IV

249 22 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Jalan raya masih terlihat sangat basah karena gerimis baru saja berhenti, tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang bahkan kedua pria itu hampir tidak melihat adanya trem, mobil atau jenis kendaraan lain yang lewat. Dalam hal ini tentu saja Yoongi bertanya-tanya di mana semua orang pergi? 15 tahun yang lalu kota kecil ini adalah kota yang penduduknya sangat padat, bahkan di saat hujan deras pun, trem tidak pernah terlihat berhenti mengantar penumpang.

Ketika pria berkulit pucat itu hanyut dalam pikiran nya sendiri, sesuatu hampir saja membuatnya terjatuh jika Hoseok tidak dengan cepat menarik tangan pria itu dan membuatnya kembali tersadar. Dasar kerikil kecil yang menyebalkan!.

"Bibi Kim benar, paman. Kau seharusnya tetap berada di rumah karena sedang sakit. Lagi pula aku sudah terbiasa dengan kota ini, aku bisa pulang sendiri," bocah itu mulai mengoceh saat melihat kelalaian pria yang sedari tadi berjalan beriringan dengan nya.

"Kau harus berhenti memanggilku dengan sebutan itu, bocah. Aku belum terlalu tua hingga pantas di panggil paman." Yoongi berkata dengan tenang sambil melanjutkan perjalanan mereka. Setelah sempat berciuman dengan pemuda polos itu dia mulai merasa risih saat pemuda itu memanggil nya paman.

Hoseok sedikit berlari saat ingin menyesuaikan langkah kaki mereka yang berbeda. "Tidak ada panggilan lain yang cocok, aku tidak mungkin memanggil mu kakak karena usia kita pasti selisih sangat jauh," ucap Hoseok, ia masih berusaha mengimbangi langkah kaki Yoongi yang lebar.

Ketika Yoongi sadar bahwa bocah itu kesulitan dalam mengimbangi langkahnya, ia berhenti dan berbalik menatap tubuh pendek Hoseok yang hanya sebatas bahunya saja. Hoseok tidak punya pilihan lain selain mendongak saat mereka saling bertatapan untuk bicara. "Itu tidak adil, bodoh. Kau menyamai ku dengan paman dan bibiku sendiri. Sedangkan Namjoon dan Ji Yeon, kau tetap memanggil mereka kakak meski tau bahwa usia kami hanya selisih satu tahun," pada akhirnya Yoongi jadi merasa kesal.

Hoseok yang mendengar kekesalan Yoongi malah tertawa sambil memegangi perutnya. "Kenapa kau harus marah, paman?," matanya sampai mengeluarkan air karena tidak dapat menahan tawa.

"Sudahlah, ayo lanjutkan perjalanan," saat Yoongi hendak melangkah tiba-tiba saja tangannya di tarik oleh Hoseok. Ia memasang wajah datarnya saat tatapan mereka kembali bertemu, seperti nya pemuda itu belum puas mengejeknya ya?. "Apa?," tatapan itu berubah saat bocah di hadapan nya mulai melangkah semakin dekat.

Saat ia dengan tenaga nya yang tidak seberapa itu menarik kerah Yoongi dengan kasar, ia mendekatkan wajah mereka lalu melingkarkan kedua lengannya di leher yang lebih tua. "Aku berani membalas perbuatan tidak sopan mu pada ku, paman." Katanya di sertai dengan senyuman khas nya.

"Ya—umm."

Yoongi membuka matanya lebar ketika Hoseok secara tiba-tiba mencium bibirnya, ciuman yang lembut dan ringan, tetapi terasa sangat hangat dan pelan. Ketika ia hendak membalas ciuman itu, Hoseok malah memilih menyudahi nya. "Aku suka bibir mu, paman."

Summer 1995 About You [Sope] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang