Ayana memutuskan untuk membatalkan jadwal les hari ini dan memberitahu Kenzie dengan alasan dia tidak enak badan. Setelah obrolan singkat bersama Reyhan tadi, dia memutuskan untuk langsung pulang dan merebahkan diri di kamar sampai sore tiba. Beruntung, di rumah sedang tidak ada orang, sehingga dia dengan bebas bisa meneluarkan tangisan yang sudah dia tahan sejak di sekolah tadi. Sekarang bahkan bantalnya sudah basah oleh air matanya.
Ayana tidak pernah merasa keberatan ketika ada banyak perempuan yang menyukai Reyhan, tetapi ketika tahu fakta bahwa cowok itu menyukai gadis lain ternyata rasanya semenyakitkan ini. Dan sekarang Ayana tahu dia tidak memiliki kesempatan. Satu-satunya hal yang dia pikirkan saat ini adalah mundur.
S Namun, bagaimana caranya? Tidak semudah itu menghilangkan rasa suka ini, kan?Untuk kesekian kalinya, ponsel Ayana kembali bergetar. Gadis dengan rambut berantakan dan masih memakai seragam sekolah itu segera beranjak duduk dan mengecek benda pipih itu. Ada beberapa pesan dari Kenzie yang berharap keadaannya cepat membaik, ada juga pesan dari Bita yang bertingkah jengkel karena dia tidak menepati janjinya untuk menjenguk gadis itu. Dan terakhir pesan dari Mala yang mengabari akan pulang terlambat disertai dengan alasan-alasannya.
Kepala Ayana terasa pusing ketika dia berdiri. Wajahnya tampak begitu mengenaskan ketika bercermin. Dengan lesu, dia mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu dan memasuki kamar mandi.
Rasanya lebih ringan setelah mandi. Gadis itu memilih merapikan kamarnya yang berantakan. Dia bahkan repot-repot membersihkan seisi rumah demi mengalihkan pikirannya yang kacau. Sesi bersih-bersih itu selesai di malam hari.
Suara bel rumah yang berbunyi menghentikan kegiatan Ayana yang hendak memecah telur untuk digoreng. Dia meletakkan kembali telur itu ke atas mangkok dan berjalan ke arah pintu setelah sebelumnya mengecek jam di dinding. Ternyata masih pukul delapan malam. Sepertinya setelah makanan nanti menonton film adalah pilihan yang terbaik.
Ketika membuka pintu, Ayana hampir saja reflek menutup pintu ketika yang tampak oleh matanya adalah Kenzie. Cowok itu datang dengan sepiring kue kering rasa cokelat.
"Ini ada kue dari Bunda. Hari ini dia ulang tahun dan buat kue ini."
Ayana tersenyum dan menerima kue itu. "Makasih, ya. Sebentar biar aku salin dulu piringnya."
Kenzie mengangguk. Sementara Ayana masuk kembali ke rumah dan berlari menuju dapur. Dia mampir sebentar ke depan kaca yang ada di ruang keluarga. Mengumpati wajahnya yang masih sama mengenaskannya seperti tadi. Matanya memang masih bengkak dan akan sangat mustahil jika Kenzie tidak menyadarinya.
"Ngapain juga aku khawatir soal itu?" ucapnya kemudian dan menyadarkan diri untuk berhenti bersikap aneh. "Tapi aku gak keliatan jelek banget, kan, ya?"
Ayana menggeleng kuat dan kembali ke tujuan awal untuk menyalin piring lalu dikembalikan kepada Kenzie.
"Lo udah makan malam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Interaksi
Teen Fiction| Teenfiction | Bagaimana jika surat cinta rahasiamu yang seharusnya sampai ke mas crush justru salah alamat? Ayana tidak pernah menyangka jika surat yang dia tulis dan kirim secara diam-diam salah alamat ke loker milik Kenzie-teman sekolah sekaligu...