11. Member Baru

386 17 4
                                    

Puas setelah saling membacoti satu sama lain, akhirnya mereka semua diam. Hal itu juga karena Clara yang tiba-tiba muncul dan mengambil hp Samuel. Bumi, Rendy, dan Alexa terdiam setelah mendengar ancaman Clara yang mengatakan akan mengadukan mereka pada Bastian, lalu setelahnya sambungan terputus. Mau tak mau mereka mematikan hp dan mengabaikan pesan yang datang dari Samuel dan Varo.

"Pesanan datang," ucap Laura yang datang membawa 4 mangkuk bakso yang tersusun rapi di atas nampan.

"Bakso!" Rendy mengambil salah satu mangkuk bakso itu.

"Hmm wanginya, bakso mang Asep emang top markotop!" Puji Rendy pada penjual bakso yang langsung mengacungkan jempol mendengar pujian pelanggan setianya.

Mereka sedang makan di warung bakso pinggir jalan kepunyaan mang Asep yang tak jauh dari kampus. Keempatnya masih ada satu kelas lagi. Jadi, lebih baik cari makan yang dekat dari kampus saja.

"Eh, udah selesai vidcall-nya?" tanya Laura.

"Clara datang," jawab Alexa.

Alexa yang semula duduk bertiga di bangku seberang segera beralih ke samping Laura. Jika bersama wanita, Alexa akan tampil dominan. Alexa memperlakukan Laura sangat baik, ia yang menumpahkan kecap dan saos ke bakso Laura, ia yang mengambilkan minum saat Laura kepedasan, belum lagi cara bicaranya yang terkesan sangat lembut, membuat orang berpikir bahwa mereka mungkin saja sepasang kekasih?

Tapi itu berbanding terbalik jika Alexa bersama pria, ia akan menjadi garang. Bahkan teman-temannya pun tidak heran dengan sifat garang wanita itu. Hanya dengan Bumi wanita itu bisa sedikit lembut, ingat, hanya sedikit🤏.

Mereka asik makan hingga tak sadar seorang pria datang menghampiri meja mereka. Seorang pria sebaya mereka datang dengan wajah kesal dan menggerutu pada Laura. "Laura! Gue cariin dari tadi rupanya nongkrong di sini."

"Eh Nath, sorry gue lupa." Laura menampilkan senyum cengengesannya pada pria itu.

Ketiga lainnya saling tatap, siapa pria ini? Laura baru saja bergabung dengan teman-teman Alexa dan banyak hal yang masih tersembunyi baik ia maupun teman-teman barunya.

"Ye elu, Mama nungguin nih, jadi ikut gak?" Tanya pria yang dipanggil Laura 'Nath'.

"Ngga bisa kayaknya aku ikut, aku masih ada satu kelas lagi," tolak Laura dengan halus.

"Ya udah deh, paket lu masih ada kan, pulsa juga?"

"Ada kok, kemarin baru isi."

"Ya terus kenapa ga bales pesan gue, telpon gue juga ga diangkat, gue takut lu kenapa-napa,"

"Oh, tadi di kantong celana ga kerasa getarnya karena keasyikan makan."

Senyum Laura dibalas gelengan oleh pria yang dipanggil 'Nath' itu. Ketiga lainnya diam memperhatikan interaksi dua orang itu. Mereka tak punya hubungan lebih untuk nimbrung percakapan antara keduanya. Setelah pertengkaran kecil itu, barulah mereka mulai menyapa pria itu.

"Ekhem, ga mau duduk dulu bang?" Tawar Rendy pada pria itu.

Pria itu menatap Rendy dan membalas, "kalo gue duduk terus mesen, lu bayarin ga?"

"Eits, ya engga dong, lu siapa gue bayarin, sodara bukan, pacar apalagi," ucap Rendy spontan. Sepertinya pria yang menatapnya ini cocok dengan selera humornya.

"Lu mau jadi pacar gue?" Tanya pria itu dengan wajah lempengnya.

"Engga deh bang, makasih." Rendy mengalihkan pandangannya ke bakso setelah membalas gurauan pria itu.

Pria itu dengan cepat mengambil tempat di samping Rendy. Ia menyisir rambutnya ke belakang dan berkata, "nyesel lu nolak orang ganteng."

"Lu asik bang, asik sendiri," balas Rendy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samuel Atlanta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang