VOTE KOMENNYA JANGAN LUPA
Pramudita kini tengah berada di sebuah ruangan kosong di sebelah ruang kost milik Balthazar. Mengedarkan pandangan untuk menentukan dimana letak barang-barangnya disusun nanti.
Bukan tanpa alasan dia ingin tinggal di kost ini. Dalam semalam saja, penghuni kost disini sudah sangat akrab layaknya teman lama. Ditambah dengan biaya kost yang tidak terlalu mahal juga. Jadi, dia merasa mungkin akan nyaman jika tinggal disini.
Tidak mungkin juga dia harus terus berjalan menyusuri kota asing ini. Petunjuk yang dia punya hanyalah sebuah foto wanita di ponselnya saja. Mungkin jika dia terus berusaha, maka akan bertemu dengan sang kekasih, bagaimana pun caranya.
Pram hanya terduduk saja menatap kosong dinding putih ruangan itu sembari berfikir barang apa yang hendak dia beli nanti.
Dia meletakkan tas kecilnya di lantai begitu saja, dan keluar dari ruangan kosong itu. Melihat Bayu yang tengah duduk di teras depan kostnya sambil memegang sebatang rokok yang menyala dengan segelas kopi hitam dan sebungkus rokok di depannya.
"Weh, sini Pram." Ucap Bayu dengan senyuman kala melihat Pram yang hanya berdiri di ambang pintu. Pram pun menghampirinya.
"Jadi ngekost disini?" Tanya Bayu, Pram pun duduk di samping Bayu.
"Jadi Bang." Jawab Pram.
"Lo gak usah sungkan disini, kalo butuh apa-apa bilang aja, mereka gak bakalan tinggal diam aja kalo semisal tau lo butuh bantuan." Ujar Bayu, dia pun sedikit meminum kopinya.
"Ah iya Bang." Jawab Pram sambil mengangguk dan sedikit tersenyum.
"Nih rokok." Bayu mengulurkan sebungkus rokok pada Pram, dan Pram menerimanya. Mengambil sebatang, dan menyulut rokok tersebut. Dalam sekejap waktu saja, Pram sudah merasakan akan nikmatnya nikotin itu.
"Lo sekarang mau kemana?" Tanya Bayu lagi.
"Gua mau cari barang buat ngisi kamar Bang." Jawab Pram.
"Lo kalo mau yang murah, bisa ke pasar seken aja sana. Kasur juga paling 100 rebu paling mahal." Bayu memberikan saran.
"Dimana ada pasar seken Bang?" Tanya Pram.
"Lo ketemu sama Bara kan kemarin di pasar waktu lo beli HP?"
"Iya."
"Gak jauh dari sana ada pasar seken, atau nanti lo bisa tanya sama Bara."
"Ohh." Pramudita mengangguk paham.
"Iya, kalo lo mau kesana, gua saranin sekarang aja, mumpung masih sore." Bayu memberikan saran, lagi.
"Atau kita barengan aja, gua juga mau sekalian beli baju."
"Kapan berangkat Bang?" Tanya Pram sembari menghisap rokok.
"Bentar, abisin dulu ini kopi."
***
Bayu dan juga Pramudita kini tengah berada di pasar. Baju dan celana tergantung rapi di beberapa tenda yang berjajar di area pasar itu.
"Baju disini walaupun seken, tapi masih bagus. Harganya juga murah-murah," ucap Bayu sembari berjalan beriringan dengan Pram, "noh liat sepatu," Bayu menunjuk sepatu yang berjajar rapi dan juga sepatu yang menumpuk begitu saja, "walaupun kusam kayak gitu, itu masih bagus, dicuci udah kayak sepatu baru." Lanjut Bayu, Pram hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Baju baju murah." Suara beberapa pedagang tak luput dari pendengaran Pram yang terus saja menelusuri area pasar itu dengan Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM
Teen FictionKetika aku ditanya, apa impianku. 7 Februari 2024 - 12 Februari 2024.