RS. 25 Malam Indah

1.6K 97 5
                                    

"Annoying feeling"

*****

Aku membaringkan tubuh Amara di ranjang tempat tidurku. Melihat dirinya yang begitu pulas, apakah ia sudah bisa merasakan mimpi indah sekarang?

Apakah sekarang dia sudah bisa menemukan kebahagiaannya yang selama ini ia cari?

Aku berjongkok disisinya, menyingkirkan rambut tipis yang menutupi wajah indahnya ke belakang telinga.

"Cantik." Ucapku pelan sekali agar dia tidak mendengar suaraku yang akan mengganggu waktu tidurnya.

Bibirku tersenyum tipis memandangnya beberapa lama sebelum dering telepon dari ponselku berbunyi yang membuatku beralih menatap ponsel.

Kini aku menjauhkan diri dari Amara untuk mengangkat telepon.

"Halo,"

"Gimana keadaan Amara?"

Aku bisa mendengar suara dari balik telepon, suara Abel yang mengkhawatirkan Amara.

"Kenapa?"

"Gue cuma pengen tahu aja."

"Hm, baik."

"Syukurlah, syukur juga lo bisa sama Amara lagi."

Mendengar itu aku melebarkan senyumku tetapi aku sembunyikan dengan cara menggulumkan bibirku.

"Thanks ya."

"Iya, kalau ada yang penting lo bisa cerita ke gue aja ya."

"Iya, Bel."

"Kak Angel," aku melirik ke sumber suara.

"Udah bangun?" Tanyaku.

Dijawab oleh anggukan kecil olehnya. Aku menghampirinya dan duduk disampingnya.

"Kok kakak baik sih?"

Aku tidak bisa menjawab apapun ketika Amara mempertanyakan hal tersebut. Aku hanya diam menatapnya dengan tatapan datar.

"Kakak udah suka sama aku?"

"Gak."

"Terus kenapa sikap kakak beda?"

"Lo mau gue nyakitin lo terus?"

Ia bangun dari tidurnya dan berbaring dikasur.

"Nggak, seenggaknya ada kemajuan dari kakak." Aku mengangguk sambil memutar bola mata lalu melihat ke arah lain.

"Hum."

"Aku mau pulang."

"Ini malem tahu, pagi aja pulangnya." Pintaku pada Amara.

"Tumben minta buat besok aja pulangnya?" Amara memajukan wajahnya ke wajahku, membuatku melebarkan mata dan sedikit terkejut oleh perilakunya.

"Nanti ada kenapa-kenapa."

Gadis itu menampakkan senyum sumringah nya padaku, detik berikutnya ia langsung saja memelukku erat.

"Lo ngapain sih?" Aku mencoba untuk melepaskan pelukan itu tetapi ia memelukku semakin kuat.

"Makasih ya, kak."

Aku hanya terdiam mendengarnya.

Dia meregangkan pelukannya lalu menatap wajahku dengan wajah lugunya yang membuatku terpaku.

Cup

Aku bisa menduga hal itu akan terjadi, aku bertanya-tanya mengapa dia bisa bertindak seperti ini?

Sekarang pun kedua lengannya ia kalungkan ke leherku, sejajarkan tubuhku dan tubuhnya agar setara. Dia mengecup pelan kembali bibirku, aku hanya diam membiarkannya melakukan itu, terserah dirinya mau melakukan apapun, jika dipikir aku sekarang merasakan pasrah dihadapannya.

"I love you." Lontaran katanya membuatku panas dingin tidak karuan.

Bibirnya mulai mencicipi bibirku pelan-pelan, aku hanya membiarkannya saja sambil sedikit tersenyum.

Tanganku sekarang merangkul pinggangnya dan mengusapnya atas bawah. Aku memejamkan mataku ketika Amara memposisikan wajahnya miring dan tetap menciumi bibirku tetapi dengan rasa malu-malu.

Dengan begitu aku melepaskan bibirku dari bibirnya, "bukannya kita udah sering ngelakuin ini? Kenapa lo masih malu?"

"Aku anu..."

"Hem?"

"Rasanya beda. Aku ngerasa-"

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, aku kembali menyantap bibirnya dan membaringkan dirinya ke kasur untuk tiduran agar tidak lelah duduk.

Aku menggigit kecil bibir bagian bawahnya dengan lumatan ke seluruh bibirnya menciptakan kecapan dari bibir kami karena air liurnya itu.

Tanganku meraba pinggang dan terus menyusuri perut hingga tinggal di pahanya yang hanya tertutupi sebagian oleh celana pendek yang ia kenakan.

Ibu jariku mengusapnya perlahan sampai ke selangkangannya, ketahuan oleh Amara, ia segera menutup kedua kakinya membuat tanganku terjepit diantara dua kakinya.

Aku mencoba membukanya kembali menggunakan dua tanganku, kepalaku mulai turun kebawah perlahan, sesekali mengecup area yang membuatnya bergerak frustasi.

Telapak tangannya sudah memegangi rambutku saat kepalaku berada di buah dadanya, membuat Amara gelisah kepada keadaan malam ini.

"Kak,"

Aku mendongak melihat wajahnya yang paling aku sukai saat saat seperti ini, seperti meminta bantuan.

"Kenapa?"

"Apa kita mau ngelakuin itu?"

Pertanyaannya membuatku tertawa renyah, aku merangkak naik dan mengecup kembali bibirnya sebentar.

"As you wish."

Mendengar itu Amara tersenyum manis yang semakin membuatku hanyut dalam pesonanya.


________
End?
Atau?

02 Juni 2024.

Don't forget to follow comment and vote, happy reading u all!

jangan lupa juga follow ig pribadiku🙌🏻 kesyanzt.

Red SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang