Atsushi terkejut saat Chuuya tiba-tiba menyemburkan minumannya, ia cepat-cepat mengambil tisu dan memberikannya pada Chuuya.
"Chuuya-san, anda tidak apa?!"
Atsushi semakin panik ketika Chuuya sedikit tersedak. Chuuya menggelengkan kepalanya dan menerima tisu yang di tawarkan Atsushi.
"Ugh... Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya terkejut karena melihat pengunjung lain tersandung tadi. Haha..."
"Begitu... Kupikir kau terkejut saat mendengar Dazai-san menghilang. Tapi itu sudah biasa."
Chuuya membersihkan mulutnya dan gerakannya terhenti. Ia memiringkan sedikit kepalanya ke samping, nampak kebingungan dengan maksud Atsushi.
"Sudah biasa? Apa maksudmu, Atsushi?"
"Iya, itu sudah biasa. Dazai-san itu sering bolos kerja dan suka tidak menghadiri rapat, ia juga sering menghindari pekerjaannya. Bahkan kertas-kertas itu sudah sangat menumpuk di mejanya, mau tidak mau aku harus mengerjakannya. Hal itu juga membuat Kunikida-san marah, karena aku terlalu memperhatikan Dazai-san. Tapi aku tak terlalu mempersalahkannya."
Chuuya terdiam, membatu sepenuhnya. Ia tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Atsushi. Semuanya terdengar sangat mustahil, yang benar saja!
"Walaupun begitu, Dazai-san tetap bertanggung jawab. Dia juga berani mengambil resiko. Dia juga termasuk detektif tertajam setelah Ranpo-san! Jika mereka berdua bergabung, maka kasus sesulit apapun pasti cepat terungkap! Mereka juga punya julukan, namanya Souheki!"
Chuuya hanya diam dan menyimak semua cerita dari Atsushi. Sepertinya Dazai banyak berubah disini, tak penampilannya saja yang berubah, seperti yang di katakan Akutagawa. Tapi sifat dan karakternya juga ikut berubah. Ada apa dengan Dazai selama 4 tahun ini? Apa ada hubungannya dengan kematian Odasaku?
"Sepertinya Dazai itu orang yang sulit di prediksi ya?"
"Ya, begitulah. Tapi tetap saja, rasa malasnya tak pernah berubah dan membuat Kunikida-san selalu naik darah."
Chuuya pun terkekeh geli bersama dengan Atsushi. Hingga waktu makan siang hampir habis, Atsushi harus segera kembali ke agensi.
"Sudah mau pergi?"
"Iya, ada pekerjaan yang belum selesai di mejaku. Terima kasih banyak sudah mentraktirku dan teman-temanku, Chuuya-san."
"Sama-sama, itu bukan masalah besar bagiku. Oh ya, bisa kau berikan ini pada Dazai?"
Chuuya menyodorkan sebuah kotak bekal khusus yang ia pesan oleh pelayan secara diam-diam tadi.
"Ah, kotak bekal? Untuk Dazai-san ya? Baiklah, akan segera kuberikan padanya saat ia kembali nanti."
"Terima kasih banyak, Atsushi. Dan apa kau bisa melakukan satu permintaan lagi untukku?"
"Tentu saja. Apa itu?"
"Bisakah kau memotret Dazai saat sedang makan kotak bekal itu? Aku akan memberikan nomorku padamu."
"Baiklah, Chuuya-san. Akan aku lakukan."
Chuuya dan Atsushi pun saling bertukar nomor. Setelah berhasil, Atsushi langsung pamit karena ia harus cepat-cepat kembali, agar tidak di marahi Kunikida.
"Kalau begitu, aku pamit dulu ya. Aku harus cepat-"
"Tunggu! Sebelum kau pergi... Tolong jangan beritahukan namaku pada siapapun dulu. Terutama Dazai."
Atsushi nampak kebingungan di awal, namun ia mengangguk sebagai respon. Chuuya tersenyum lega dan melihat pemuda itu keluar restoran dan segera pergi menuju kantor agensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be Loved
RomanceDazai Osamu, seorang pria berusia 22 tahun yang bekerja sebagai Detektif di suatu kantor Agensi swasta di Yokohama. Nakahara Chuuya, pria yang usianya juga sama seperti Dazai, yakni 22 tahun. Berprofesi sebagai Eksekutif Mafia di suatu organisasi b...