Rasa-rasanya Ayana baru saja mengalami sebuah keajaiban ketika tugas resume-nya selesai dia kerjakan. Apalagi setelah dikumpulkan dia mendapat sedikit pujian dari guru BK tersebut. Siapa sangka pujian itu membuat semangat belajarnya semakin membara. Dia bahkan tidak sabar untuk memulai lagi jadwal les-nya bersama Kenzie. Sayang, hari ini ada jadwal klub lukis. Ayana memanfaatkan kesempatan ini dengan membuat lukisan yang akan dia kirim untuk mengikuti tes pertama kompetisi melukis umum yang akan di adakan dua bulan lagi. Tidak lupa juga dia merekam proses melukisnya menggunakan kamera yang dia beli dua minggu lalu bersama Bita.
Namun, mendadak Ayana teringat sesuatu. Dia ingat belum menyelesaikan lukisan Kenzie. Padahal beberapa hari yang lalu Reyhan sempat menanyakan progresnya lewat pesan singkat. Dan dia melupakannya lagi dan lagi.
Yah, mungkin karena dia merasa terlalu banyak yang hal terjadi akhir-akhir ini. Hal yang berada di luar dugaan. Namun, ketika mengingat Kenzie, mendadak dia tidak bisa menahan senyumnya. Rasanya dia tidak sabar untuk bertemu dengan cowok itu nanti. Hari ini katanya Kenzie ada jadwal latihan Futsal lagi. Maka dari itu dia tidak sabar untuk menyelesaikan lukisannya yang sebentar lagi selesai agar bisa menonton cowok itu latihan.
"Mau langsung dikirim hari ini?" tanya Marisa yang kini sudah berdiri di samping Ayana.
"Iya, Kak. Kalau yang asli rencananya aku kirim besok, mumpung hari libur juga."
Marisa mengangguk. "Kalau butuh bantuan langsung hubungi gue aja, gak perlu sungkan."
"Siap, Kak," balas Ayana dengan senyuman lebar.
Perempuan yang merupakan ketua klub lukis itu kembali ke tengah ruangan untuk mengakhiri kegiatan hari ini. Setelah itu, semua anak mulai membersihkan ruangan itu. Hari ini merupakan hari terakhir kegiatan klub karena dua minggu lagi mereka akan menghadapi ujian akhir semester satu. Yang itu artinya Ayana bisa fokus pada kegiatan belajarnya.
"Ayana ini kunci cadangannya gue kasih ke lo aja. Siapa tahu lo butuh ruangan ini buat urusan kompetisinya."
"Makasih, ya, Kak," ucap Ayana sembari menerima kunci itu.
Setelah berpamitan dia segera menuju lapangan futsal. Kali ini Ayana tidak ingin lagi menyembunyikan dirinya lagi. Dia ingin menyemangati Kenzie sebagai temannya. Itu bukan hal yang salah, kan?
Sayang, baru saja memasuki ruangan yang sangat luas tersebut dia langsung disambut oleh seorang gadis yang sempat membuat hari-harinya merasa galau. Gadis yang menyandang status sebagai pacar Reyhan. Berita soal hubungan keduanya sudah tersebar luas di penjuru sekolah.
Shania—salah satu klub jurnalistik yang hobi membuat berita-berita menarik di sekolah berhasil memergoki mereka berdua jalan bersama. Dia bahkan berhasil mengambil foto mereka sebagai poin paling menarik di beritanya. Dibanding dengan reaksi Nadha dan Reyhan yang justru tampak senang menjadi topik pembicaraan utama di sekolah, justru Ayana yang merasa ketar-ketir sendiri. Pasalnya, mereka berdua kepergok di tempat yang juga dikunjungi olehnya bersama Kenzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interaksi
Teen Fiction| Teenfiction | Bagaimana jika surat cinta rahasiamu yang seharusnya sampai ke mas crush justru salah alamat? Ayana tidak pernah menyangka jika surat yang dia tulis dan kirim secara diam-diam salah alamat ke loker milik Kenzie-teman sekolah sekaligu...