04 🪴

266 34 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Art belong to owner

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Art belong to owner

Komennya jangan lupa dong, duhai para besti...

***



Suasana pedesaan biasanya memang lebih asri dan sejuk, ketimbang di Kota, begitu pagi datang, Satoru langsung membuka jendela kamarnya, ada Nanami yang masih tertidur karena kelelahan pada hasil rapat yang mereka lakukan kemarin sore dan tadi malam, sampai ke perdebatan Satoru dan Shoko terhadap beberapa hal.

Rambut putih itu nampak acak-acakan, saat matanya menangkap Anna, yang sudah ia hafal namanya pagi-pagi sekali datang membawa pesanan Utahime seperti biasa, baru setelahnya pergi lagi.

Satoru berjalan keluar, melirik pintu kamar di sebelahnya yang masih tertutup sebelum mendesah panjang, tubuhnya sakit-sakitan, apalagi tenggorakan nya yang terlalu banyak berbicara saat penyuluhan dilakukan di sekolah kemarin pagi.

Ia bergerak turun menuju dapur dan menemukan empat gelas teh jahe campur madu yang sudah disediakan di atas meja, Satoru langsung tahu siapa yang membuatnya. Lelaki itu menegak air terlebih dahulu, mengambil dua lembar roti untuk ia mengisi perut sebelum meraih teh jahe tadi membawanya ke halaman depan, di sana ia melihat Utahime yang sedang menyirami tanaman.

Semenjak mereka datang, dan hampir mau seminggu di sini, tidak ada yang banyak berubah dari tampilan Utahime, sederhana, kadang juga ia menemukan wanita itu dalam betas kekacauan nya, seperti rambut yang tidak disisir, bola mata yang selalu memerah karena sifat candunya pada obat-obatan juga tubuhnya yang kurus.

Sebagai seorang yang bekerja di pusat rehabilitasi, Satoru agak terganggu melihatnya. Bukan karena jijik tapi ia tahu bagaimana dampak narkoba dan merenggut kesehatan wanita itu, itulah yang membuatnya terganggu.

"Selamat pagi, Hime." Sapanya ramah. Satoru tertawa renyah setelahnya karena melihat Utahime yang nampaknya terkejut.

Wanita itu mematikan keran airnya sebentar, lalu menghela nafas panjang.

"Selamat pagi juga." Matanya tertuju pada gelas yang dibawa Satoru.

"Kau sudah meminumnya?"

Satoru mengangkat gelas, ia masuk dan mengambil kursi di resepsionis, lalu duduk dengan tenang di depan sambil memerhatikan Utahime yang melanjutkan kegiatannya.

Dear Utahime END (GOJOHIME AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang