1. Awal Dari segalanya.

372 14 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA 😁😁

~~~

Seorang pemuda tengah menatap ke sebuah tas yang penuh dengan pakaian miliknya, dirinya hendak meninggalkan kampung halaman dan keluarganya, demi seseorang yang jauh disana. Dengan bermodalkan niat dan tekad, dirinya bersiap untuk pergi dari tanah kelahirannya tersebut.

"Pram." Panggil seorang wanita kala melihat pemuda tersebut keluar dari kamarnya dengan tas bertengger di bahunya.

"Ibu~" panggil Pram pelan. Pemuda yang memiliki nama Pramudita itu sedikit menoleh ke arah sang Ibu.

"Ibu mohon, jangan pergi Pram." Pinta sang ibu. Sejak Pramudita meminta izin untuk bertemu dengan kekasihnya yang berada di luar pulau, Ibunya terus memohon kepadanya agar tidak pergi. Namun, Pramudita tidak menghiraukan permohonan dari sang ibu, ia tetap bertekad untuk menemui pujaan hatinya tersebut.

"Pramudita!" Teriak seseorang yang melihat Pramudita melangkah pergi, "kau tega meninggalkan Ibu Pram? sepenting itu kekasihmu itu hingga kau tega meninggalkan Ibu." Sambung orang tersebut.

Pramudita menulikan telinganya, ia tetap melangkah pergi demi menemui sang pujaan hatinya, hatinya begitu kuat ingin bertemu sang kekasih. Bahkan, tangisan dari sang ibu yang meraung tak dihiraukan, ia telah mantap dengan keputusannya. Selama setahun lamanya ia menyiapkan segalanya, dari tekad serta uang yang sengaja ia kumpulkan.

Jika tidak hari ini, kapan lagi? Menurutnya. Dua tahun lamanya Pramudita menjalin hubungan dengan seorang wanita yang ia kenal melalui media sosial. Rasa ingin bertemu dengan sang kekasih teramat besar, hingga akhirnya ia memiliki keputusan akhir sekarang, dirinya ingin pergi menemui wanitanya itu.

Jujur, di dalam hatinya ia merasa bersalah sebab membuat ibunya menangis. Tetapi, apakah hanya dengan berdiam diri dan terhubung lewat panggilan telepon mereka dapat bersama? Mungkinkah takdir berpihak padanya? Sedangkan sejuta kemungkinan bisa saja terjadi di luar sana. Oleh sebab itu Pramudita pun membulatkan tekad nya untuk menemui gadis tersebut.

Di atas langit sana, sebuah burung besi terbang dengan gagahnya, menembus tiap awan putih, sungguh pemandangan yang indah. Seindah senyuman seorang pemuda yang duduk tepat di samping jendela pesawat, matanya menatap tiap kalimat yang tertulis di layar ponselnya, pesan dari sang pujaan hati, betapa bahagianya ia membayangkan pertemuannya dengan wanitanya tersebut.

Usai penerbangan beberapa jam lamanya, Pramudita pun menginjakkan kaki di bandara, sambil berjalan, ia membuka ponselnya, sepertinya tengah mengirim pesan kepada seseorang. Namun, raut wajahnya berubah seketika, jemarinya masih melayang di atas layar pipih tersebut.

Pramudita mencoba untuk melakukan panggilan biasa, akan tetapi hanya suara dari operator saja yang terdengar, jika nomor sang kekasih tak dapat dihubungi.

Panik? Tentu saja dirinya panik. Pramudita terus mencoba mengirimkan pesan dan berulang kali melakukan panggilan, akan tetapi tidak ada balasan satupun pada pesan yang ia kirimkan, semuanya nihil.

Terduduk ia di sebuah kursi panjang di luar bandara, menatap layar ponselnya yang menampilkan room chat antara dirinya dengan kekasihnya. Terlihat betapa khawatirnya ia, sembari sekali-kali mengacak rambutnya, dirinya berulang kali mengirimkan pesan kepada wanita tersebut.

Dari pagi hingga sore hari, Pramudita masih saja bergeming di kursi tersebut. Ia bingung harus bagaimana, kekasihnya tidak dapat dihubungi, dengan dirinya yang kini berada di tempat yang teramat asing baginya.

Kemana aku harus pergi?” Monolog Pramudita. Ia teramat bingung saat ini, bahkan rasa lapar yang ia rasakan tak ia hiraukan, dirinya terlalu kalut dalam rasa khawatir dan bingung.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang