8. Bayarannya

900 43 5
                                    

"Hei! Lu ngapain?!" Marahnya saat Jean menarik celana dalamnya. Tangannya berusaha menahan Jean.

"Menurut lu? Jangan pura-pura ga tau."

Tunggu, tunggu, jangan bilang dia mau 'begituan', pikir Varo.

"Tunggu!" Tangannya mencegat jari Jean masuk ke dalam lubangnya.

"Kenapa? Kan lu udah setuju sama syarat gue."

"Ya tapi..."

"Lama."
Jean dengan cepat memasukkan jarinya ke dalam lubang Varo.

"Akhh! Pelan bangsat!"

Kesal dengan ucapan Varo, ia pun menambahkan jarinya. Gerakan jarinya pun semakin cepat mengaduk lubang itu.

"Yang sopan diks," ucapnya di sela memberikan sentuhan pada Varo.

Jean ikut menunduk, merapatkan diri ke Varo. Tangannya yang menganggur ia pakai memilin tonjolan kecil di dadanya Varo.

"Enak?"

Varo menggigit bibirnya meredam suara-suara laknat yang hendak keluar dari mulutnya. Ia pun menggeleng pelan.

"Masa sih?" Tanya Jean sebelum jarinya bertambah dan masuk lebih dalam.

"Je-jean ... Jangan ...."

"Bentar lagi enak kok."

Ditariknya kepala Varo ke belakang dan membuka mulut Varo. Diraupnya bibir Varo dengan agresif.

"Mmhh, mmh!"

Lama kelamaan Varo ikut terlena dengan permainan Jean. Bahkan tangan Jean sudah bebas menyentuh setiap sudut tubuhnya tanpa menghentikan aktivitasnya di bawah sana. Jean pun menyesap leher Varo, meninggalkan bekas kemerahan di sana. Merasa Varo akan segera sampai, Jean mempercepat gerakannya.

"Ak-akhh, Jean!"

Jean segera mengeluarkan jari-jarinya. Ia memposisikan pusakanya di depan lubang itu. Tanpa aba-aba, dengan cepat ia menghentak ke dalam.

"Akkh! Hah...hah...." Varo mengerang kesakitan dan nikmat bersamaan saat pusaka Jean hampir tertanam seluruhnya di dalam lubangnya. Ia berhasil cum setelah sentuhan berturut-turut Jean berikan padanya.

"Still a virgin huh?" Ucapnya begitu melihat darah merembes di kasurnya.

"Je-jean, keluarin!" Rengeknya.

"Ah, gimana kalo lu panggil gue Hyung? Mungkin bakal gue pikirin permintaan lu."

"H-hyung," ucapnya pelan.

"Lihat sini dong," ucap Jean.

Dengan malu-malu Varo melihat ke arah Jean dan berkata, "pelan, Hyung."

"Oh, shit!"

Dengan cepat Jean mendorong miliknya lebih dalam. Libidonya terpancing melihat wajah mesum Varo.

"Akh, nggh, akhh, hyung!" Lepas sudah pertahanannya, ia berteriak sekeras yang ia bisa begitu benda asing itu menusuk bagian terdalamnya.

"Pelan, akhh, pelan hyung!"

Jean seolah menulikan pendengarannya. Ia semakin kuat menghentakkan miliknya. Bahkan bunyi penyatuan mereka terdengar begitu keras. Bersahutan dengan desahan Varo dan geraman Jean. 
Sesekali ia menarik kepala Varo dan menyesap bibir yang menjadi candu baginya.

"Mmmh, nggh, nghh."

Tak lupa Jean juga memenuhi punggung Varo dengan kissmark nya. Tangannya juga aktif bermain di dada Varo. Varo kesulitan mengimbangi permainan Jean.

Samuel Atlanta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang