"Tuan muda, anggota untuk menyergap malam ini sudah siap," ucap Dewa, tangan kanan Rafael. Ia dipercaya untuk melatih anggota Rafael.
"Hmm."
"Jean, mana yang ku minta?" Ucap Rafael pada Jean.
"Tangkap!" Jean melempar map merah ke arah Rafael dan dengan cepat ditangkap oleh Rafael.
"Dewa, lu udah makan belum? Gue laper," keluh Jean.
"Jawab tuan, belum. Apa-" belum selesai dewa menjawab, Rafael sudah lebih dulu memotong.
"Ngga, dia bisa ambil sendiri."
"Siapa bilang gue nyuruh dewa ambilin, gue cuman minta temani kok," elak Jean.
Rafael memberikan tatapan tajamnya, sedangkan Jean membalas menatap jengah ke arahnya. Rafael memutus tatapan dan beralih ke map merah itu.
"Dewa, kamu kenal Leonardo Vincent Camerio kan?"
"Jawab tuan, tentu saya kenal. Beliau adalah pebisnis hebat yang terkenal juga di dunia bawah."
"Hmm, menarik."
"Sebastian Atlanta? Dua orang kelas atas yang luar biasa hebat, harusnya anaknya lebih hebat dari mereka bukan?"
"Ck, bisa-bisanya lu ngerecokin hidup anak mereka," ucap Jean.
"Sempurna untuk menjadi pasangan ku." Rafael berucap sembari menyunggingkan senyumnya. Jean yang melihatnya pun bergidik ngeri.
"Hiih, merinding gue!" Ucapnya sebelum pergi dari ruangan itu.
.
.
.21.47
Anggota Samuel telah berkumpul di markas mereka. Bumi bertugas mengabsen anggota yang akan turun malam ini."Varo?"
"Haah... Hadir," jawab Varo dengan lesu. Ia baru mendapatkan tidurnya sejam yang lalu.
"Rendy?" Ucap Bumi lagi.
"Ah, hadir!" Rendy baru saja selesai memarkirkan mobilnya.
"Alexa mana?" Bumi celingak-celinguk mencari keberadaan Alexa.
"Di sini, mana yang harus ku tembak?" Alexa mengarahkan senapannya ke Bumi.
"Oke, sudah semua."
"Lah, si bos mana?" Tanya Varo.
"Bentar lagi juga nyampe. Cepat bersiap, kita berangkat sekarang!"
Teriakan bumi membuat seluruh anggota segera masuk ke dalam mobil.
"Alexa? Kenapa masih diluar?"
"Nebeng." Alexa segera naik ke atas motor Bumi.
Alexa tidak suka keributan. Di dalam mobil ada Varo dan Rendy, dua bocah ajaib dengan segala kelakuan randomnya. Bisa darah tinggi jika ia bersama mereka.
.
.
.
Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Sebuah kamp pelatihan yang dijaga ketat. Bumi kembali mengatur posisi mereka.
"Ayo cepat, keburu malam," ucap Alexa setelah berkeliling mengamati kamp itu.
Seperti tempat khusus lainnya, tempat ini dijaga dengan 2 orang penjaga di depan, 4 di belakang, dan 4 orang yang berkeliling. Mudah saja bagi Alexa. 2 penjaga depan sudah berhasil ditembak oleh Alexa.
Pasukan bumi pun menyerang masuk. Seluruh kamp itu diporakporandakan oleh mereka. Bumi berhasil menangkap orang yang bertanggung jawab atas kamp ini. Samuel sudah sampai sesaat sebelum bumi mengarahkan pistolnya di depan pria tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel Atlanta
Teen FictionSamuel Atlanta, remaja yang baru menginjak usia dewasa bertemu dengan seorang pria misterius saat ia balapan tempo hari. Balapan itu berbalik padanya, ia kalah dan harus melakukan one night stand dengan pria itu. Salahnya, ia yang berperan menjadi...