🪴09

206 29 6
                                    

Jadi kepikiran bikin keluarga ini spesial Ramdhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi kepikiran bikin keluarga ini spesial Ramdhan. Ehet.

Komen jangan lupa yaa

***




Sudah lima menit, saat Satoru mengetuk pintu kamar Utahime malam-malam setelah kepulangannya tapi tidak ada jawaban, rasa rindunya meletup-letup untuk wanita itu dan ia gelisah kenapa Utahime tidak menbukakanya pintu.

"Hime?"

Panggilnya setengah berbisik, meraih ganggang pintu tapi ternyata kamar wanita itu tidak dikunci, ia membukannya, tidak menemukan Utahime membuatnya sedikit merenggut, pantas saja tidak ada balasan sedari tadi.

Mendesah pelan, tasnya belum ia simpan di kamarnya sendiri saat Satoru berjalan menuju tempat di mana ia berpikir Utahime ke sana, ia membuka pintunya perlahan hanya untuk melihat wanita itu yang tertidur, nampak meringkuk, dengan syal serta alat rajut yang berserakan di atas karpet bulu.

Dengusan Satoru keluar, ia mendekat, melepas ranselnya, saat satu lututnya menyentuh karpet, menatap Utahime yang nampak nyenyak, Satoru ikut tidur di belakang punggung Utahime, dan tangan kekarnya melingkari tubuh wanita itu, menariknya mendekat, membuat Utahime agak terkejut dari tidurnya, wanita itu membuka mata tapi tidak memprotes saat tahu itu siapa.

"Satoru..."

Satoru tersenyum kecil menyadari Utahime sudah terbangun.

"Utahime, jadi pacarku saja, bagaimana?"

Utahime hampir terbatuk dengan pertanyaan dadakan itu, ia bertahan di posisinya tanpa berani menoleh, bahunya menyentuh dada Satoru, begitu juga kepalanya yang kini Satoru gunakan tangannya sebagaimana bantal Utahime.

"Hime?"

"Satoru, kau serius?"

"Menciummu, memelukmu, tidak cukup agar kau tahu aku jatuh cinta padamu?"

Rona merah menyembur keluar di pipi Utahime, syukurnya Satoru tidak bisa melihat.

"Apa kau langsung ingin menikah, boleh saja.."

Sikuan Utahime di perut Satoru membuat lelaki itu tertawa pelan.

"Kau belum menjawab."

"Memangnya kau pikir aku akan menolak?"

"Tidak, sih."

Kini giliran Utahime yang terkekeh, ia mengelus tangan Satoru yang melingkar di perutnya, membuat lelaki itu mendengus kesenangan karena gerakan kecil nan manis itu,

"Jadi, sekarang kau pacarku, kan?"

"Iya..."

Balas Utahime lagi, di belakang Satoru tersenyum kesenangan, membenamkan wajahnya di rambut Utahime, lalu menutup matanya, ia agak kelelahan, tapi rasa antusias untuk bertemu dengan Utahime mengalahkan itu. Jantungnya berdebar-debar, bahkan mungkin Utahime bisa merasakan deru nafas nya yang agak tidak stabil karena perasaan senang.

Dear Utahime END (GOJOHIME AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang