3^PEMERINTAHAN

79 2 0
                                    

"Itu tugas kamu!"

Tegas, memerintah dan tidak bisa ditolak. Senandung mengeluh dalam hati. Begini ini nih, kalo sama artis yang selalu banyak pembantu.

"Baik pak, maaf bu tiraimya saya tutup sebentar." Senandung menutup tirai dan terdengar dengusan Clara dari luar tirai.

"Emang gue setua itu dipanggil 'BU'??"

Ah, masa bodoh. Batin Andung.

"Senandung C, nama kamu bagus sus, 'C' nya apa sus kalo boleh tau?" Bachtiar penasaran sama suster satu ini. Kalem dan cuek.

"Ceria pak. Maaf ya pak saya buka sebentar perbannya." Andung mulai membuka perban dipaha Bachtiar.

***

TIAR'S Pov

Sentuhannya membakar tubuhku.

"Shit!!" Umpatku.

"Maaf? " dia menoleh padaku heran.

Aku juga heran, bukan sekali ini aku bersentuha dengan perempuan. Bukan sekali aku lihat perempuan telanjang. Bukan sekali juga aku melakukan 'itu' dan telanjang di depan perempuan. Tapi kenapa kali ini beda ya?

"Maaf lanjutkan saja." Jawabku. Baru kali ini aku merasa seperti anak SMA yang memasuki masa puber. Malu dilihat lawan jenis namun percaya diri.

***

Orang ini merepotkan. Perbannya masih bagus dibilang gatal. Punya akal buat menghindar aja langsung ditolak. Punya pacar kok suruh gantiin susternya. Payah nih orang.

Kulepas perbannya, ku oles salep dan kubungkus lagi kakinya. Kulerjakan demgan cepat dan tepat. Hahahaa, tidak salah aku dijuluki 'suster sigap' di desaku sana. Si tempat kerjaku yang lama. Tak pake waktu lama kututup kakinya dengan selimut.

"Sudah nyaman pak?"

"Ah eh iya sus, sudah enakkan" kok, tergagap gitu sih, aneh nih orang.

Aku berbalik dan membereskan peralatan kerjaku. Kubuka tirainya, terlihat Clara sedamg bermain dengan gadgetnya. Duduk dengan cantik, kaki jenjangnya ditumpukan ke kaki sebelahnya. Cantiknya dia duduk.

Menoleh ketika bajuku ditarik dari belakang. Aku terkejut. Dan hampir terjungkal kebelakang.

Aku limbung, dan

BRUGH

"auch!!"

"Tiar!! Kamu ga papa?? Kamu gimana sih, itu pacar aku baru sakit, hati-hati dong kalau jalan!!" Clara langsung berdiri mendekati kami.

"Astaga,, apa yang kamu pegang??! " teriak Clara histeris. Kelihatannya hanya dia yang adar akan keadaan yang tiba-tiba ini. Aku berdiri dengan pegangan kuat. Memang aku pegang apa sih, bukannya ini pinggiran kasur?

"Ah maaf pak, kenapa anda menarik saya," ak beranjak berdiri. Setelah sadar aku menoleh dan melihat Tiar tidur miring, posisinya menyelamatkan aku, dan memang tadi badanku tertahan oleh tangannya yang kuat. Dan ternyata yang aku pegang itu...

Mukaku memerah. Rasanya panas. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Yang kupikirkan hanya orang ini! Orang ini MESUM!!

"Hmmmh,, " Tiar melenguh.

"Enak kok,, pegang saja terus suster Senandung" katanya jahil.

"Maaf." Hanya itu yang terlontar dari mulutku. Aku masih syok. Dan yang aku tahu, aku memegang kemaluannya yang mengeras. Apa yang dia pikirkan, dasar artis mesum!
Dengan cepat kuberskan perlengkapanku dan meninggalkan Tiar dengan Clara.

"Permisi. Maaf atas kejadian tadi" kataku sinis. Tak kalah sinis dengan tatapan Clara.

"Kau pasti menggunakan kesempatan dalam kesempitan!! " geram Clara.

Lesempatan pala lo peyang, dah ga virgin nih tanganku!!

***

PersembunyianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang