RS. 24 Kiss Me

1.5K 107 3
                                    

"So is it still unstable or not?"

*****

"Kenapa hal pertama kita ketemu malah marahan sih?"

"A-apa?"

"Iya, kenapa nggak nanya kabar satu sama lain selama ini gimana?"

Angel memundurkan lebih jauh badannya dari Amara.

Kenapa gadis itu tidak marah bahkan saat ia tidak menolongnya ketika gadis itu terjebur ke dalam danau yang dalam hingga tidak sadarkan diri sejenak.

"Lo-" ucapannya menggantung.

"Kenapa?" Tanya Amara dengan nada sedikit gemetaran.

Tangannya memegang erat ke jaket yang ia berikan, wajahnya juga mulai pucat seiring berjalannya waktu. Tangan Angel sekarang mengulur ke arahnya, mencoba mengetahui seberapa dingin rasanya dan ternyata tangan Amara sudah mendingin.

Lalu Angel menarik pelan lengan Amara membiarkannya berhadapan secara langsung, tangan kanan Angel menyelusup ke punggung Amara dan meraba sebentar membuat Amara sedikit menutup matanya sebentar.

Sekarang tangan kirinya mengangkat dagu Amara untuk menatap dirinya.

"Lo kedinginan, izinin gue buat hangatin badan lo." Mata gadis itu terus menatap Angel dengan dalam. Mereka saling bertatapan beberapa lama kemudian mata Angel menurun menatap bibir kecil milik Amara.

Ibu jarinya mengusap perlahan bibir bawah Amara yang kini membuka kecil ruang dimulutnya.

Tangannya beralih ke tengkuk gadis itu dan memajukan badan Amara, membiarkan bibir keduanya saling menempel satu sama lain.

Angel mengecup pelan bibir Amara, itu membuatnya tersenyum tipis. Jari jemarinya menyisir dengan lembut rambut Amara dari atas ke hingga bawah.

Merasakan Angel yang sudah mulai mengecupnya, Amara membalas ciuman itu dengan sedikit dalam hingga memiringkan kepalanya.

Kedua tangan Amara kini menuju pada dada Angel untuk lebih meminta kehangatan. Itu membuat Angel semakin mempererat tangannya dan memajukan kembali badannya untuk lebih dekat.

Lidahnya menjulur keluar lalu menjilat pelan bibir gadis itu, lidahnya terus menjilat hingga masuk ke dalam mulut gadis yang sudah lama tidak bersamanya belakangan ini. Menjelajahi setiap sesuatu yang berada di dalam mulut itu, menautkan kedua lidahnya dan saling hisap, sehingga menciptakan suara cekapan dari mulut mereka berdua.

Setelah cukup untuk bertemu dari sekian lama, ia mengeluarkan lidahnya dan mulutnya sekarang turun beralih pada leher Amara, menjilat secara sensual dan menggigit kecil-kecil menciptakan sensasi yang membuat Amara menggeliat pelan.

"Kak Angel,"

Panggilan dari Amara terdengar merdu, membuat sebuah semangat tercipta dari diri Angel untuk terus melanjutkan.

Tangan Angel yang tadi berada di pinggang belakang gadisnya kini ke depan lalu mengusap paha Amara. Diiringi oleh tangan Amara yang meremas punggung tangan Angel yang terus mencoba mengusap pahanya.

"Kak Angel..."

"Hm," Angel masih setia menciumi leher Amara. Perasaannya kini panas dingin tak karuan dengan detak jantung yang terus-menerus semakin berdegup kencang.

"Nghh," Amara memejamkan matanya, mulutnya terbuka sambil terus memanggil nama Angel.

Angel berhenti dan menatap Amara yang sudah berantakan karena ulahnya, napasnya tidak stabil juga.

"Gue kangen sama lo,"

Amara menatap sendu ke arah Angel, "kenapa kak Angel nggak nyariin aku?"

Tangan Angel menarik lengan Amara dan menyuruhnya untuk pindah tempat duduk lalu duduk dipangkuan Angel berhadapan.

"Kenapa harus nyariin?"

Pipinya ia kembungkan menatap Angel.

"Karena kakak kangen aku."

Angel memalingkan wajahnya ke kanan, menatap jalanan dari balik kaca mobil.

"Kenapa kakak ngilang lama?" Lanjutnya.

Ini menimbulkan rasa bersalah dari lubuk hatinya kepada Amara.

"Maafin gue," jawabnya dengan suara yang lemah.

"Huh?"

"Apa?"

"Tadi kak Angel bilang apa?" Tanya Amara menggunakan raut wajah yang polos.

"Nggak ada."

"Hum? Bukannya tadi bilang sesuatu ya?"

Bola matanya memutar jengah mendengar ucapan dari Amara untuknya.

"Gak."

"Kakak udah cinta sama aku belum?" Tanyanya lagi, kali ini ia cukup serius akan pertanyaan yang ia berikan.

"Kenapa nanya gitu?"

"Karena kakak kangen aku."

"Apa hubungannya sama cinta?"

"Karena kangen itu bagian dari cinta."

"Hubungannya secara ilmiah apa?"

"Aku bukan jurusan IPA."

Angel menatap Amara dengan tajam sementara Amara nyengir kuda ke arah Angel yang kesal kepadanya.

Tangannya mengarah ke kening gadis itu, memeriksa apakah Amara masih hangat atau sudah tidak.

"Suhu badan lo udah stabil." Amara mengangguk-anggukan kepalanya sembari memainkan bibirnya ke kanan kiri.

"Iya terus?"

"Turun, balik ke sebelah." Ujar Angel datar.

"Kenapa aku nggak boleh duduk aja disini sambil kakak ngemudiin mobilnya?"

"Gue nggak bisa."

"Kan sekarang belajar sama aku." Amara memajukan wajahnya ke Angel membuat perempuan itu mundur tetapi terhalang oleh jok mobil.

"Ngapain?"

"Kenapa kakak nggak pernah mau ngerti perasaan aku?"

"Maksudnya?" Kata-kata yang dibuat oleh Amara terlalu memiliki banyak arti hingga dirinya tidak mengerti sama sekali.

"Aku cinta sama kak Angel, tapi kakak sukanya sama kak Rades."

"Siapa bilang?"

"Kakak yang bilang sebelum kita pisah."

"Lo itu-"

"Apa? Aku inget semuanya. Tapi hal itu nggak bikin aku benci sama kakak."

Mendengar jawaban dari Amara, Angel terpaku menatap Amara dengan wajah yang pilu, mata yang sendu memperhatikan gadis yang sudah ia sakiti selama ini padahal Amara tidak ada hubungannya sama sekali dengan obsesinya terharap Rades dan ia membiarkan gadis ini terjebak dalam masalah hidupnya yang sulit ini.

"Maaf."

Amara menggelengkan kepalanya lalu memeluk erat Angel. Baru kali ini Angel merasakan kehangatan kembali setelah sekian lama ia merasa hampa terhadap hidupnya.

Perlahan ia memeluk balik Amara, walau hanya sebentar selebihnya Amara lah yang tetap memeluknya hingga tertidur dalam pelukan tersebut.

________
TBC.

01 Juni 2024.

Don't forget to follow comment and vote, happy reading u all!

Red SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang