...
Pria tampan berkulit pucat itu membuka perlahan kelopak matanya saat suara gaduh dalam trem mulai terdengar, trem sudah berhenti sejak beberapa menit yang lalu, beberapa orang juga terlihat dengan tidak sabaran untuk keluar dan mendorong orang lain di depan membuat keadaan semakin ricuh di dalam sana.
"Hoi!, singkirkan keranjang jeruk sialan mu itu!, argh kita semua akan terlambat karena bocah-bocah ini!."
Netra pria berkulit pucat itu menangkap perdebatan yang terjadi di depan sana, membuat dia yang tidak ingin ikut campur sebelum nya kini bangkit berdiri dari kursi penumpang dan bergabung ke dalam kerumunan.
"Maafkan kami paman, bibi, kalian semua bisa lewat sekarang kami berdua akan segera membereskan nya, sekali lagi kami minta maaf," pemuda bergigi kelinci itu dengan cepat membungkukkan badannya dengan kepala yang tertunduk setelah menepikan beberapa keranjang berisi jeruk yang sempat terjatuh dan membuat orang-orang di sana marah, sedangkan pemuda lainnya masih sibuk memilih semua jeruk yang jatuh dengan kaos putih nya sebagai penadah?.
"Kau mengotori pakaian mu, cepat letakan semua jeruk itu ke dalam keranjang."
Pemuda dengan kaos putih itu mendongak kan kepalanya untuk menatap pria pucat yang berdiri tepat di depan nya bersama dua keranjang kosong. Pemuda itu dengan cepat mengangguk dan memasukkan semua jeruk nya ke dalam keranjang dan mengucapkan terimakasih.
"Ayo keluar, Trem akan segera berangkat ke tujuan selanjutnya."
Kedua pemuda itu kembali mengangguk dan dengan hati-hati menurunkan semua keranjang yang sudah penuh kembali dengan jeruk-jeruk itu dari trem, di bantu oleh seorang pria berkulit pucat yang mereka yakini adalah orang baik. "Terimakasih, paman. Kau banyak membantu kami berdua hari ini," pemuda bergigi kelinci itu membungkuk sopan dengan senyum ramah nya.
"Sama-sama. Oh ya, kemana kalian berdua akan membawa semua jeruk-jeruk itu pergi?," pria pucat itu bertanya sambil menatap total empat keranjang yang masing-masing menjinjing dua keranjang di tangan mereka.
"Kami akan membawa nya pulang dan nenek akan segera mengolah nya menjadi beberapa cemilan, setelah itu akan di jual oleh kakek di pasaran" jawab pemuda dengan kaos putih itu.
"Apakah kau ingin ikut bersama kami? Kakek dan Nenek pasti senang bisa bertemu pria baik seperti mu!,kau harus tau kue jeruk buatan nenek adalah yang paling enak di kota ini" pemuda bergigi kelinci itu begitu antusias, ia menoleh ke arah pemuda yang sedikit lebih tinggi darinya dan mendapatkan anggukan kecil dari pemuda itu.
"Hm, untuk saat ini aku tidak bisa karena sedikit sibuk tapi aku berjanji akan menyempatkan diri untuk datang jika bertemu dengan kalian lagi." pria pucat itu tersenyum memperlihatkan gummy smile nya dengan deretan gigi putih yang rapi. "Berhati-hati lah jangan sampai kejadian seperti tadi terulang lagi. Aku akan pergi sekarang ya, tolong sampaikan salam ku pada kakek dan nenek kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer 1995 About You [Sope]
FanfictionSesuatu telah membawa Yoongi pergi sangat jauh dari kehidupan dia yang sebenarnya. Mempertemukan dia dengan sosok pemuda manis bernama Jung Hoseok, pemuda berusia 15 tahun yang terlahir di kota kecil dan sederhana. "karena di setiap pertemuan pasti...