RS. 23 Weird Feeling

1.2K 108 10
                                    

"like that said,"

*****

Angel fokus menyetir mobilnya dan menatap ke arah depan jalanan. Ia sesekali melirik ke samping tempat Amara duduk, melihatnya sedikit menggigil, dia mematikan AC mobil sebelum lampu merah menyala.

Ia berhenti di lampu merah, tangan kirinya meraba-raba ke belakang mobil mengambil sesuatu untuk ia berikan kepada Amara.

Tangannya menangkap jaket di belakang mobil dan segera ia serahkan kepada gadis disebelahnya.

Gadis itu menatap apa yang sudah Angel lempar kepada dirinya, "pakai itu, lo kedinginan."

Amara melirik tajam ke Angel.

"Dia sendiri yang buat aku kedinginan gini." Ujarnya dalam hati. Bibirnya mengerucut ke depan beberapa senti sembari mengembungkan pipinya.

"Kenapa belum dipakai?"

"Iya, mau." Amara meraih jaket itu dan memakainya, sebenarnya saja ini sudah cukup hangat bagi dirinya. Amara tersenyum tipis.

"Gue nggak suka lo jalan sama itu cowok."

"Kenapa gitu? Kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi kan?" Tanya Amara dengan bingung.

Mendengar pertanyaan itu membuat Angel menginjak gas mobil semakin kuat, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat Amara sedikit terkejut.

"Jangan ngebut." Lanjut Amara.

"Kenapa? Bukannya itu hak gue?"

Beberapa meter, ia berhentikan mobilnya seketika dan kembali seperti ingin mengintrogasi Amara dengan raut wajahnya yang menyeramkan itu.

Harusnya pertemuan yang sudah lama ini baik-baik saja bukan? Bukannya malah seperti ini.

"Ada apa?" Tanya Amara sekali lagi.

"Gue cemburu."

Kini bulu matanya tampak kebawah dan matanya yang terlihat tidak bersemangat itu sangat jelas sekali.

Mendengar itu lantas saja Amara tertegun, matanya tertuju pada wajah Angel yang lesu.

"A-apa?" Ia masih tidak percaya kepada Angel sebelum perempuan itu mengulangi kata-katanya kedua kali.

"Gue cemburu lihat lo bareng sama cowok lain."

"Tapi kenapa bisa?" Amara menggumam dengan nada yang rendah.

"Karena gue suka sama lo."

"HAH??"

"Kedengeran."

Kini Amara tidak bisa berkata-kata lagi karena ucapannya terdengar oleh Angel dan lebih terkejut kembali saat Angel menyatakan menyukai dirinya yang pada awalnya hal ini adalah kemungkinan yang sangat mustahil ini.

"Aku... Bukan pacar dia." Apakah sekarang dia masih bisa mendengarnya?

"Jadi gitu ya."

Ternyata masih bisa terdengar olehnya.

"Kakak nggak kenapa-kenapa, kan?"

Ia menggeleng.

Melihatnya seperti ini mengapa sangat menggemaskan, rasanya seperti ingin melakukan sesuatu kepada Angel, pikir Amara.

Amara baru terpikirkan Angel memarkirkan mobilnya di tempat sepi yang tidak banyak orang berlalu lalang. Membuat dirinya sedikit merinding.

"Kita kenapa nggak langsung pulang aja? Disini sepi."

"Kenapa sih? Orang gue lagi bete juga." Dia memalingkan wajahnya ke kaca mobil menghindari tatapan Amara.

"Eh?"

Tangan Amara mengeratkan pegangannya ke jaket yang Angel kasih sembari menatap punggung Angel.

"Aku harus apa?" Gumamnya dalam hati.

"Kak," ia menoel pundak kiri Angel berharap agar perempuan itu menoleh. "Maafin aku ya,"

Tetap tidak ada respon apapun.

"Maaf udah jalan sama yang lain," Amara cemberut karena Angel tetap tidak ingin membalikkan badan.

"Kak ih!" Dengan kesal ia menarik baju Angel yang membuat baju tersebut tidak sengaja robek olehnya, tidak hanya itu saja karena Angel juga tertarik beberapa cm ke arah dirinya.

Alhasil itu membuat Angel menoleh ke arah bajunya dan langsung menatap Amara.

Mata mereka saling bertemu dengan jarak yang sangat dekat, mungkin bisa dibilang beberapa inci.

Angel kini bisa melihat kembali mata gadis yang belakangan ini selalu menganggu pikirannya setiap detik, mata berwarna coklat kehitaman itu indah dipandang olehnya, ia merindukan tatapan ini dari Amara.

Dapat dilihat olehnya juga bahwa pupil mata Amara membesar saat menatapnya. Hal itu membuatnya tidak bisa mengatasi jantungnya yang berdegup kencang berdekatan dengan gadis itu.

Matanya kini beralih ke bawah menatap bibir kecil milik gadis dihadapannya sekarang, sudah berapa lama setelah mereka berpisah sampai Angel tahu bibir Amara terlihat kering sekarang, bahkan saat sudah terjebur dalam air sekarang tidak seperti biasanya yang dulu selalu basah karena ulah dirinya.

"Apa gue harus cium dia sekarang ya?" Tanyanya dalam hati.

Rasanya kenapa ia tidak bisa langsung menciumnya, padahal jarak mereka sudah sangat dekat. Tetapi Angel tidak bisa dengan langsung melakukan itu, rasanya juga tertahan.

"Kayaknya dia juga ogah gue cium."

Angel melepas dengan pelan tangan Amara yang masih memegang bajunya. Ia memundurkan tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Amara.

Amara melihat itu kebingungan mengapa Angel begitu. Ia hanya bisa menghembuskan napas kasar dan sedikit menggerutu.

"Kak Angel kok nggak cium aku sih?"

Angel mencoba menormalkan kembali napasnya, mengaturnya dengan susah payah mengalihkan pandangannya ke arah lain juga.

"Kak," panggil Amara.

Ia menoleh perlahan.

Dengan cepat Amara memajukan badannya dan menempelkan bibirnya pada bibir Angel, membuat Angel begitu tersentak tidak seperti biasanya yang menyukai hal ini.

Lalu Amara melepaskan kecupan itu.

"Kenapa hal pertama kita ketemu malah marahan sih?"

Angel terkejut kembali mendengar pertanyaan dari Amara barusan.

"A-apa?"

________
TBC.

29 Mei 2024.

Jadi, lebih baik Angel tetap dengan karakternya yang arogan atau menjadi lebih baik?

[] syan: angel kan sukanya tarik ulur
[] her: kaya kamu
[] her: ckup angel aja, author nya jangan
[] her: dah ya libur dulu tarik ulurnya

Selama ini aku tarik ulur kah? Padahal aku sebaik ini loh? Demi apasih anj, oke makasih.

Don't forget to follow comment and vote, happy reading u all!

Red SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang