. Jadi?"

"Apa?"

"Mau nemenin gue nggak? Ayooooolahh,"

Red SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang