5. Tanya Jawab

1.1K 55 4
                                    

Samuel melajukan motornya melewati jalanan yang sepi. Sampai di rumah, segera ia buka pintu dan masuk. Ia berbelok ke dapur dan menemukan Daddy nya di sana.

"Ngapain dad?" Tanya Samuel sambil mendekat ke Daddy nya yang berada di depan kulkas.

"Haus," jawabnya.

"Ih, Daddy bau!" Samuel buru-buru menutup hidungnya.

"Kayak ga tau aja." Leo meminum segelas air putih hingga tandas. Diambilnya lagi segelas untuk istrinya di kamar.

"Lama bener mainnya, emang ga ngantor besok?" Tanyanya asal.

"Ngantor lah," jawab Daddy nya.

Samuel mengambil air dingin dan menghabiskannya. Ia menutup botol air, berdiam sejenak lalu berkata, "Papa gimana?"

"Gunanya kamu apa?" Alih-alih menjawab Daddy nya malah melemparkan pertanyaan.

"Kok aku dad?"

"Terus siapa? Anaknya kan cuman kamu, sekalian belajar."

"Iya deh dad."

Puas bermain tanya jawab, mereka pun naik ke lantai dua. Di tengah tangga, Leo menghentikan langkahnya. Melihat itu, Samuel pun ikutan berhenti. Leo berbalik dan memperhatikan Samuel.

"Kenapa dad?"

"Kamu masih balapan?"

"Iya lah, masa raja jalanan pensiun, selagi ga cedera mah gas aja," jawabnya sombong.

Leo ingin mengucapkan sesuatu, namun tertahan oleh suara istrinya.

"Leo!!"

Ia pun kembali ke posisi semula dan mereka  melanjutkan langkah hingga sampai di kamar masing-masing.

.

.

.

Rafael baru saja tiba di kediamannya. Vila megah yang ia tempati bersama Dewa terasa sepi, pekerja di sini tentunya sudah tidur di jam segini. Mereka berjalan beriringan hingga berbelok ke arah berbeda menuju kamar masing-masing.

Sebelum berpisah, Dewa kembali mengingatkan Rafael apa yang dikatakan ibunya tadi. Rafael hanya mengangguk dan berjalan duluan.

Begitu sampai di kamarnya, ia melepas seluruh pakaiannya dan masuk ke kamar mandi. Tak lama, ia keluar dengan handuk melilit di pinggangnya. Ia berjalan ke kasurnya. Di lihatnya lock screen hp nya, ia tersenyum. Di sana terlihat wajah pemuda yang ia tiduri beberapa hari yang lalu. Itu adalah foto tercabul yang pernah ia ambil.

"Kau membuatku gila, Samuel."

Matanya menatap lurus ke depan, mengingat kembali kejadian panas malam itu. Malam itu adalah kedua kalinya ia melakukannya, hanya saja malam itulah ia merasakan yang kata orang-orang kenikmatan surgawi.

"Sial!"

Ia menatap ke bawah. Ah, adik kecilnya bangun, terpaksa ia harus melakukan solo. Mulutnya mulai meracau begitu tangannya menyentuh adik kecilnya. Agak lama ia melakukan hal itu hingga akhirnya mencapai putihnya. Meskipun belum puas, setidaknya adiknya sudah tertidur. Segera ia bersihkan sisa-sisa benihnya dan pergi tidur.

.

.

.

Samuel baru saja selesai memarkirkan mobilnya. Ia pakai mobil karena selepas kelas, ia harus langsung ke kantor. Sebenarnya Bastian oke-oke saja untuk ke kantor, tapi suaminya sudah bilang kalo hari ini ia harus libur. Istri harus patuh suami kan? Jadi, Samuel-lah yang harus ke kantor.

Samuel Atlanta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang